27.5 C
Tuban
Sunday, 24 November 2024
spot_img
spot_img

Dinkes P2KB: Menangkal Sebaran Aedes Aegypti Tidak Cukup Mengandalkan Fogging

spot_img

TUBAN, Radar Tuban – Sekretaris Dinkes P2KB Tuban Lulut Purwanto menyampaikan, sepanjang Januari lalu, total pasien DBD yang terdata di institusinya sebanyak 96 kasus. Dari angka tersebut, dua di antaranya meninggal dunia. Sementara bulan ini, terhitung sejak 1-21 Februari tercatat 34 kasus. Dari data yang masuk ke dinkes P2KB, belum ada pasien yang meninggal.

‘’Untuk laporan pasien meninggal baru Januari lalu,’’ terang mantan kasi kesehatan masyarakat (kesmas) dinkes itu.

Praktis, sepanjang dua bulan terakhir, menurut catatan dinkes P2KB, sudah tiga pasien DBD yang meninggal dunia. Bertambahnya jumlah pasien DBD yang meninggal dunia menjadi catatan serius bagi institusi tersebut. Karenanya, langkah-langkah taktis pun terus dilakukan. Termasuk kegiatan fogging, semakin masif dilakukan.

Baca Juga :  Tak Sengaja Beli Ponsel dengan IMEI Ilegal? Berikut 4 Cara untuk Registrasi IMEI

Namun, pejabat lulusan diploma IV gizi masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Indinesia (FKUI) ini menegaskan, kewaspadaan tinggi terhadap persebaran nyamuk Aedes aegypti ini tidak cukup hanya mengandalkan fogging.

Pejabat yang gemar berpantun ini menegaskan, pengasapan adalah langkah terakhir. Menurutnya, yang lebih diutamakan dalam pemberantasan sarang nyamuk (PSN) adalah pola hidup bersih melalui 3M plus. Yakni, menguras, menutup, mengubur, dan plus—menghindari gigitan nyamuk, tidur memakai kelambu, memakai obat nyamuk, menabur abate/ikan pemakan jentik nyamuk, dan menata baju gantungan, serta tetap memerhatikan pola hidup sehat.

‘’Ibaratnya, jangan sampai membersihkan lantai yang kotor, tapi malah lalai membenahi genting yang bocor. Paradigma sehat harus lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif. Tentu tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif,’’ tegas Lulut.

Baca Juga :  Kiat Memilih Makanan Manis untuk Buka Puasa. Desi : Masni Tak Berarti Gula

Paradigma tersebut sejalan dengan teori klasik HL Bloom, yang menyatakan bahwa derajat kesehatan masyarakat itu sangat dipengaruhi oleh perilaku sebanyak 35 persen dan lingkungan 45 persen. Karena itu, persenjataan utama dalam menangkal segala bentuk penyakit atau virus adalah pola hidup bersih dan sehat (PHBS). (tok/ds)

TUBAN, Radar Tuban – Sekretaris Dinkes P2KB Tuban Lulut Purwanto menyampaikan, sepanjang Januari lalu, total pasien DBD yang terdata di institusinya sebanyak 96 kasus. Dari angka tersebut, dua di antaranya meninggal dunia. Sementara bulan ini, terhitung sejak 1-21 Februari tercatat 34 kasus. Dari data yang masuk ke dinkes P2KB, belum ada pasien yang meninggal.

‘’Untuk laporan pasien meninggal baru Januari lalu,’’ terang mantan kasi kesehatan masyarakat (kesmas) dinkes itu.

Praktis, sepanjang dua bulan terakhir, menurut catatan dinkes P2KB, sudah tiga pasien DBD yang meninggal dunia. Bertambahnya jumlah pasien DBD yang meninggal dunia menjadi catatan serius bagi institusi tersebut. Karenanya, langkah-langkah taktis pun terus dilakukan. Termasuk kegiatan fogging, semakin masif dilakukan.

Baca Juga :  Kenali Faktor Risiko Gangguan Pendengaran pada Anak

Namun, pejabat lulusan diploma IV gizi masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Indinesia (FKUI) ini menegaskan, kewaspadaan tinggi terhadap persebaran nyamuk Aedes aegypti ini tidak cukup hanya mengandalkan fogging.

Pejabat yang gemar berpantun ini menegaskan, pengasapan adalah langkah terakhir. Menurutnya, yang lebih diutamakan dalam pemberantasan sarang nyamuk (PSN) adalah pola hidup bersih melalui 3M plus. Yakni, menguras, menutup, mengubur, dan plus—menghindari gigitan nyamuk, tidur memakai kelambu, memakai obat nyamuk, menabur abate/ikan pemakan jentik nyamuk, dan menata baju gantungan, serta tetap memerhatikan pola hidup sehat.

- Advertisement -

‘’Ibaratnya, jangan sampai membersihkan lantai yang kotor, tapi malah lalai membenahi genting yang bocor. Paradigma sehat harus lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif. Tentu tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif,’’ tegas Lulut.

Baca Juga :  LPG 12 Kg Oplosan Sudah Mulai Beredar di Aceh

Paradigma tersebut sejalan dengan teori klasik HL Bloom, yang menyatakan bahwa derajat kesehatan masyarakat itu sangat dipengaruhi oleh perilaku sebanyak 35 persen dan lingkungan 45 persen. Karena itu, persenjataan utama dalam menangkal segala bentuk penyakit atau virus adalah pola hidup bersih dan sehat (PHBS). (tok/ds)

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img

Terpopuler

spot_img

Artikel Terbaru

spot_img
spot_img