28.9 C
Tuban
Friday, 22 November 2024
spot_img
spot_img

Karena Tuban Itu Beda

spot_img
MARSUDI NURWAHID P.
Direktur Jawa Pos Radar Tuban

Jawa Pos membuka koran baru? Begitulah pertanyaan dari banyak pihak ketika kami mendirikan Jawa Pos Radar Tuban awal tahun lalu. Pertanyaan yang logis. Sebab, era digital mengakibatkan ratusan perusahaan media, khususnya koran, di Indonesia bertumbangan. Situasi semakin sulit ketika pandemi Covid-19 melanda dunia. Hampir semua sektor usaha kelimpungan. Tak terkecuali bisnis media.

Kami memang mengambil langkah nekat. Dan, mungkin kami merupakan satu-satunya perusahaan media yang masih berani mendirikan koran baru dalam situasi sulit seperti ini.

Namun, bukan berarti itu semua dilakukan tanpa perhitungan. Kami berani melangkah karena sebuah keyakinan yang didasari alasan kuat. Terutama karena faktor Tuban. Ya, ini adalah Tuban.

Tuban itu beda dibanding daerah lain. Apanya yang beda? Pertama, sejak zaman dulu kala, Tuban merupakan kawasan penting dalam perkembangan peradaban Nusantara. Itu tidak lepas dari strategisnya posisi kawasan ini. Berada di jalur lalu lintas logistik paling vital di Pulau Jawa. Pantura. Punya laut. Punya pegunungan. Punya persawahan.

Karena vitalnya kawasan ini, setiap masa melahirkan tokoh-tokoh yang menjadi ikon dan kebanggaan warganya. Maka muncullah sebutan-sebutan Bumi Ronggolawe (yang mengacu pada nama bupati Tuban sekaligus panglima perang Majapahit, Ranggalawe), Bumi Wali (yang mengacu pada nama Sunan Bonang, Syekh Maulana Ibrahim Asmoro qondi, dan beberapa wali lain), Bumi Lokojoyo (nama Sunan Kalijaga ketika berperan sebagai berandal budiman. Wali paling masyhur di tanah Jawa yang merupakan putra Adipati Tuban Wilatikta), hingga di masa modern juga muncul sebutan bumi Koes Plus
(grup musik legendaris yang personelnya berasal dari kota ini).

Posisi strategis Tuban terus berlangung hingga kini. Tak heran bila banyak perusahaan nasional (swasta maupun BUMN) yang beroperasi di kawasan ini. Ke depan akan semakin maju dengan rencana pemerintah yang akan membangun jalan tol Demak – Tuban – Bojonegoro – Ngawi.

Baca Juga :  Koran Masih Eksis hingga 40 Tahun ke Depan

Dengan jalur baru itu, kelak, menuju wilayah ini akan sama mudahnya dengan bepergian ke Surabaya, Solo, Semarang, atau Jakarta. Dari segala arah.

Nah, kawasan yang maju akan membutuhkan media yang kuat, berkualitas, dan berintegritas. Yang bisa menjadi mitra, bisa diajak bertukar ide, serta bisa saling kontrol. Dan, Radar Tuban sebagai anak kandung Jawa Pos, sudah tidak diragukan lagi kekuatannya, kualitasnya, dan integritasnya.

Kedua, kami hadir di Tuban bukan hanya dengan koran. Sesuai tuntutan zaman, kami hadir dengan multi platform. Selain koran, kami juga membawa platform digital. Koran e-paper, website berita, semua model media sosial, dan berikutnya televisi.

Mengapa masih mengusung koran? Orang Tuban pasti familier dengan ungkapan ini; Maa Laa Yudraku Kulluh, Laa Yutraku Kulluh. Jika tidak bisa di lakukan semua, jangan ditinggal semua. Atau bahasa gampangnya, jika sesuatu masih bermanfaat, janganlah dibuang begitu saja. Koran jelas masih sangat bermanfaat.

Masyarakat harus diberi informasi yang benar, valid, serta bertanggung jawab. Dan jurnalisme model koran yang memiliki hal itu. Dalam tataran jurnalistik, jurnalisme koran adalah yang paling tinggi kredibilitasnya. Sebab, jurnalisme koran dikerjakan dengan proses seleksi, cek dan ricek, editing, dan penggarapan yang ketat dan berjenjang. Mulai dari proses pengumpulan data dan fakta di lapangan, proses diskusi kelayakan, pemilihan angle, editing, hingga keputusan untuk tayang atau tidak.

Semua proses itu dilakukan dengan landasan yang jelas. Mulai dari standar prosedur operasional peliputan berita, kode etik jurnalistik, undang-undang pers, hingga pedoman pemberitaan ramah anak.

Baca Juga :  HPN 2024: Momentum Menjaga Integritas Pers

Untuk bisa menjalankan prosedur penggarapan berita seperti itu, tidak sembarang wartawan bisa melakukan. Hanya wartawan yang telah terseleksi dan diakui memiliki kompetensi yang bisa menjalankannya. Dan, tim redaksi kami 100 persen sudah lulus uji kompetensi wartawan (UKW) oleh Dewan Pers. Mulai dari jenjang muda, madya, hingga utama.

Model jurnalisme koran dan tim yang kompeten inilah yang akan kami bawa untuk menggarap produk-produk jurnalistik di seluruh platform kami. Sehingga, produk jurnalistik yang dihasilkan nanti benar-benar sebuah berita yang terpercaya dan bisa di pertanggungjawabkan kebenarannya.

Ketiga, dari segi tim. Tim kami 100 persen merupakan warga Tuban. Mulai dari general manager, hingga wartawan dan tenaga administrasi. Artinya, Radar Tuban hadir sekaligus sebagai tempat penyaluran bagi warga Tuban yang memiliki passion di bidang jurnalistik.

Tim yang 100 persen warga Tuban ini akan selalu siap untuk terlibat dalam setiap upaya kebaikan dan kemajuan wilayah ini. Keempat, kami hadir ingin membawa manfaat lebih bagi generasi muda Tuban yang memiliki kemampuan dan keinginan menggeluti dunia jurnalistik.

Karena itu, kami sudah mempersiapkan tempat, pembimbing, dan peralatan yang memadai untuk mahasiswa dan pelajar yang ingin praktik atau magang. Perguruan tinggi dan sekolah mana pun di Tuban, silakan memanfaatkan kesempatan ini. Namun, tentu saja, jumlah dan waktunya akan diatur oleh tim kami.

Warga Tuban yang budiman, hari ini (7/9/2022) kami menggelar Grand Launching Jawa Pos Radar Tuban dan Radar Tuban Digital. Kulo nuwun. Nuwun sewu. Semoga kehadiran kami membawa manfaat dan bisa diterima warga Tuban. Kami siap bersinergi dan berkolaborasi dengan seluruh stakeholder demi kemajuan daerah kita tercinta ini. (*)

MARSUDI NURWAHID P.
Direktur Jawa Pos Radar Tuban

Jawa Pos membuka koran baru? Begitulah pertanyaan dari banyak pihak ketika kami mendirikan Jawa Pos Radar Tuban awal tahun lalu. Pertanyaan yang logis. Sebab, era digital mengakibatkan ratusan perusahaan media, khususnya koran, di Indonesia bertumbangan. Situasi semakin sulit ketika pandemi Covid-19 melanda dunia. Hampir semua sektor usaha kelimpungan. Tak terkecuali bisnis media.

Kami memang mengambil langkah nekat. Dan, mungkin kami merupakan satu-satunya perusahaan media yang masih berani mendirikan koran baru dalam situasi sulit seperti ini.

Namun, bukan berarti itu semua dilakukan tanpa perhitungan. Kami berani melangkah karena sebuah keyakinan yang didasari alasan kuat. Terutama karena faktor Tuban. Ya, ini adalah Tuban.

Tuban itu beda dibanding daerah lain. Apanya yang beda? Pertama, sejak zaman dulu kala, Tuban merupakan kawasan penting dalam perkembangan peradaban Nusantara. Itu tidak lepas dari strategisnya posisi kawasan ini. Berada di jalur lalu lintas logistik paling vital di Pulau Jawa. Pantura. Punya laut. Punya pegunungan. Punya persawahan.

Karena vitalnya kawasan ini, setiap masa melahirkan tokoh-tokoh yang menjadi ikon dan kebanggaan warganya. Maka muncullah sebutan-sebutan Bumi Ronggolawe (yang mengacu pada nama bupati Tuban sekaligus panglima perang Majapahit, Ranggalawe), Bumi Wali (yang mengacu pada nama Sunan Bonang, Syekh Maulana Ibrahim Asmoro qondi, dan beberapa wali lain), Bumi Lokojoyo (nama Sunan Kalijaga ketika berperan sebagai berandal budiman. Wali paling masyhur di tanah Jawa yang merupakan putra Adipati Tuban Wilatikta), hingga di masa modern juga muncul sebutan bumi Koes Plus
(grup musik legendaris yang personelnya berasal dari kota ini).

- Advertisement -

Posisi strategis Tuban terus berlangung hingga kini. Tak heran bila banyak perusahaan nasional (swasta maupun BUMN) yang beroperasi di kawasan ini. Ke depan akan semakin maju dengan rencana pemerintah yang akan membangun jalan tol Demak – Tuban – Bojonegoro – Ngawi.

Baca Juga :  Ijon dan Kemelaratan Nelayan

Dengan jalur baru itu, kelak, menuju wilayah ini akan sama mudahnya dengan bepergian ke Surabaya, Solo, Semarang, atau Jakarta. Dari segala arah.

Nah, kawasan yang maju akan membutuhkan media yang kuat, berkualitas, dan berintegritas. Yang bisa menjadi mitra, bisa diajak bertukar ide, serta bisa saling kontrol. Dan, Radar Tuban sebagai anak kandung Jawa Pos, sudah tidak diragukan lagi kekuatannya, kualitasnya, dan integritasnya.

Kedua, kami hadir di Tuban bukan hanya dengan koran. Sesuai tuntutan zaman, kami hadir dengan multi platform. Selain koran, kami juga membawa platform digital. Koran e-paper, website berita, semua model media sosial, dan berikutnya televisi.

Mengapa masih mengusung koran? Orang Tuban pasti familier dengan ungkapan ini; Maa Laa Yudraku Kulluh, Laa Yutraku Kulluh. Jika tidak bisa di lakukan semua, jangan ditinggal semua. Atau bahasa gampangnya, jika sesuatu masih bermanfaat, janganlah dibuang begitu saja. Koran jelas masih sangat bermanfaat.

Masyarakat harus diberi informasi yang benar, valid, serta bertanggung jawab. Dan jurnalisme model koran yang memiliki hal itu. Dalam tataran jurnalistik, jurnalisme koran adalah yang paling tinggi kredibilitasnya. Sebab, jurnalisme koran dikerjakan dengan proses seleksi, cek dan ricek, editing, dan penggarapan yang ketat dan berjenjang. Mulai dari proses pengumpulan data dan fakta di lapangan, proses diskusi kelayakan, pemilihan angle, editing, hingga keputusan untuk tayang atau tidak.

Semua proses itu dilakukan dengan landasan yang jelas. Mulai dari standar prosedur operasional peliputan berita, kode etik jurnalistik, undang-undang pers, hingga pedoman pemberitaan ramah anak.

Baca Juga :  Belajar Medsos dan Konten Digital di Hari Kedua, Kru Mozais Antusias

Untuk bisa menjalankan prosedur penggarapan berita seperti itu, tidak sembarang wartawan bisa melakukan. Hanya wartawan yang telah terseleksi dan diakui memiliki kompetensi yang bisa menjalankannya. Dan, tim redaksi kami 100 persen sudah lulus uji kompetensi wartawan (UKW) oleh Dewan Pers. Mulai dari jenjang muda, madya, hingga utama.

Model jurnalisme koran dan tim yang kompeten inilah yang akan kami bawa untuk menggarap produk-produk jurnalistik di seluruh platform kami. Sehingga, produk jurnalistik yang dihasilkan nanti benar-benar sebuah berita yang terpercaya dan bisa di pertanggungjawabkan kebenarannya.

Ketiga, dari segi tim. Tim kami 100 persen merupakan warga Tuban. Mulai dari general manager, hingga wartawan dan tenaga administrasi. Artinya, Radar Tuban hadir sekaligus sebagai tempat penyaluran bagi warga Tuban yang memiliki passion di bidang jurnalistik.

Tim yang 100 persen warga Tuban ini akan selalu siap untuk terlibat dalam setiap upaya kebaikan dan kemajuan wilayah ini. Keempat, kami hadir ingin membawa manfaat lebih bagi generasi muda Tuban yang memiliki kemampuan dan keinginan menggeluti dunia jurnalistik.

Karena itu, kami sudah mempersiapkan tempat, pembimbing, dan peralatan yang memadai untuk mahasiswa dan pelajar yang ingin praktik atau magang. Perguruan tinggi dan sekolah mana pun di Tuban, silakan memanfaatkan kesempatan ini. Namun, tentu saja, jumlah dan waktunya akan diatur oleh tim kami.

Warga Tuban yang budiman, hari ini (7/9/2022) kami menggelar Grand Launching Jawa Pos Radar Tuban dan Radar Tuban Digital. Kulo nuwun. Nuwun sewu. Semoga kehadiran kami membawa manfaat dan bisa diterima warga Tuban. Kami siap bersinergi dan berkolaborasi dengan seluruh stakeholder demi kemajuan daerah kita tercinta ini. (*)

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

Seperti Perangkat

Yang Sadar akan Gelisah

Hilangnya Asas Kerahasiaan

spot_img

Terpopuler

spot_img

Artikel Terbaru

spot_img
spot_img