RADARBISNIS – Pemerintah menyetujui rencana Zhejian Huayou, investor asal China
untuk menggantikan LG Energy Solution pada proyek investasi ekosistem baterai kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV).
Hal tersebut diputuskan usai Presiden Prabowo Subianto menggelar Rapat Terbatas (Ratas) bersama Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dan CEO BPI Danantara Rosan Roeslani, di Istana Negara, Kamis (22/5).
“Alhamdullilah sudah diputuskan, sudah disetujui oleh bapak Presiden, atas arahan bapak Presiden sekarang sudah dilakukan oleh konsorsium Huayou, dan ini tidak ada masalah lagi,” kata Bahlil, saat memberikan keterangan pers.
Menurutnya, proyek investasi ekosistem baterai kendaraan listrik sudah tak lagi menemui masalah, dan siap untuk dibangun.
Sebelumnya proyek ekosistem baterai kendaraan yang diinisiasi sejak tahun 2022 ini, berjalan lambat. Hingga pada akhirnya pemerintah memutuskan untuk tidak lagi melanjutkan kerja sama dengan LG Energy Solution.
Meski pada Juli 2024 lalu, Presiden RI ke-7 Joko Widodo sudah meresmikan salah satu bagian investasi LG di Karawang, senilai US$ 1,2 miliar. Namun itu hanya bagian dari proyek yang dijalankan dari ekosistem baterai mobil senilai US$ 9,8 miliar atau setara Rp 165,3 triliun.
“US$ 1,2 miliar sudah jadi sebenarnya masih di zaman LG yang telah diresmikan oleh pemerintahan pak presiden sebelumnya. Sekarang tinggal kurang lebih sekitar US$ 8 miliar mulai juga sebagian dari hulu-hilir sampai dengan Baterai Cell, 20 gigawatt,” kata Bahlil.
Bahlil menegaskan, pihaknya memutuskan untuk tidak lagi melakukan kerja sama dengan LG Energy Solution karena negoisasi yang terus berjalan alot. Hingga diputuskan bahwa Huayou menjadi pengganti.
“Saya sebagai ketua Satgas waktu itu kemudian memutuskan untuk membatalkan apa yang dilakukan oleh LG, karena terlalu lama. Lalu kemudian saya bersama pak Rosan (Menteri Investasi) dan rapat dengan pak Erick (Menteri BUMN) untuk mencari penggantinya yaitu Huayou,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Bahlil juga mengungkapkan bahwa dalam komposisi konsorsium dengan Huayou porsi Indonesia tetap masih menjadi paling besar.
Bahlil lebih lanjut menyampaikan, Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara nantinya akan ikut serta dalam pengembangan proyek berikutnya.
“Yang sudah firm sekarang adalah di angka 51 persen di hulu, kemudian di JV berikutnya sekitar 30 persen,” katanya.
“JV berikutnya itu sekarang 30 persen, tapi kita lagi mengupayakan untuk ada kenaikan karena Danantara juga akan ikut berpartisipasi,” lanjut Bahlil. (*)