32.7 C
Tuban
Wednesday, 27 November 2024
spot_img
spot_img

Kain Khas Gorontalo dan Sulam Karawo Jadi Ikon Indonesia Fashion Week

spot_img

Radartuban.jawapos.com – Perhelatan pekan mode bergengsi Indonesia Fashion Week (IFW) 2023 segera digelar. Tahun ini, kain khas Gorontalo bakal menjadi bintang atau ikon dalam pagelaran tersebut. Melalui tema ‘Sagara dari Timur’ uniknya sulam Karawo dan pariwisata Gorontalo menjadi magnet di mata dunia melalui fashion.

Asosiasi Perancang dan Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) bakal menggelar ajang ini di Jakarta Convention Center pada 22-26 Februari 2023. Ketua umum APPMI dan Presiden IFW Poppy Dharsono mengungkapkan, tema budaya Gorontalo yang diangkat ini merupakan komitmen nyata APPMI demi kemajuan dan pengembangan promosi khasanah Indonesia.

Pemerintah Provinsi Gorontalo menurut Poppy telah memberi kesempatan kepada IFW untuk merealisasikan visi dan misi asosiasi untuk terus mengokohkan IFW sebagai alat promosi, peningkatan kualitas produk, juga perluasan pasar dari produk unggulan dari daerah.

“Melalui dukungan dan kerjasama kali ini, kami berkesempatan untuk membantu pemerintah provinsi Gorontalo untuk mengembangkan potensi sulam karawo ke pasar nasional dan juga internasional,” kata Poppy Dharsono saat ditemui di Sarinah, Jakarta Pusat.

Sejalan dengan itu, rangkaian pembinaan untuk meningkatkan nilai jual dari sulam karawo pun sudah dilakukan APPMI. Misalnya pembinaan kepada desainer-desainer lokal juga pengrajin sulam karawo yang ada di Gorontalo.

Baca Juga :  Banyak Rutinitas di Akhir Pekan, Allodia: Mumpung Masih Muda

Selain fashion show, ada pula kompetisi tahunan Indonesia Young Designer Competition dengan tema Karawo. Karena itu para peserta diminta untuk memaksimalkan tema desain menggunakan sulam karawo.

“Ini cara yang baik untuk memperkenalkan wastra asal Gorontalo kepada pelaku usaha fesyen muda di Tanah Air. Melalui eksposur di IFW, kesadaran masyarakat akan kain karawo pun dapat ditingkatkan,” tambah Poppy.

“Harapannya, dari provinsi-provinsi lain dapat mengikuti langkah yang diambil Gorontalo, di mana pemerintah dan asosiasi bersinergi mengembangkan produk unggulan, seni budaya, dan pariwisatanya,” jelasnya.

Ciri Khas Sulam Karawo
Ada alasan khusus mengapa Pemprov Gorontalo mau bekerjasama dengan IFW 2023. Kepala Bidang UMKM Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Gorontalo

Lyla Laya  mewakili Ketua Dekranasda Provinsi Gorontalo, Pemerintah Provinsi Gorontalo ingin mempromosikan kain karawo ke pasar nasional dan Internasional. Kain karawo merupakan sulaman yang sudah ada sejak zaman penjajahan belanda yang dibawa.

Baca Juga :  Cowok Sneakers, Cewek Flat Shoes

Sulaman karawo merupakan sulaman yang dibuat dengan 4 tahapan. Pertama, penggambaran, kemudian dipotong dan diiris, lalu dicabut benangnya, dan terakhir disulam.

“Proses ini memakan waktu cukup lama, sehingga biayanya cukup tinggi,” papar Lyla Laya.

“Dari pihak APPMI juga mengajarkan perbaikan di benang sehingga hasil akhir produknya lebih baik lagi,” tambah Lyla.

Pengembangan lain yang dilakukan diantaranya adalah untuk menambah fungsi produk sulam karawo dalam kategori household. Selama ini sulam karawo hanya digunakan untuk produk fashion, padahal sulam karawo juga bisa digunakan untuk produk rumah tangga.

“Masukan lain dari APPMI  adalah mendatangkan mesin tenun agar jenis produk karawo bisa lebih beragam lagi,” kata Lyla.

Dalam mempersiapkan kampanye ‘Sagara dari Timur’, IFW berkolaborasi dengan Jacky Suharto (Fashion Photographer) dan Ajeng Swastiari (Fashion Stylist) dalam menyusun konsep kreatif video, foto, pakaian, riasan, dan juga musik. Tahun 2023 ini pihaknya menargetkan 400 exhibitor dan 250 desainer yang akan ikut serta di IFW 2023. (*)

Radartuban.jawapos.com – Perhelatan pekan mode bergengsi Indonesia Fashion Week (IFW) 2023 segera digelar. Tahun ini, kain khas Gorontalo bakal menjadi bintang atau ikon dalam pagelaran tersebut. Melalui tema ‘Sagara dari Timur’ uniknya sulam Karawo dan pariwisata Gorontalo menjadi magnet di mata dunia melalui fashion.

Asosiasi Perancang dan Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) bakal menggelar ajang ini di Jakarta Convention Center pada 22-26 Februari 2023. Ketua umum APPMI dan Presiden IFW Poppy Dharsono mengungkapkan, tema budaya Gorontalo yang diangkat ini merupakan komitmen nyata APPMI demi kemajuan dan pengembangan promosi khasanah Indonesia.

Pemerintah Provinsi Gorontalo menurut Poppy telah memberi kesempatan kepada IFW untuk merealisasikan visi dan misi asosiasi untuk terus mengokohkan IFW sebagai alat promosi, peningkatan kualitas produk, juga perluasan pasar dari produk unggulan dari daerah.

“Melalui dukungan dan kerjasama kali ini, kami berkesempatan untuk membantu pemerintah provinsi Gorontalo untuk mengembangkan potensi sulam karawo ke pasar nasional dan juga internasional,” kata Poppy Dharsono saat ditemui di Sarinah, Jakarta Pusat.

Sejalan dengan itu, rangkaian pembinaan untuk meningkatkan nilai jual dari sulam karawo pun sudah dilakukan APPMI. Misalnya pembinaan kepada desainer-desainer lokal juga pengrajin sulam karawo yang ada di Gorontalo.

- Advertisement -
Baca Juga :  Kemacetan: Gaya Hidup Kaum Urban

Selain fashion show, ada pula kompetisi tahunan Indonesia Young Designer Competition dengan tema Karawo. Karena itu para peserta diminta untuk memaksimalkan tema desain menggunakan sulam karawo.

“Ini cara yang baik untuk memperkenalkan wastra asal Gorontalo kepada pelaku usaha fesyen muda di Tanah Air. Melalui eksposur di IFW, kesadaran masyarakat akan kain karawo pun dapat ditingkatkan,” tambah Poppy.

“Harapannya, dari provinsi-provinsi lain dapat mengikuti langkah yang diambil Gorontalo, di mana pemerintah dan asosiasi bersinergi mengembangkan produk unggulan, seni budaya, dan pariwisatanya,” jelasnya.

Ciri Khas Sulam Karawo
Ada alasan khusus mengapa Pemprov Gorontalo mau bekerjasama dengan IFW 2023. Kepala Bidang UMKM Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Gorontalo

Lyla Laya  mewakili Ketua Dekranasda Provinsi Gorontalo, Pemerintah Provinsi Gorontalo ingin mempromosikan kain karawo ke pasar nasional dan Internasional. Kain karawo merupakan sulaman yang sudah ada sejak zaman penjajahan belanda yang dibawa.

Baca Juga :  Cowok Sneakers, Cewek Flat Shoes

Sulaman karawo merupakan sulaman yang dibuat dengan 4 tahapan. Pertama, penggambaran, kemudian dipotong dan diiris, lalu dicabut benangnya, dan terakhir disulam.

“Proses ini memakan waktu cukup lama, sehingga biayanya cukup tinggi,” papar Lyla Laya.

“Dari pihak APPMI juga mengajarkan perbaikan di benang sehingga hasil akhir produknya lebih baik lagi,” tambah Lyla.

Pengembangan lain yang dilakukan diantaranya adalah untuk menambah fungsi produk sulam karawo dalam kategori household. Selama ini sulam karawo hanya digunakan untuk produk fashion, padahal sulam karawo juga bisa digunakan untuk produk rumah tangga.

“Masukan lain dari APPMI  adalah mendatangkan mesin tenun agar jenis produk karawo bisa lebih beragam lagi,” kata Lyla.

Dalam mempersiapkan kampanye ‘Sagara dari Timur’, IFW berkolaborasi dengan Jacky Suharto (Fashion Photographer) dan Ajeng Swastiari (Fashion Stylist) dalam menyusun konsep kreatif video, foto, pakaian, riasan, dan juga musik. Tahun 2023 ini pihaknya menargetkan 400 exhibitor dan 250 desainer yang akan ikut serta di IFW 2023. (*)

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img

Terpopuler

spot_img

Artikel Terbaru

spot_img
spot_img