Radartuban.jawapos.com -Setelah munculnya surat keberatan terkait terbentuknya susunan pengurus harian syuriah dan tanfidziyah masa khidmat 2023-2028, Rais Syuriah terpilih KH Ahsan Ghozalia dan Ketua PCNU Tuban terpilih K Ahmad Damanhuri, kembali dihadapkan pada problem mundurnya lima ulama sepuh yang dalam struktur Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Tuban masa khidmat 2023-2028.
Kelima ulama tersebut, KH Fathul Huda, KH Cholilur Rohman, KH Mustain Syukur, KH Riyadh Tsauri, dan KH Tom Badawi.
Kiai Fathul Huda kemarin (16/1) pagi mempertegas sikapnya yang diusulkan masuk dalam jajaran mustasyar.
‘’Benar, saya tidak siap jadi pengurus PCNU periode ini,’’ tulisnya dalam pesan WhatsApp (WA) yang dikirim kepada wartawan koran ini.
Pernyataan bupati Tuban periode 2011-2021 tersebut membenarkan statemen Nashruddin Ali, adik kandungnya yang dimuat Jawa Pos Radar Tuban edisi Senin (16/1) yang menyatakan
kalau informasi kakaknya (masuk draf jajaran mustasyar, Red.) benar dan sudah diajukan permohonan rekomendasi kepada PWNU, beliau sudah menyampaikan pesan tidak berkenan masuk ke jajaran kepengurusan.
Pertimbangannya, Kiai Fathul Huda ingin fokus mengelola pondoknya, Ma’had Bahrul Huda sekaligus memberi kesempatan kepada generasi muda untuk duduk dalam kepengurusan.
Sikap penolakan juga disampaikan KH Cholilur Rohman, rais syuriah demisioner, sebagaimana dikutip dari Auraful Minan (Gus Apang), adik iparnya.
Gus Apang mengungkapkan, setelah konfercab, Kiai Cholil, panggilan kiai sepuh tersebut, rumahnya didatangi utusan salah satu kiai di Tuban. Keperluannya untuk menyampaikan surat pernyataan kesanggupan masuk dalam jajaran pengurus cabang.
‘’Ketika surat kesanggupan tersebut diambil oleh utusan tersebut esok harinya, Kiai Cholil tidak mengisinya sama sekali dengan alasan sudah sepuh,’’ ujarnya.
Kepada wartawan koran ini, Gus Apang juga mempertanyakan kapasitas kiai yang mengirimkan surat pernyataan kesang gupan tersebut.
Dia menyebut ulama tersebut tidak masuk dalam formatur pembentukan susunan pengurus cabang.
Dihubungi terpisah terkait namanya yang diusulkan sebagai mustasyar PCNU Tuban, KH Riyadh Tsauri (Gus Ayak) menegaskan dirinya tidak bersedia dicalonkan sebagai pengurus PCNU Tuban masa khidmat 2023-2028. Dia menyebut ketidaksediaan tersebut dengan alasan khusus.
‘’Setelah konfercab, saya memiliki pertimbangan khusus untuk tidak bersedia dicalonkan,’’ ujarnya tanpa menjelaskan alasan khusus dimaksud.
Terkait namanya yang masuk dalam pengusulan struktur pengurus PCNU, putra sulung tokoh NU KH Murtadji itu mengaku tidak pernah dimintai kesediaan secara lisan maupun tertulis.
KH Tom Badawi, ulama lain yang diusulkan masuk dalam jajaran mustasyar juga menolak.
‘’Karena satu dan lain hal, saya tidak bersedia,’’ tegas dia dalam pernyataan tertulisnya yang dikirim melalui WA.
Terkait alasannya, Kiai Tom menyampaikan tidak dalam posisi untuk memberikan komentar.
‘’Sampai saat ini, saya belum pernah dihubungi,’’ jawab wakil rais syuriah PCNU Tuban masa khidmat 2018-2023 itu ketika ditanya terkait surat pernyataan kesanggupan sebagaimana yang diterima ulama lain.
Ketua tanfidziyah demisioner KH Mustain Syukur lebih tegas menolak tawaran kembali masuk dalam susunan pengurus cabang.
Dia mengatakan, pada tahun baru, dirinya dihubungi utusan salah satu kiai yang mendatangi rumahnya untuk menyampaikan surat pernyataan kesanggupan menjadi pengurus.
Karena saat itu, dirinya berada di Surabaya bersama keluarga, Kiai Mustain melalui telepon menegaskan tidak bersedia.
Tawaran yang sama, lanjut dia, juga disampaikan Ketua PCNU Tuban terpilih, KH Damanhuri saat silaturahmi ke rumahnya, Minggu (8/1).
Bahkan, dia terang-terangan disebut diminta menempati posisi mustasyar.
‘’Saya pun menyatakan tidak siap,’’ tegas ketua tanfidz demisioner yang mengirim surat keberatan terkait terbentuknya susunan pengurus harian syuriah dan tanfidziyah masa khidmat 2023-2028 kepada PBNU dan PWNU Jatim itu.
Kiai Mustain juga mengungkapkan, kiai yang mengirimkan surat pernyataan kesanggupan tersebut tidak masuk dalam formatur. Bahkan, kiai tersebut pernah menyampaikan pernyataan kepada Kiai Fathul Huda bahwa dirinya tidak ikut campur dalam urusan konfercab.
Apa alasan dirinya menolak menjadi pengurus cabang? Ulama kelahiran Montong itu menyampaikan, dirinya cukup lama mengabdi di PCNU Tuban dan sudah waktunya regenerasi.
Dengan penolakan empat ulama tersebut masuk dalam jajaran mustasyar, berarti dari 16 nama mustasyar yang diusulkan Rais Syuriah terpilih KH Ahsan Ghozalia dan Ketua PCNU Tuban terpilih K Ahmad Damanhuri kepada PWNU Jatim, tinggal 12 nama yang masih bertahan.
Sampai berita ini ditulis tadi malam sekitar pukul 19.00, Kiai Ahmad Damanhuri belum memberikan klarifikasi terkait pertanyaan yang dikirim wartawan koran ini melalui WA. (ds)