Radartuban.jawapos.com – Sekolah kedua yang menjadi tujuan lawatan program Jawa Pos Radar Tuban Mengajar kemarin (30/1) adalah SMPN 1 Tuban. Dengan pemateri tim redaksi Jawa Pos Radar Tuban, lembaga pendidikan di Jalan RM Suryo tersebut menjadwalkan diklat jurnalistik selama dua hari. Dimulai kemarin dengan tema Cara Asyik Belajar Jurnalistik. Dan, dilanjutkan Selasa (31/1) hari ini dengan tema Kreativitas Membangun Pondasi Data untuk Pengem bangan Digital.
Pada hari pertama, materi jurnalistik disampaikan Yudha Satria Aditama. Kupasannya, cara wawancara, pengolahan data, dan penya jian berita. Sekitar 40 siswa dari ekstrakurikuler jurnalistik Mozais dan pengurus OSIS mengikuti kegiatan tersebut dengan antusias.
Sebagian besar mereka menanyakan cara mencari ide untuk bahan berita dan mengolahnya menjadi bacaan yang menarik untuk diterbitkan dalam majalah sekolah.
Pada hari kedua pematerinya Manager Digital Jawa Pos Radar Tuban Amin Fauzie. Amin, sapaannya, membedah dunia digital meliputi website, media sosial, dan podcast.
Kepala SMPN 1 Tuban Umirindiyah mengatakan, menulis adalah skill penting yang harus dimiliki pelajar. Menulis juga diperlukan sebagai modal generasi muda kelak setelah mereka menjadi seorang pemimpin.
Umi, sapaan akrabnya, meyakini semua pemimpin hebat pasti memiliki kemampuan menulis dan berbicara yang baik.
‘’Jurnalistik adalah modal penting generasi muda untuk mengenali tulisan yang benar dan yang palsu (hoax),’’ tegas dia kepada peserta diklat.
Mantan kepala SMPN 1 Palang itu mengatakan, selain media cetak, ilmu yang penting diajarkan kepada siswa adalah pengetahuan literasi digital.
‘’Kemampuan menulis dibutuhkan sampai kapanpun, karena setiap orang akan mati, tapi karyanya tetap abadi,’’ tegasnya.
Program Jawa Pos Radar Tuban Mengajar yang baru dirilis pekan ini langsung disambut antusias banyak sekolah di Bumi Ronggolawe.
Tawaran untuk menghadirkan jurnalis profesional dari media yang menjadi opinion dan market leader di Tuban itu terus berda tangan dari lembaga pendi dikan jenjang sekolah dasar (SD) hingga perguruan tinggi.
Hingga kemarin (30/1) sudah 15 lembaga pendidikan yang mendaftarkan diri. (yud/ds)