TUBAN – Angkutan Pelajar dipastikan akan kembali dilanjutkan akhir semester ini. Program yang menyediakan kendaraan umum gratis untuk pelajar itu diperkirakan kembali beroperasi pertengahan Oktober.
Dinas Lingkungan Hidup dan Perhubungan (DLHP) Tuban menargetkan penambahan armada dari semula 41 kendaraan menjadi 43 kendaraan dengan penambahan rute Jenu–Tuban.
Kepala Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan DLHP Tuban Imam Isdarmawan mengatakan, Angkutan Pelajar ditargetkan kembali beroperasi 11 Oktober hingga 21 Desember.
Disampaikan Imam, mengacu kalender pendidikan, sekolah sudah memasuki libur akhir tahun pada 22 Desember. Sehingga operasional Angkutan Pelajar diproyeksikan hanya sekitar dua bulan.
“Kami tambah dua armada menjadi 43 kendaraan, namun dengan anggaran yang sama dengan sebelumnya (awal tahun 2023),” tutur dia, Selasa (27/9/2023).
Meskipun tambah armada, pejabat lulusan Sekolah Tinggi Transportasi Darat (STTD) Bekasi ini mengatkaan bahwa tidak ada kenaikan anggaran dari pelaksanaan sebelumnya.
Dalam pelaksanaan program Angkutan Pelajar yang diproyeksikan bulan depan tersebut, Pemkab Tuban menggelontorkan anggaran sekitar Rp 483,8 juta.
Anggaran tersebut diyakini cukup untuk operasional 43 armada selama dua bulan.
“Untuk mekanisme masih sama menggunakan sistem lelang melalui LPSE,” ungkapnya.
Pejabat kelahiran Semarang ini menjelaskan, tambahan armada itu rencananya untuk memfasilitasi permintaan dari pelajar disabilitas di Kecamatan Jenu yang menempuh pendidikan di Tuban.
Imam mengatakan program moda transportasi gratis tersebut terus dilanjutkan guna mengurangi mobilitas kendaraan bak terbuka yang selama ini mengangkut pelajar dengan cara tidak aman.
“Juga untuk membantu teman-teman pelajar disabilitas untuk sekolah agar mudah aksesnya,” harapannya.
Sebagaimana diketahui, program Angkutan Pelajar Gratis periode kedua telah direalisasikan awal Maret lalu. Sumber anggarannya APBD 2023 sejumlah Rp Rp 483, 5 juta.
Total kendaraan yang digunakan saat awal tahun tersebut sebanyak 41 unit mobil penumpang umum (MPU) dan angkutan kota (angkot) disediakan.
Puluhan armada itu beroperasi di 14 rute dalam kota dan antarkecamatan tanpa menarik biaya kepada si pelajar yang menumpang. (yud/tok)