Dua hari terakhir ini banjir mulai surut, para petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tuban turut membantu membersihkan sisa-sisa lumpur yang sempat menggenang.
Sedangkan, pembangunan tanggul di Desa Kanorejo, yang satu kecamatan dan bersebelahan dengan Desa Ngadirejo, hingga kini belum dilanjutkan. Padahal, hampir setiap tahun desa ini menjadi langganan luapan Bengawan Solo.
Pantauan Jawa Pos Radar Tuban kemarin sore, volume air di anak-anak sungai Bengawan Solo dan irigasi persawahan terus meninggi, dan perlahan menggenangi lahan pertanian dan ruas-ruas jalan di sepanjang bantaran Bengawan Solo.
Warga di bantaran sungai Bengawan Solo di Kecamatan Soko, Rengel, Plumpang, dan Widang yang sebagian rumahnya terendam bah akhirnya bisa bernapas lega. Itu menyusul tinggi muka air (TMA) di wilayah hilir menurun hingga level di bawah siaga hijau.
Hingga kemarin (19/2), banjir luapan sungai terpanjang di Pulau Jawa itu masih merendam ratusan hektare lahan pertanian dengan ketinggian antara 30-100 sentimeter.
Wilayah hulu Bengawan Solo di Jawa Tengah (Jateng) terus diguyur hujan lebat dengan intensitas tinggi selama beberapa waktu terakhir. Waduk Gajah Mungkur di Wonogiri, Jateng pun volumenya penuh. Pintunya terpaksa dibuka. Akibatkan Bengawan Solo meluap.
Tanggul di sepanjang bantaran Sungai Bengawan Solo yang melintas di wilayah Tuban diprediksi masih aman. Sejauh ini belum ada laporan perihal kondisi tanggul rawan longsor. Karena itu, belum ada rencana susur sungai yang dilakukan badan penanggulangan bencana daerah (BPBD).