28.9 C
Tuban
Friday, 22 November 2024
spot_img
spot_img

Sungai Bawah Tanah di Tuban Sulit Jadi Lokasi Wisata, Ini Alasannya

spot_img

RADAR TUBANSungai bawah tanah menyerupai lubang gua di Dusun Mbok Gede, Desa Jadi, Kecamatan Semanding, yang ditemukan oleh salah satu penambang batu kumbung, sepertinya sulit untuk dijadikan tempat wisata.

Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga, serta Pariwisata (Disbudporapar) Tuban M. Emawan Putra menyampaikan, penetapan lokasi wisata bisa dilakukan oleh masyarakat, pemerintah desa, atau pemerintah kabupaten. Namun, tidak semua usulan wisata bisa diterima jika sejumlah persyaratan tidak terpenuhi.

“Terpenting, faktor keselamatan harus dipenuhi dulu. Untuk persyaratan lain bisa menyesuaikan situasi dan kondisi,” kata dia ketika dikonfirmasi Jawa Pos Radar Tuban.

Pejabat yang akrab disapa Wawan ini mengatakan, faktor keamanan sungai bawah tanah di Dusun Mbok Gede itu perlu dikaji lebih dalam. Jika dengan kondisi apa adanya seperti sekarang ini, lokasi tersebut sulit dijadikan tempat wisata. Itu karena lokasinya di bawah tebing sedalam 40 meter. Apalagi lokasinya di bawah penambangan yang rawan runtuh sewaktu-waktu.

Baca Juga :  Kunjungan Wisata Religi Masih Menguasai Selama Tiga Tahun Terakhir

“Kalau tiba-tiba jadi lokasi wisata dan terjadi hal buruk seperti tanah yang ambruk bagaimana?” katanya.

Mantan inspektur wilayah IV Inspektorat Tuban ini melanjutkan, pada 2018 dan 2021 lalu, di lokasi yang sama juga pernah ditemukan sungai bawah tanah menyerupai goa. Namun, dengan alasan yang sama, temuan itu juga tidak bisa dijadikan lokasi wisata hingga saat ini. Selain keamanan, status kepemilikan lahan dan kemampuan pengelolaan lokasi wisata juga menjadi persyaratan yang harus dipikirkan.

“Harus dipastikan dulu lahan itu milik siapa. Lalu jika diputuskan jadi wisata, yang mengelola desa atau Pokdarwis,” terang pejabat lulusan Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jawa Timur itu.

Baca Juga :  Pemerintah Siap Kawal Konservasi Sungai Bawah Tanah yang Ditemukan di Tuban

Dia lebih lanjut menyampaikan, lokasi wisata tidak cukup hanya mengandalkan keindahan alam. Lebih dari itu, keamanan pengelola atau pengunjung juga harus menjadi perhatian utama. Bagaimana dengan akses lokasi jalan? Wawan mengungkapkan akses lokasi bisa disiasati dengan menjalankan jasa sewa angkutan.

“Akses lokasi bisa disiasati dengan menyewakan angkutan seperti Jeep di Bromo,” ungkapnya. (yud/tok)

—————————————————————-

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Jawa Pos Radar Tuban, silakan bergabung di Grup Telegram “Radar Tuban”. Caranya klik link join telegramradartuban. Sebelumnya, pastikan Anda sudah menginstal aplikasi Telegram di ponsel.

RADAR TUBANSungai bawah tanah menyerupai lubang gua di Dusun Mbok Gede, Desa Jadi, Kecamatan Semanding, yang ditemukan oleh salah satu penambang batu kumbung, sepertinya sulit untuk dijadikan tempat wisata.

Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga, serta Pariwisata (Disbudporapar) Tuban M. Emawan Putra menyampaikan, penetapan lokasi wisata bisa dilakukan oleh masyarakat, pemerintah desa, atau pemerintah kabupaten. Namun, tidak semua usulan wisata bisa diterima jika sejumlah persyaratan tidak terpenuhi.

“Terpenting, faktor keselamatan harus dipenuhi dulu. Untuk persyaratan lain bisa menyesuaikan situasi dan kondisi,” kata dia ketika dikonfirmasi Jawa Pos Radar Tuban.

Pejabat yang akrab disapa Wawan ini mengatakan, faktor keamanan sungai bawah tanah di Dusun Mbok Gede itu perlu dikaji lebih dalam. Jika dengan kondisi apa adanya seperti sekarang ini, lokasi tersebut sulit dijadikan tempat wisata. Itu karena lokasinya di bawah tebing sedalam 40 meter. Apalagi lokasinya di bawah penambangan yang rawan runtuh sewaktu-waktu.

Baca Juga :  Pantas Lokasi Wisata Tuban Diserbu Pembuatan Video Klip. Ini Alasannya (Baca)

“Kalau tiba-tiba jadi lokasi wisata dan terjadi hal buruk seperti tanah yang ambruk bagaimana?” katanya.

- Advertisement -

Mantan inspektur wilayah IV Inspektorat Tuban ini melanjutkan, pada 2018 dan 2021 lalu, di lokasi yang sama juga pernah ditemukan sungai bawah tanah menyerupai goa. Namun, dengan alasan yang sama, temuan itu juga tidak bisa dijadikan lokasi wisata hingga saat ini. Selain keamanan, status kepemilikan lahan dan kemampuan pengelolaan lokasi wisata juga menjadi persyaratan yang harus dipikirkan.

“Harus dipastikan dulu lahan itu milik siapa. Lalu jika diputuskan jadi wisata, yang mengelola desa atau Pokdarwis,” terang pejabat lulusan Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jawa Timur itu.

Baca Juga :  Nonton Pameran Ikan Hias dan Predator di Jatim Park 3

Dia lebih lanjut menyampaikan, lokasi wisata tidak cukup hanya mengandalkan keindahan alam. Lebih dari itu, keamanan pengelola atau pengunjung juga harus menjadi perhatian utama. Bagaimana dengan akses lokasi jalan? Wawan mengungkapkan akses lokasi bisa disiasati dengan menjalankan jasa sewa angkutan.

“Akses lokasi bisa disiasati dengan menyewakan angkutan seperti Jeep di Bromo,” ungkapnya. (yud/tok)

—————————————————————-

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Jawa Pos Radar Tuban, silakan bergabung di Grup Telegram “Radar Tuban”. Caranya klik link join telegramradartuban. Sebelumnya, pastikan Anda sudah menginstal aplikasi Telegram di ponsel.

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img

Terpopuler

spot_img

Artikel Terbaru

spot_img
spot_img