Hingga saat ini perbaikan Jembatan Glendeng belum selesai. Sebagian besar pengendara roda dua yang hendak ke Bojonegoro maupun sebaliknya—ke Tuban mengandalkan perahu penyeberangan.
Proyek perbaikan Jembatan Glendeng belum juga dimulai. Berapa selisih atau efisiensi anggaran dari nilai pagu dengan nilai kontrak atau harga perkiraan sendiri (HPS) yang ditawar kontraktor juga belum diketahui. Namun, Pemkab Tuban sudah bisa “menghemat” anggaran negara Rp 10 miliar lebih.
Tahun anggaran 2023 sudah berjalan hampir lima bulan. Namun, hingga saat ini proyek konstruksi rehabilitasi Jembatan Glendeng belum juga dilelangkan. Ada kemungkinan, pengerjaan proyek senilai Rp 33 miliar itu bakal molor melebihi tahun anggaran 2023.
Pemkab Tuban tampaknya tidak ingin tergesa-gesa merealisasikan perbaikan Jembatan Glendeng. Alasannya, puncak musim penghujan masih berlangsung. Sehingga dikhawatirkan mengganggu pekerjaan konstruksi jika dikerjakan dalam waktu dekat.
Meski aset kepemilikan Jembatan Glendeng belum resmi milik Kabupaten Tuban, hal tersebut bukan jadi penghalang bagi pemkab setempat untuk memperbaiki jembatan tersebut tahun ini.
hasil pertemuan yang difasilitasi Pemprov Jatim dan Dinas Pekerjaan Umum dan Bina Marga Jatim, disepakati aset Jembatan Glendeng diserahkan kepada Tuban.
Proyek perbaikan Jembatan Glendeng pada 2021 diduga bermasalah. Setelah melakukan audit keuangan pada Januari 2022, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menemukan dugaan mark up sebesar Rp 94 juta pada proyek jembatan yang mulai dikerjakan Agustus dan rampung Desember 2021 tersebut.
Setelah ditutup total sejak Sabtu (21/5), akhirnya Jembatan Glendeng bisa dilintasi lagi mulai Senin (11/7) hari ini. Kendati dikhususkan untuk kendaraan roda dua saja, pembukaan akses tersebut patut disyukuri.
Keresahan masyarakat dalam menghadapi persoalan Jembatan Glendeng kian bertambah. Itu menyusul pengelasan pagar besi di sisi selatan atau wilayah Bojonegoro.