Penurunan harian kembali menampar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Namun di balik garis merah hari ini, terselip fakta yang justru menguatkan: laju akumulasi 30 hari terakhir masih solid di zona hijau. Pasar seperti mengirim pesan berlapis—fluktuatif di permukaan, tetapi tetap bergerak naik dalam rentang waktu yang lebih panjang.
Siapa sebenarnya pemilik sah Bank Neo Commerce (BBYB)? Pertanyaan itu kembali mencuat setelah struktur kepemilikan emiten bank digital tersebut bergeser. Pergerakan saham di balik meja justru semakin mempertegas satu hal: BBYB sedang memasuki fase konsolidasi para pemilik modal, sementara harga sahamnya berlari kencang di lantai bursa.
Pergerakan indeks domestik kembali menunjukkan betapa pasar masih dihantui keraguan. Pada perdagangan Jumat (21/11) IDX ditutup di level 8.414,352, turun 5,564 poin atau -0,07 persen. Pelemahan ini kecil, tetapi cukup menggambarkan bahwa arus transaksi belum benar-benar menemukan tenaga dorong yang solid.
Ada jeda napas yang terasa jelas dalam laporan keuangan PT Bank Central Asia Tbk (BCA) edisi Oktober 2025. Dikutip dari Investor.id, bank dengan kode emiten BBCA itu membukukan laba bersih individual Rp 4,68 triliun.
Aroma kehati-hatian terasa pekat di Gedung Thamrin. Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia yang digelar dua hari, 18–19 November 2025, mengambil keputusan yang mencerminkan satu pesan besar: stabilitas tidak boleh goyah satu inci pun. Dalam tekanan dinamika global yang makin sulit ditebak, BI menahan BI-Rate di level 4,75 persen, tetap menjaga suku bunga Deposit Facility 3,75 persen, dan Lending Facility 5,50 persen.
Pasar modal kembali memanas. PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) menilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) punya peluang menembus level 8.500 pada perdagangan pekan ini. Optimisme itu bukan isapan jempol. Sejumlah data ekonomi penting siap rilis, sementara peluang Bank Indonesia menurunkan suku bunga kembali terbuka lebar.
Dominasi New York di panggung finansial internasional kembali mendapat legitimasi. Kota berjuluk “The Capital of Capital” itu menempati posisi teratas dalam Global Financial Centres Index (GFCI) edisi ke-37 dengan rating 769. London, Hong Kong, dan Singapura membuntuti—formasi yang menegaskan peta kekuatan global belum sepenuhnya bergeser, tapi tengah mengalami getaran besar dari kawasan Asia.
Bursa saham Indonesia kembali berguncang. Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup turun 24,73 poin atau 0,29 persen ke level 8.366,5 pada perdagangan Selasa (11/11).
PT Hafar Daya Konstruksi (HDK) akhirnya buka suara. Perusahaan yang merupakan anak usaha PT Petrosea Tbk (PTRO) itu menegaskan tidak memiliki afiliasi, hubungan kepemilikan, atau kerja sama apa pun dengan PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE).
Di tengah ketidakpastian ekonomi global dan gejolak pasar keuangan yang belum reda, cadangan devisa Indonesia justru naik. Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa nasional pada akhir Oktober 2025 mencapai USD 149,9 miliar, meningkat dibandingkan posisi bulan sebelumnya sebesar USD 148,7 miliar.