Satu lagi musisi Tuban yang aktif berkarya. Adalah Christian SY, 27, yang sangat produktif menghasilkan 62 video musik di channel YouTube miliknya. Empat lagu di antaranya merupakan ciptaan sendiri.
———————————————
SAAT masih menjadi mahasiswa Universitas PGRI Ronggolawe (Unirow) Tuban, Christian Supriyadi Yohanudin adalah seorang vokalis yang namanya cukup dikenal.
Dia adalah satu-satunya vokalis grup band beraliran hardcore yang aktif mengisi berbagai panggung pertunjukan di dalam dan luar kampus. Bersama band Look Like False, nama Christian SY sempat melambung.
Dua tahun setelah dirintis, grup musik hardcore tersebut akhirnya bubar. Pasca grup band yang membesarkan namanya bubar, Christian sempat vakum bermusik selama satu tahun. Saat itu, dia hanya fokus kuliah di jurusan teknologi informatika Unirow Tuban.
‘’Karena terbiasa dekat dengan musik sejak SD, vakum bermusik satu tahun rasanya hidup hampa,’’ ungkap pria yang saat ini tinggal di Desa Tlogowaru, Kecamatan Merakurak itu.
Hingga akhirnya, lulusan SMAN 3 Tuban ini memutuskan untuk kembali bermusik. Dia menapaki solo karir. Karena bermusik sendirian, Christian hanya bisa menyanyi akustik. Aliran yang diikuti saat itu adalah pop.
Merasa musik pop kurang diminati di Tuban, pria yang lahir 8 Januari 1995 ini mulai mengikuti permintaan pasar.
‘’Sejak 2020 mulai berubah aliran ke dangdut Jawa, mengikuti permintaan pasar yang banyak menggemari Denny Caknan,’’ ungkapnya.
Selama berkarya, Christian aktif mengunggah karya musiknya ke YouTube sejak akhir 2019. Hingga kemarin (11/3) total sudah 62 video yang diunggah ke channel Christian SY.
Video yang diunggah di channel dengan 1,67 subscriber tersebut sebagian besar adalah lagu cover yang dia mainkan saat di kafe, restoran, acara pernikahan, lokasi wisata, dan tempat lainnya.
‘’Yang diunggah lebih banyak video saat konser, sebagian kecil adalah video klip yang saya kerjakan sendiri,’’ tuturnya.
Selain video cover, vokalis nyentrik ini juga sudah menelurkan empat single. Tiga single ciptaannya berjudul Aku Akan Kembali, Gawe Sopo, dan Milih Liyane. Satu single lain Pupus Kembang Tresno yang merupakan ciptaan Jemmy Tristantono. Dalam bermusik, Christian selalu berkiblat pada Denny Caknan.
‘’Dulu, saya tidak suka dangdut, tapi setelah mengenal Denny Caknan mulai nyaman untuk bermusik di aliran dangdut Jawa,’’ kata dia.
Kemahiran Christian dalam bermusik membuatnya direkrut Aisa Production, sebuah rumah produksi musik di Tuban. Setelah terkenal sebagai penyanyi dangdut pria di Tuban, tawaran manggung pun berdatangan. Bahkan, salah satu kafe di Tuban mengontraknya satu tahun untuk tampil setiap Sabtu malam.
‘’Targetnya sekarang harus produktif merilis single dalam 2-3 bulan,’’ ujar pria yang juga desainer grafis salah satu percetakan di Tuban itu.
Dalam menciptakan lagu, pria kelahiran Kecamatan Widang ini dibantu Dwi Ficha, wanita yang baru dinikahinya setahun lalu. Christian juga merogoh kocek pribadinya untuk rekaman lagu di Kediri. Untuk satu lagu, dia harus mengeluarkan uang Rp 700 ribu – Rp 800 ribu. Lagu inilah yang diunggah ke akun YouTube-nya yang kini dalam proses pengajuan AdSense.
‘’Saya berharap musisi Tuban mendapat dukungan dari pemerintah agar memiliki panggung untuk berkreasi,’’ ujarnya. (yud/ds)