Radartuban.jawapos.com – Setelah molor cukup lama, lelang proyek lanjutan jalan lingkar selatan (JLS) mendapatkan pemenang. Mengacu informasi yang ditampilkan laman Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kemeterian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (Kemen PUPR), lelang proyek senilai Rp 137,5 miliar tersebut dimenangkan oleh PT Fajar Mina Abadi. Dari 22 peserta lelang, perusahaan konstruksi asal Pekanbaru, Riau ini dinilai paling realistik. Penawaran yang diajukan Rp 103,6 miliar.

Berdasarkan urutan penawaran lelang, rekanan luar Jawa ini menempati posisi nomor dua penawar terendah. Penawar terendah pertama adalah PT Duta Mas Indah dengan nilai penawarannya Rp 102,4 miliar. Namun, perusahaan asal Semarang, Jawa Tengah ini didiskualifikasi sebab personel manajerial yang ditawarkan sama dengan personel manajerial yang ditawarkan oleh rekanan peserta lelang lain.

Baca Juga :  Dua Tahun 29 Laka di Jalan Lingkar Selatan (JLS) Tuban

Dikonfirmasi Jawa Pos Radar Tuban, Pejabat Pembuat Kebijakan (PPK) Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah IV Jawa Timur (Tuban—Sadang—Lohgung) Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Wilayah 8 Surabaya Setiono membenarkan informasi yang dipaparkan dalam laman resmi kementerian pimpinan Basuki Hadi Muljono tersebut. ‘’Setelah ini memasuki tahap tanda tangan kontrak,’’ terangnya.

Dia memperkirakan, proses tanda tangan kontrak akan dilangsungkan pada bulan ini, sebagaimana jadwal di laman LPSE Kemen PUPR, yakni 12 Desember 2022. Dengan begitu, multi years contract penuntasan JLS ini bisa segera dimulai. Megaproyek dengan kontrak tahun jamak ini dikerjakan secara berkelanjutan dari 2022—2024 menggunakan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).

Sebagai tahap awal, tahun ini adalah penuntasan proses lelang. Untuk tahapan pembangunan konstruksi, dipastikan baru dimulai 2023 mendatang. Begitu tanda tangan kontrak nanti dirampungkan, rekanan pemenang diagendakan lebih dulu melakukan cek lokasi untuk menentukan berbagai mekanisme dan teknis pengerjaan proyek JLS.  Semisal pengukuran lahan proyek, penentuan tempat logistic proyek, mencari tempat berkantor, hingga mencari mess bagi para pekerja.

Baca Juga :  Cepat dan Efektif Tangani Banjir, Prioritas Mas Bupati di Tahun Pertama

Untuk diketahui, saat ini ruas JLS belum dibangun adalah ruas sisi utara sepanjang 6 km. Membujur dari Desa Prunggahan Kulon, Kecamatan Semanding (persisnya di dekat Masjid An-Nuur) hingga perempatan SMPN 4 Tuban. Syahdan, sebab disambungkannya JLS dengan jalan nasional Tuban—Semarang, ruas JLS belum tergarap bertambah 3 km (dua sisi yakni barat dan timur). Sambungan antara JLS dengan jalur pantura tersebut tak lain Jalan Soekarno—Hatta yang akan dirombak. (sab/tok)