30.8 C
Tuban
Saturday, 23 November 2024
spot_img
spot_img

Takbir Keliling Berpotensi Ditiadakan Lagi

spot_img

TUBAN, Radar Tuban – Ditiadakannya takbir keliling selama dua tahun berturut-turut, tahun ini berpotensi terulang. Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Tuban Abdul Munir menyampaikan, sampai hari ini perhelatan pawai takbir pada malam menjelang Idul Fitri tersebut belum jelas. Dia memastikan Kemenag pusat belum memberi petunjuk, baik berupa surat edaran maupun melalui media yang lain.

‘’Kemungkinan besar dilarang,’’  tegas Munir, panggilan akrabnya saat dihubungi Jawa Pos Radar Tuban kemarin (26/4).

Pria asal Bojonegoro ini menerangkan, pertimbangan larangan takbir keliling ditengarai karena pandemi Covid-19 belum lenyap dan masih membayangi Indonesia. Praktis, kegiatan-kegiatan yang memicu berkerumunnya massa dalam jumlah banyak berusaha dihindari. Munir menambahkan, meski petunjuk resmi belum turun, Kemenag Tuban lebih dulu mengambil langkah.

Baca Juga :  Dua Mobil Pemudik Tabrakan di Km 19-20 Tuban-Widang, Sebelas Terluka

‘’Kami sarankan takbir keliling ditiadakan dulu,’’ tuturnya.

Mantan kepala Kantor Kemenag Bojonegoro ini menjelaskan, takbir keliling merupakan kebudayaan yang baik. Namun, jika dipaksakan dalam kondisi tidak tepat, bisa berakibat tidak baik. Dia menuturkan, masyarakat yang ingin takbir keliling diminta untuk bersabar. Solusinya, mereka bisa menggelar kegiatan tersebut di rumah, masjid, dan musala di sekitar rumah.

Menurut Munir, bertakbir di rumah maupun di masjid—musala lebih dekat dengan esensinya. ‘’Bisa mencapai titik emosional yang kuat dengan Tuhan,’’ ujarnya.

Lebih lanjut Munir menyampaikan, takbir keliling tak ubahnya seperti seremoni yang merupakan bagian dari  ekspresi kegembiraan umat muslim menyambut Lebaran. Hal-hal yang seremonial, lanjut dia, tidak perlu dipaksakan. Cukup digelar ketika kondisinya mendukung saja. Dalam beberapa kasus, kata dia, banyak terjadi takbir keliling yang ‘’melenceng’’. Seperti takbir keliling pakai MP3. Membawa sound tumpuk-tumpuk. Di masjid maupun musala juga ada yang memakai MP3. ”Itu sangat disayangkan,’’ keluhnya.

Baca Juga :  Peduli Arsip, Nilai Tata Kearsipan Dispersip Naik Lima Tingkat

Warga Persaudaraan Setia Hati Terate ini mengatakan, takbir keliling dengan MP3 semakin menggerus esensi bertakbir. Seyogyanya, suara takbir keluar langsung dari mulut. Dengan demikian, seseorang betul-betul merasakan kedalaman takbir yang diucapkan. Dia mengimbau takbir dengan MP3 dihindari.

‘’Kalau tidak memungkinkan dan terpaksa, masih baik bertakbir pakai MP3. Daripada tidak ada suara takbir sama sekali,’’ pungkasnya. (sab/ds)

TUBAN, Radar Tuban – Ditiadakannya takbir keliling selama dua tahun berturut-turut, tahun ini berpotensi terulang. Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Tuban Abdul Munir menyampaikan, sampai hari ini perhelatan pawai takbir pada malam menjelang Idul Fitri tersebut belum jelas. Dia memastikan Kemenag pusat belum memberi petunjuk, baik berupa surat edaran maupun melalui media yang lain.

‘’Kemungkinan besar dilarang,’’  tegas Munir, panggilan akrabnya saat dihubungi Jawa Pos Radar Tuban kemarin (26/4).

Pria asal Bojonegoro ini menerangkan, pertimbangan larangan takbir keliling ditengarai karena pandemi Covid-19 belum lenyap dan masih membayangi Indonesia. Praktis, kegiatan-kegiatan yang memicu berkerumunnya massa dalam jumlah banyak berusaha dihindari. Munir menambahkan, meski petunjuk resmi belum turun, Kemenag Tuban lebih dulu mengambil langkah.

Baca Juga :  Dua Mobil Pemudik Tabrakan di Km 19-20 Tuban-Widang, Sebelas Terluka

‘’Kami sarankan takbir keliling ditiadakan dulu,’’ tuturnya.

Mantan kepala Kantor Kemenag Bojonegoro ini menjelaskan, takbir keliling merupakan kebudayaan yang baik. Namun, jika dipaksakan dalam kondisi tidak tepat, bisa berakibat tidak baik. Dia menuturkan, masyarakat yang ingin takbir keliling diminta untuk bersabar. Solusinya, mereka bisa menggelar kegiatan tersebut di rumah, masjid, dan musala di sekitar rumah.

- Advertisement -

Menurut Munir, bertakbir di rumah maupun di masjid—musala lebih dekat dengan esensinya. ‘’Bisa mencapai titik emosional yang kuat dengan Tuhan,’’ ujarnya.

Lebih lanjut Munir menyampaikan, takbir keliling tak ubahnya seperti seremoni yang merupakan bagian dari  ekspresi kegembiraan umat muslim menyambut Lebaran. Hal-hal yang seremonial, lanjut dia, tidak perlu dipaksakan. Cukup digelar ketika kondisinya mendukung saja. Dalam beberapa kasus, kata dia, banyak terjadi takbir keliling yang ‘’melenceng’’. Seperti takbir keliling pakai MP3. Membawa sound tumpuk-tumpuk. Di masjid maupun musala juga ada yang memakai MP3. ”Itu sangat disayangkan,’’ keluhnya.

Baca Juga :  Peduli Arsip, Nilai Tata Kearsipan Dispersip Naik Lima Tingkat

Warga Persaudaraan Setia Hati Terate ini mengatakan, takbir keliling dengan MP3 semakin menggerus esensi bertakbir. Seyogyanya, suara takbir keluar langsung dari mulut. Dengan demikian, seseorang betul-betul merasakan kedalaman takbir yang diucapkan. Dia mengimbau takbir dengan MP3 dihindari.

‘’Kalau tidak memungkinkan dan terpaksa, masih baik bertakbir pakai MP3. Daripada tidak ada suara takbir sama sekali,’’ pungkasnya. (sab/ds)

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img

Terpopuler

spot_img

Artikel Terbaru

spot_img
spot_img