Dua hari terakhir ini banjir mulai surut, para petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tuban turut membantu membersihkan sisa-sisa lumpur yang sempat menggenang.
Banjir di sejumlah kecamatan yang dipicu intensitas hujan tinggi dalam dua pekan terakhir menjadi perhatian serius Bupati Aditya Halindra Faridzky. Dalam sepekan ini, sudah dua kali turun langsung—meninjau lokasi dan titik-titik penyebab banjir.
Meski pernah diperbaiki dan rutin dibersihkan, drainase di Jalan WR Supratman kembali tidak berfungsi maksimal. Siang kemarin (24/10), sisi ruas selatan jalan tersebut berubah bak sungai usai hujan deras mengguyur sekitar setengah jam. Banjir dadakan dengan tinggi rata-rata 40 centimeter itu dipicu tidak optimalnya fungsi drainase di kanan—kiri pada ruas jalan
Hujan lebat yang mengguyur wilayah Tuban beberapa hari terakhir telah membawa dampak kerugian materill bagi masyarakat. Khususnya di Desa Kapu, Kecamatan Merakurak dan Desa Sumurgung, Kecamatan Tuban. Dua desa di pinggiran kota ini rutin menjadi langganan banjir.
Banjir adalah persoalan yang rumit. Menanganinya tidak hanya sekadar menjalankan program. Dibutuhkan langkah taktis dan efektif. Peran itulah yang dijalankan Mas Lindra sejak pertama menjabat sebagai bupati.
Puluhan rumah di bibir pantai Desa Sugihwaras, Kecamatan Jenu sejak tiga hari terakhir terendam banjir rob. Saking tingginya air laut yang naik ke daratan, tanggul pantai di desa setempat pun tak mampu menahannya.