28.7 C
Tuban
Monday, 2 June 2025
spot_img
spot_img

Terus Menguat, Harga Bitcoin Kini Tembus Rp 1,83 Miliar

RADARBISNIS – Tren penguatan harga Bitcoin (BTC) masih tak terbendung. Kini, menembus rekor tertinggi atau all time high (ATH) baru mendekati US$ 112.000 atau sekitar Rp 1,83 miliar (asumsi kurs Rp 16.400) per koin di bursa kripto Binance.

Harga mata uang kripto terbesar dunia itu terakhir tercatat naik lebih dari 2 persen ke posisi US$ 111.046,88 menurut Coin Metrics, setelah sempat menyentuh level US$ 111.999.

Melansir CNBC.com, kenaikan harga Bitcoin kali ini berlangsung lebih lambat dibanding reli tajam yang biasa terjadi sebelumnya. Penguatan didorong oleh meningkatnya kepemilikan institusional serta adopsi korporasi terhadap aset digital tersebut.

Meredanya tensi dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok menjadi salah satu faktor pendorong utama. Selain itu, penurunan peringkat utang AS oleh Moody’s turut memperkuat daya tarik Bitcoin sebagai alternatif penyimpan nilai.

James Butterfill, Kepala Riset di manajer aset kripto CoinShares, menyebut penguatan Bitcoin didorong oleh momentum positif, optimisme terhadap regulasi kripto di AS, dan minat berkelanjutan dari investor institusional.

Baca Juga :  Harga Pertamax Naik Rp13.700 per Liter Mulai 10 Agustus, Harga Lain Klik Link Berikut

Penguatan Bitcoin terjadi meskipun pasar saham AS melemah pada Rabu akibat lonjakan imbal hasil obligasi pemerintah. Suku bunga naik kembali pada Kamis, namun kemudian menurun dari titik tertingginya.

Secara historis, pergerakan Bitcoin cenderung berkorelasi dengan pasar saham, khususnya Nasdaq yang padat saham teknologi. Namun perbedaan arah saat ini menunjukkan bahwa investor mulai mencari aset lindung nilai alternatif.

Sejak awal tahun, Bitcoin telah mencatatkan kenaikan lebih dari 19 persen. Menurut SoSoValue, arus dana masuk ke ETF Bitcoin berlangsung kuat dan konsisten, dengan hanya dua hari mencatatkan arus keluar sepanjang bulan Mei.

Data Bitcoin Treasuries menunjukkan bahwa kepemilikan Bitcoin oleh perusahaan publik meningkat 31 persen sejak awal tahun menjadi sekitar US$349 miliar. Jumlah ini setara dengan 15 persen dari total suplai Bitcoin yang beredar.

Baca Juga :  Trump Effect Membuat Rupiah Makin Tersungkur, Terendah Dalam Tujuh Bulan Terakhir

Dukungan terhadap pasar kripto juga datang dari Presiden AS Donald Trump dan penasihat khususnya di bidang kripto dan kecerdasan buatan, David Sacks. Keduanya mendorong agenda pro-kripto yang memperkuat kepercayaan investor.

Pekan ini, Senat AS menyetujui langkah awal legislasi kripto pertama yang akan mengatur stablecoin dalam kerangka regulasi formal. Trump menyatakan ingin menandatangani regulasi tersebut sebelum Kongres memasuki masa reses pada Agustus.

Pada saat yang sama, Coinbase resmi bergabung dalam indeks S&P 500, yang dinilai sebagai tonggak penting bagi industri kripto. Langkah ini disebut sebagai validasi terhadap peran perusahaan kripto di pasar keuangan arus utama.

Tambahan sentimen positif datang dari CEO JPMorgan Jamie Dimon yang sebelumnya skeptis terhadap Bitcoin. Kini, dia menyatakan bahwa JPMorgan akan mengizinkan nasabahnya untuk membeli mata uang kripto tersebut. (*)

RADARBISNIS – Tren penguatan harga Bitcoin (BTC) masih tak terbendung. Kini, menembus rekor tertinggi atau all time high (ATH) baru mendekati US$ 112.000 atau sekitar Rp 1,83 miliar (asumsi kurs Rp 16.400) per koin di bursa kripto Binance.

Harga mata uang kripto terbesar dunia itu terakhir tercatat naik lebih dari 2 persen ke posisi US$ 111.046,88 menurut Coin Metrics, setelah sempat menyentuh level US$ 111.999.

Melansir CNBC.com, kenaikan harga Bitcoin kali ini berlangsung lebih lambat dibanding reli tajam yang biasa terjadi sebelumnya. Penguatan didorong oleh meningkatnya kepemilikan institusional serta adopsi korporasi terhadap aset digital tersebut.

Meredanya tensi dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok menjadi salah satu faktor pendorong utama. Selain itu, penurunan peringkat utang AS oleh Moody’s turut memperkuat daya tarik Bitcoin sebagai alternatif penyimpan nilai.

James Butterfill, Kepala Riset di manajer aset kripto CoinShares, menyebut penguatan Bitcoin didorong oleh momentum positif, optimisme terhadap regulasi kripto di AS, dan minat berkelanjutan dari investor institusional.

- Advertisement -
Baca Juga :  IHSG Tembus 7.761, Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Masa

Penguatan Bitcoin terjadi meskipun pasar saham AS melemah pada Rabu akibat lonjakan imbal hasil obligasi pemerintah. Suku bunga naik kembali pada Kamis, namun kemudian menurun dari titik tertingginya.

Secara historis, pergerakan Bitcoin cenderung berkorelasi dengan pasar saham, khususnya Nasdaq yang padat saham teknologi. Namun perbedaan arah saat ini menunjukkan bahwa investor mulai mencari aset lindung nilai alternatif.

Sejak awal tahun, Bitcoin telah mencatatkan kenaikan lebih dari 19 persen. Menurut SoSoValue, arus dana masuk ke ETF Bitcoin berlangsung kuat dan konsisten, dengan hanya dua hari mencatatkan arus keluar sepanjang bulan Mei.

Data Bitcoin Treasuries menunjukkan bahwa kepemilikan Bitcoin oleh perusahaan publik meningkat 31 persen sejak awal tahun menjadi sekitar US$349 miliar. Jumlah ini setara dengan 15 persen dari total suplai Bitcoin yang beredar.

Baca Juga :  Komisi VI DPR RI Dorong Perluasan Pasokan Bata Interlock Presisi SIG ke Pasar Nasional

Dukungan terhadap pasar kripto juga datang dari Presiden AS Donald Trump dan penasihat khususnya di bidang kripto dan kecerdasan buatan, David Sacks. Keduanya mendorong agenda pro-kripto yang memperkuat kepercayaan investor.

Pekan ini, Senat AS menyetujui langkah awal legislasi kripto pertama yang akan mengatur stablecoin dalam kerangka regulasi formal. Trump menyatakan ingin menandatangani regulasi tersebut sebelum Kongres memasuki masa reses pada Agustus.

Pada saat yang sama, Coinbase resmi bergabung dalam indeks S&P 500, yang dinilai sebagai tonggak penting bagi industri kripto. Langkah ini disebut sebagai validasi terhadap peran perusahaan kripto di pasar keuangan arus utama.

Tambahan sentimen positif datang dari CEO JPMorgan Jamie Dimon yang sebelumnya skeptis terhadap Bitcoin. Kini, dia menyatakan bahwa JPMorgan akan mengizinkan nasabahnya untuk membeli mata uang kripto tersebut. (*)

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radarbisnis.com

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Bisnis WhatsApp Channel : https:http://bit.ly/3DonStL. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img

Terpopuler

spot_img

Artikel Terbaru

spot_img
spot_img