‘’Luar biasa, banyak umat yang masih mau datang. Kita tidak membedakan agama apa yang mau ke sini. Terserah,’’ ujar Soedomo Mergonoto, salah satu dari tiga pengelola kelenteng terbesar se-Asia Tenggara tersebut.
Kedatangan dua kiem sin atau patung dewa dari kelenteng di Semarang dan Gudo, Jombang, tidak hanya diharapkan menyemarakkan peringatan ulang tahun dewa utama yang disembah (TITD) Kwan Sing Bio Tuban pada tahun ini, namun juga menambah kesakralan.
Pergantian tahun baru Imlek sangat bermakna bagi warga Tionghoa. Mereka yang tinggal di luar kota menyempatkan pulang kampung untuk berkunjung ke rumah-rumah kerabatnya.