27.9 C
Tuban
Saturday, 23 November 2024
spot_img
spot_img

Pemprov Jatim Gelar Operasi Pasar di Tuban, Gubernur Khofifah Akui Harga Beras Mahal

spot_img

TUBAN – Krisis pangan global yang diprediksi sejak dua bulan lalu mulai dirasakan dampaknya di Indonesia, tanpa terkecuali di Jawa Timur.

Dalam kunjungannya ke Tuban Senin (2/10/2023), Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengingatkan bahwa krisis pangan telah terjadi karena dampak cuaca panas ekstrem dan kemarau panjang yang terjadi hampir di seluruh dunia.

Orang nomor satu di Pemprov Jatim itu mengatakan, operasi pasar yang dia gelar di kompleks Pendapa Kridha Manunggal kemarin merupakan titik ke 22 yang digelar sebagai upaya ketahanan pangan. Dia mengakui harga beras medium dan beras premium saat ini cukup mahal.

“Harga beras di Jawa Timur masih terendah atau paling murah kedua di Pulau Jawa. Rata-rata harga beras di Indonesia sekarang sudah melebihi HET,” kata dia.

Baca Juga :  Masuk "Tetangga" Blok Cepu, Tahun Depan DBH Ratusan Miliar Mengucur ke Tuban

Meski kondisi global mengalami krisis pangan, mantan Menteri Sosial ini mengklaim Jawa Timur masih surplus beras 9,32 persen.

Mengapa dengan pasokan yang surplus tapi harganya masih mahal? Khofifah menjelaskan, bahwa harga kering giling dan harga kering panen dari petani sudah tinggi.

“Dari tempat penggilingan sudah di atas HET (harga eceran tertinggi). Mudah-mudahan nilai tambah ini dapat dinikmati para petani,” ungkapnya.

Selain itu, pasokan beras di Jawa Timur harus dikirim untuk Sulawesi Selatan, Riau, dan Bangka Belitung.

Khofifah mengatakan beras dari Jawa Timur didedikasikan untuk seluruh masyarakat di Indonesia. Dia menegaskan harus ada langkah komprehensif untuk ketahanan pangan secara nasional.

“Kami mengajak masyarakat bertani di lingkungan terdekat karena kita tahu krisis pangan sudah diwarning secara global,” jelas dia.

Baca Juga :  Ini Lowongan Perangkat Desa di Tuban yang Paling Banyak Dicari

Pejabat yang juga Ketua PP Muslimat itu mengatakan, krisis pangan global sudah menjadi perhatian Pemprov Jawa Timur.

Dia memastikan krisis pangan yang membuat lonjakan harga sembako itu bukan faktor politik.

“Krisis pangan itu karena kondisi cuaca global, tidak ada kaitan dengan tahun politik. Kita semua harus melakukan langkah mitigasi agar kekeringan bisa segera teratasi,” katanya. (yud/tok)

TUBAN – Krisis pangan global yang diprediksi sejak dua bulan lalu mulai dirasakan dampaknya di Indonesia, tanpa terkecuali di Jawa Timur.

Dalam kunjungannya ke Tuban Senin (2/10/2023), Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengingatkan bahwa krisis pangan telah terjadi karena dampak cuaca panas ekstrem dan kemarau panjang yang terjadi hampir di seluruh dunia.

Orang nomor satu di Pemprov Jatim itu mengatakan, operasi pasar yang dia gelar di kompleks Pendapa Kridha Manunggal kemarin merupakan titik ke 22 yang digelar sebagai upaya ketahanan pangan. Dia mengakui harga beras medium dan beras premium saat ini cukup mahal.

“Harga beras di Jawa Timur masih terendah atau paling murah kedua di Pulau Jawa. Rata-rata harga beras di Indonesia sekarang sudah melebihi HET,” kata dia.

Baca Juga :  Ini Lowongan Perangkat Desa di Tuban yang Paling Banyak Dicari

Meski kondisi global mengalami krisis pangan, mantan Menteri Sosial ini mengklaim Jawa Timur masih surplus beras 9,32 persen.

- Advertisement -

Mengapa dengan pasokan yang surplus tapi harganya masih mahal? Khofifah menjelaskan, bahwa harga kering giling dan harga kering panen dari petani sudah tinggi.

“Dari tempat penggilingan sudah di atas HET (harga eceran tertinggi). Mudah-mudahan nilai tambah ini dapat dinikmati para petani,” ungkapnya.

Selain itu, pasokan beras di Jawa Timur harus dikirim untuk Sulawesi Selatan, Riau, dan Bangka Belitung.

Khofifah mengatakan beras dari Jawa Timur didedikasikan untuk seluruh masyarakat di Indonesia. Dia menegaskan harus ada langkah komprehensif untuk ketahanan pangan secara nasional.

“Kami mengajak masyarakat bertani di lingkungan terdekat karena kita tahu krisis pangan sudah diwarning secara global,” jelas dia.

Baca Juga :  Target 30 Persen Vaksin Booster Sulit Tercapai

Pejabat yang juga Ketua PP Muslimat itu mengatakan, krisis pangan global sudah menjadi perhatian Pemprov Jawa Timur.

Dia memastikan krisis pangan yang membuat lonjakan harga sembako itu bukan faktor politik.

“Krisis pangan itu karena kondisi cuaca global, tidak ada kaitan dengan tahun politik. Kita semua harus melakukan langkah mitigasi agar kekeringan bisa segera teratasi,” katanya. (yud/tok)

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img

Terpopuler

spot_img

Artikel Terbaru

spot_img
spot_img