RADAR TUBAN – Menjadi model tak pernah terbersit sedikit pun dalam benak Durorul Bahiyah. Uul, sapaan akrabnya, menyadari dirinya tak punya basic di dunia model. Setiap kali foto dan di-upload di Instagram-nya, dia tampil dengan gaya sebisanya. Bahkan, terkesan lugu.
M. MAHFUDZ MUNTAHA/RADAR TUBAN
DI BALIK kepolosannya itu justru salah satu make up artist (MUA) di Tuban tertarik. Entah, apa yang membuat MUA tersebut kepincut dengan penampilan Uul yang ada adanya. Konon, wajah fotogeniknya itulah yang menjadi kekhasan gadis berkulit kuning langsat itu, meski posenya kurang menarik.
MUA tersebut menawari Uul untuk menjadi model gaun pengantin pada pertengahan 2020. Mahasiswi Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama (IAINU) Tuban itu pun tanpa pikir panjang menerima tawaran tersebut. Uul pun akhirnya untuk kali pertama mengikuti sesi pemotretan dan menjadi model gaun pengantin dadakan. ‘’Itu kesempatan pertama saya untuk mencoba tantangan baru,’’ ujarnya ketika berbincang dengan Jawa Pos Radar Tuban.
Untuk berposen di depan kamera, dara yang berdomisili di Desa Maindu, Kecamatan Montong itu belajar otodidak. Salah satu inspirasinya foto-foto model gaun pengantin di Instagram. Setelah mempelajari beragam pose dan ekspresi model di media sosial (medsos) tersebut, gadis 22 tahun itu mempraktikannya. Sekali waktu, dia berimprovisasi dari model yang ditiru dengan sedikit memberikan sentuhan.
Setelah menguasai beragam model, Uul pun kian percaya diri. Hal itulah yang membuatnya kian mantap menapaki dunia model.
Setelah pemotretan pertama, foto-foto Uul pun menghiasi sejumlah media sosial. Begitu melihat foto-fotonya, sejumlah MUA lain tertarik. Mereka pun mengajaknya pemotretan dengan gaun-gaun pengantin.
Bahkan, bulan lalu, Uul menjadi model pemotretan di Montong Night Carnival. Pada event tersebut, dia menjadi model pemotretan banyak fotografer.
Meski sekarang ini berkarir sebagai model profesional di lingkup kabupaten kecil, dia tetap mensyukurinya. ”Sekarang saya merasa lebih baik dari sebelumnya,” tuturnya.
Kepada wartawan koran ini, Uul mengungkapkan setiap memakai gaun pengantin, dirinya merasa latihan untuk duduk di pelaminan. ‘’Jadi sudah tahu gaun mana yang bagus untuk saya pakai nanti,’’ ujarnya berkelakar.
Apakah sudah ada busana pengantin yang dipilih? Bungsu dari tiga bersaudara itu mengungkapkan dirinya pasrah dengan MUA. ”Bisa adat Jawa, adat Sunda, atau gaun. Yang pasti semua busana itu harus selalu berkerudung,” ujar gadis yang hobi traveling itu.
Uul mengaku selama terjun sebagai model pernah mengenakan gaun kebaya pengantin Jawa dan bersanggul. ”Saya benar-benar penasaran dan ingin mencobanya,’’ imbuhnya.
Di tengah kesibukan kuliah dan menjadi model, Uul punya aktivitas rutin sebagai pemandu outbond dan pengajar di salah satu TK di Desa Maindu, Kecamatan Montong. ‘’Kalau aktif di outbond itu karena saya senang di sana. Selalu terhibur,’’ pungkasnya.(fud/ds)