27.6 C
Tuban
Saturday, 23 November 2024
spot_img
spot_img

Jumlah Tentara Rusia Tewas di Ukraina Lebihi Korban Tewas 16 Perang

spot_img

Radartuban.jawapos.com – Centre for Strategic and International Studies (CSIS) di Washington, AS menyatakan jumlah tentara Rusia yang tewas dalam satu tahun perang di Ukraina melebihi total 16 aksi militer Rusia dan Uni Soviet sejak Perang Dunia Kedua.

Menurut lembaga pemikiran itu, angka korban tewas dari pasukan Rusia setiap bulan pada tahun pertama invasi mereka di Ukraina 25 kali lebih banyak dibandingkan perang Rusia-Chechnya yang berlangsung dua periode dan 35 kali lebih tinggi dibandingkan perang Uni Soviet-Afghanistan selama 10 tahun.

Korban tewas di pihak Rusia lima kali lebih banyak dibandingkan dengan musuhnya, Ukraina, yang totalnya mencapai 70.000 serdadu, kata CSIS seperti dikutip Daily Mail pada Jumat.

Baca Juga :  Ombudsman Ukraina: 461 Anak Terbunuh Sejak Perang dengan Rusia

Dalam dua kali perang melawan Chechnya selama 15 tahun, Rusia kehilangan 13 ribu sampai 25 ribu tentara, sehingga jumlah tentara Rusia yang tewas dalam setahun perang di Ukraina lima kali lebih banyak dibandingkan tentara Rusia yang tewas dalam 15 tahun perang Rusia-Chechnya.

Di antara tentara Rusia yang menjadi korban tewas pertama dalam invasi ke Ukraina itu berasal dari resimen-resimen pasukan elite mereka.

Sementara itu, menurut laporan The Guardian dalam lamannya pada Jumat, pasukan Ukraina masih bertahan di Bakhmut sekalipun kota di Ukraina timur itu, yang dianggap strategis oleh Rusia dan Ukraina, sudah dikepung dari sisi selatan, utara dan timurnya.

Ukraina kini dengan sekuat tenaga mempertahankan kota itu sekalipun sudah kehilangan begitu banyak tentara di sana. The Guardian melaporkan bahwa di medan perang ini, 100 sampai 200 tentara kedua belah pihak tewas atau terluka setiap hari.

Baca Juga :  Tiongkok Blak-blakan Buka Data Covid, 60 Ribu Orang Meninggal

Pilihan Ukraina itu diambil karena alasan politis, ketimbang militer. Asumsi ini bahkan diutarakan oleh serdadu Ukraina sendiri yang bertempur di Bakhmut.

“Menurut saya, alasannya politis,” kata Andriy, wakil komandan distrik Donetsk yang bertempur di Bakhmut, tanpa disebutkan nama belakangnya oleh The Guardian.

“Posisi (kami) sudah siap untuk mundur. Alasan mereka (tentara Ukraina) masih di sana adalah lebih karena politik,” kata Andriy. (*)

Sumber: ANTARA

Radartuban.jawapos.com – Centre for Strategic and International Studies (CSIS) di Washington, AS menyatakan jumlah tentara Rusia yang tewas dalam satu tahun perang di Ukraina melebihi total 16 aksi militer Rusia dan Uni Soviet sejak Perang Dunia Kedua.

Menurut lembaga pemikiran itu, angka korban tewas dari pasukan Rusia setiap bulan pada tahun pertama invasi mereka di Ukraina 25 kali lebih banyak dibandingkan perang Rusia-Chechnya yang berlangsung dua periode dan 35 kali lebih tinggi dibandingkan perang Uni Soviet-Afghanistan selama 10 tahun.

Korban tewas di pihak Rusia lima kali lebih banyak dibandingkan dengan musuhnya, Ukraina, yang totalnya mencapai 70.000 serdadu, kata CSIS seperti dikutip Daily Mail pada Jumat.

Baca Juga :  Wisata Kuil Zenkoji Jepang, Berburu Kunci Menuju Surga

Dalam dua kali perang melawan Chechnya selama 15 tahun, Rusia kehilangan 13 ribu sampai 25 ribu tentara, sehingga jumlah tentara Rusia yang tewas dalam setahun perang di Ukraina lima kali lebih banyak dibandingkan tentara Rusia yang tewas dalam 15 tahun perang Rusia-Chechnya.

Di antara tentara Rusia yang menjadi korban tewas pertama dalam invasi ke Ukraina itu berasal dari resimen-resimen pasukan elite mereka.

- Advertisement -

Sementara itu, menurut laporan The Guardian dalam lamannya pada Jumat, pasukan Ukraina masih bertahan di Bakhmut sekalipun kota di Ukraina timur itu, yang dianggap strategis oleh Rusia dan Ukraina, sudah dikepung dari sisi selatan, utara dan timurnya.

Ukraina kini dengan sekuat tenaga mempertahankan kota itu sekalipun sudah kehilangan begitu banyak tentara di sana. The Guardian melaporkan bahwa di medan perang ini, 100 sampai 200 tentara kedua belah pihak tewas atau terluka setiap hari.

Baca Juga :  Apa dan Mengapa Gempa Bumi Turki

Pilihan Ukraina itu diambil karena alasan politis, ketimbang militer. Asumsi ini bahkan diutarakan oleh serdadu Ukraina sendiri yang bertempur di Bakhmut.

“Menurut saya, alasannya politis,” kata Andriy, wakil komandan distrik Donetsk yang bertempur di Bakhmut, tanpa disebutkan nama belakangnya oleh The Guardian.

“Posisi (kami) sudah siap untuk mundur. Alasan mereka (tentara Ukraina) masih di sana adalah lebih karena politik,” kata Andriy. (*)

Sumber: ANTARA

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img

Terpopuler

spot_img

Artikel Terbaru

spot_img
spot_img