RADARBISNIS – Lonjakan liar saham PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE) yang tembus ribuan persen sepanjang 2025 ternyata mengarah pada satu nama kunci: Suganto Gunawan. Komisaris utama yang jarang tampil di media ini diam-diam mengendalikan CBRE melalui perusahaan investasinya, PT Omudas Investment.
Dilansir dari IDXChannel, sejak awal 2025, saham CBRE yang sebelumnya berkutat di kisaran harga Rp 20–Rp 60 per lembar mendadak melesat bak roket. Sebelum terkena suspensi, kenaikannya sempat mendekati 3.000 persen year to date.
Kini setelah kembali diperdagangkan lewat skema full-call auction, harga CBRE tetap liar : Jumat (26/9) sempat parkir di Rp 555 per saham (turun 9,76 persen), lalu Senin (29/9) balik melonjak 9,9 persen ke harga Rp 610 per lembar.
CBRE Akuisisi Kapal Raksasa Milik Hilong Shipping
Lonjakan itu bukan tanpa sebab. CBRE baru saja mengakuisisi kapal raksasa milik Hilong Shipping Holding Limited. Kapal sepanjang 161,93 meter dan selebar 46 meter ini mampu mengerek anjungan minyak lepas pantai sekaligus memasang pipa bawah laut—sinyal jelas CBRE ingin naik kelas ke proyek offshore berskala jumbo.
Namun, di balik hingar-bingar akuisisi kapal dan reli sahamnya, publik baru sadar siapa pengendalinya. Berdasarkan laporan registrasi efek per 31 Agustus 2025, PT Omudas Investment menguasai 2,77 miliar saham atau 61,13 persen CBRE. Omudas sendiri dimiliki Suganto Gunawan. Nama ini memang tercatat juga sebagai pemegang saham langsung, meski porsinya kecil, tetapi secara struktural dialah pengendali sejati CBRE.
Berikut daftar pemegang saham CBRE terbaru :
- PT Omudas Investment 2,77 miliar saham (61,13 persen)
- PT Republik Capital 513 juta saham (11,3 persen)
- Bes Trust Pte Ltd 342 juta saham (7,54 persen)
- Masyarakat non-warkat 909 juta saham (20,03 persen)
CBRE sendiri baru melantai di BEI pada 2023 dengan melepas 738 juta saham di harga Rp 108 per lembar, meraup Rp 79,7 miliar. Kala itu tak ada yang menduga sahamnya bakal jadi “pelari tercepat” bursa.
Kini investor ritel beramai-ramai memburu CBRE sambil bertanya-tanya: siapa di balik Omudas Investment? Jawabannya: Suganto Gunawan, pengusaha energi yang piawai bermain di balik layar. Dengan akuisisi kapal jumbo Hilong, CBRE berupaya menggenggam proyek lepas pantai dan luar negeri, sebuah langkah diversifikasi yang digadang-gadang jadi “mesin baru” pendapatan perseroan.
Masuk Papan Pemantauan Khusus
Namun, di tengah reli harga yang mencolok, CBRE juga masuk papan pemantauan khusus. BEI mewajibkan skema full-call auction demi mengendalikan volatilitas ekstrem. Artinya, risiko tetap tinggi meski narasi pertumbuhan terlihat seksi.
Suganto sendiri belum banyak bicara ke media soal strategi jangka panjangnya. Yang jelas, melalui Omudas, dia kini memegang kendali penuh. Pasar memandang langkah ini sebagai tanda CBRE tengah bertransformasi dari perusahaan angkutan laut biasa menjadi pemain energi proyek besar.
Investor pun kini dihadapkan pada pilihan: ikut Suganto Gunawan dan CBRE berlayar ke proyek offshore atau menunggu badai volatilitas reda lebih dulu. Yang pasti, “drama” saham CBRE belum selesai. (*)