28.1 C
Tuban
Saturday, 23 November 2024
spot_img
spot_img

Penyaluran Beras BPNTD Tahun Ini Mundur Dua Bulan, Ini Pemicunya

spot_img

TUBAN, Radar Tuban – Pencairan Bantuan Pangan Non Tunai Daerah (BPNTD) tahun ini bakal terlambat. Pemicunya, lelang belanja beras bantuan sosial (bansos) yang bersumber dari dana anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) tersebut baru dilaksanakan kemarin (10/2) pukul 15.00. Pada 2021, lelang digelar Januari dan Februari. Dengan demikian, dropping beras bisa berlangsung Februari.

Mengacu laman Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Tuban, harga perkiraan sendiri (HPS) BPNTD Tuban sebesar Rp 5.835.720.000. HPS tersebut sangat mungkin turun dalam lelang nanti.

Lelang bahan pangan tersebut cukup menarik banyak peserta. Terbukti, belum genap 24 jam sejak dibuka kemarin pukul 12.50, sudah 20 peserta lelang yang mengajukan penawaran.

Dikonfirmasi Jawa Pos Radar Tuban, Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pemberdayaan Masyarakat Desa (Dinsos P3A PMD) Tuban, Eko Julianto mengatakan, baru dilelangnya belanja beras bansos daerah pada bulan ini karena terkendala perubahan nomenklatur institusinya. Dia memerkirakan lelang paling cepat selesai pada akhir Februari.

Baca Juga :  Jembatan DAM Seng Diperbaiki Total, Melalui Jembatan Bambu Ini Jika Hendak ke Senori

Dengan mundurnya lelang sekitar sebulan, kata dia, pencairan bansos juga mundur satu bulan. ”Paling tidak, dropping beras baru bisa dilakukan Maret,” ujarnya.

Dropping beras tahap pertama yang diperkirakan pada Maret tersebut, terang Eko, untuk jatah Januari–Februari. Untuk jatah bulan berikutnya, Maret–April diberikan pada April. Kemudian pencairan Mei dan bulan berikut rutin setiap bulan.

Berapa penerima BPNTD di Tuban? Mantan camat Senori ini memaparkan, jumlahnya 4.421 keluarga penerima manfaat (KPM). Mereka adalah KPM yang belum menerima bantuan sosial (bansos) apa pun dari pemerintah pusat, provinsi, maupun desa.

Untuk menentukan KPM, dinsos harus melakukan verifikasi data yang diajukan pemerintah desa ke institusinya. Sebelum diputuskan dan menjadi acuan, KPM yang diajukan diverifikasi ulang pada 2021.

Baca Juga :  624 PPPK di Tuban Terima SK Pengangkatan, Mas Lindra: Jalankan Tugas Penuh Dedikasi

‘’Nanti pengambilannya tidak seperti BPNT pusat, pengambilannya nanti langsung di balai desa,’’ tegas mantan kabag kesra setda setempat itu.

Lebih lanjut Eko mengatakan, bansos yang diberikan nanti berupa beras 10 kilogram (kg) dengan asumsi harga per kg Rp 11 ribu.

”Jadi satu karung 10 kg dihargai Rp 110 ribu. Itu untuk pemberian selama 12 bulan,’’ ujarnya.

Perlu diketahui, BPNTD kali pertama dilaksanakan pada 2019. Awalnya, bansos tersebut hanya menyasar duafa pada lima kecamatan. Setahun kemudian (2020), penerimanya meluas pada 20 kecamatan. (fud/ds)

TUBAN, Radar Tuban – Pencairan Bantuan Pangan Non Tunai Daerah (BPNTD) tahun ini bakal terlambat. Pemicunya, lelang belanja beras bantuan sosial (bansos) yang bersumber dari dana anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) tersebut baru dilaksanakan kemarin (10/2) pukul 15.00. Pada 2021, lelang digelar Januari dan Februari. Dengan demikian, dropping beras bisa berlangsung Februari.

Mengacu laman Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Tuban, harga perkiraan sendiri (HPS) BPNTD Tuban sebesar Rp 5.835.720.000. HPS tersebut sangat mungkin turun dalam lelang nanti.

Lelang bahan pangan tersebut cukup menarik banyak peserta. Terbukti, belum genap 24 jam sejak dibuka kemarin pukul 12.50, sudah 20 peserta lelang yang mengajukan penawaran.

Dikonfirmasi Jawa Pos Radar Tuban, Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pemberdayaan Masyarakat Desa (Dinsos P3A PMD) Tuban, Eko Julianto mengatakan, baru dilelangnya belanja beras bansos daerah pada bulan ini karena terkendala perubahan nomenklatur institusinya. Dia memerkirakan lelang paling cepat selesai pada akhir Februari.

Baca Juga :  Di Tuban, Ada 75 Calon Jemaah Haji yang Meninggal dalam Antrean Panjangnya Tahun Ini

Dengan mundurnya lelang sekitar sebulan, kata dia, pencairan bansos juga mundur satu bulan. ”Paling tidak, dropping beras baru bisa dilakukan Maret,” ujarnya.

- Advertisement -

Dropping beras tahap pertama yang diperkirakan pada Maret tersebut, terang Eko, untuk jatah Januari–Februari. Untuk jatah bulan berikutnya, Maret–April diberikan pada April. Kemudian pencairan Mei dan bulan berikut rutin setiap bulan.

Berapa penerima BPNTD di Tuban? Mantan camat Senori ini memaparkan, jumlahnya 4.421 keluarga penerima manfaat (KPM). Mereka adalah KPM yang belum menerima bantuan sosial (bansos) apa pun dari pemerintah pusat, provinsi, maupun desa.

Untuk menentukan KPM, dinsos harus melakukan verifikasi data yang diajukan pemerintah desa ke institusinya. Sebelum diputuskan dan menjadi acuan, KPM yang diajukan diverifikasi ulang pada 2021.

Baca Juga :  Pertama di Jatim, Pemkab Tuban Launching Klinik Hoaks. Sarana Memfilter Berita Bohong

‘’Nanti pengambilannya tidak seperti BPNT pusat, pengambilannya nanti langsung di balai desa,’’ tegas mantan kabag kesra setda setempat itu.

Lebih lanjut Eko mengatakan, bansos yang diberikan nanti berupa beras 10 kilogram (kg) dengan asumsi harga per kg Rp 11 ribu.

”Jadi satu karung 10 kg dihargai Rp 110 ribu. Itu untuk pemberian selama 12 bulan,’’ ujarnya.

Perlu diketahui, BPNTD kali pertama dilaksanakan pada 2019. Awalnya, bansos tersebut hanya menyasar duafa pada lima kecamatan. Setahun kemudian (2020), penerimanya meluas pada 20 kecamatan. (fud/ds)

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img

Terpopuler

spot_img

Artikel Terbaru

spot_img
spot_img