Radartuban.jawapos.com – Dari sekian banyak tempat, Maya Dewi Rahmawati memilih dataran tinggi untuk healing. Dia mengemukakan, hawa pegunungan seakan membuatnya lupa sekian banyak beban yang sedang menanti.
Lahir dan besar di Desa Sokosari, Kecamatan Soko membuat perempuan yang akrab disapa Maya itu asing dengan iklim pegunungan. Selama hidup di daerah lembah Bengawan Solo tersebut, dirinya terbiasa dengan hawa persawahan.
Sebab itu, sejak kali pertama berkunjung ke daerah pegunungan, dirinya merasa amat senang dan kecanduan hingga saat ini.
‘’Hawa pegunungan lebih sejuk. Lebih menentramkan hati dan pikiran,’’ ujarnya saat dihubunugi Jawa Pos Radar Tuban kemarin (11/6).
Dara berusia 22 tahun ini melanjutkan, selain hawanya yang sejuk, panorama di pegununungan selalu membuat hatinya ‘’jatuh’’. Pemandangan hijaunya perbukitan, selimut kabut, dan alir jernih sungai yang biasa tampak di pegunungan, kata Maya, membuat lupa akan masalah-masalah yang sedang dihadapi.
‘’Jika sudah berada di pegunungan, rasanya beban-beban hidup itu hilang sama sekali. Lupa kalau sedang ada masalah ini dan itu,’’ ungkapnya.
Mahasiswi Universitas Bojonegoro ini menceritakan, kali terakhir dia healing di pegunungan terjadi beberapa bulan lalu. Lokasinya di pegunungan Pujon—Batu, Kabupaten Malang.
Saat berada di sana, hatinya tidak dihinggapi perasaan lain, kecuali tentram. Kepenatan dan keresahan yang dialami dalam menyusun awalan skripsi waktu itu, plong, hilang.
‘’Begitu perjalanan pulang dari Malang menuju Tuban sini, baru deh beban-beban itu muncul lagi,’’ ungkapnya sambil tertawa.
Mahasiswi semester delapan program studi Ekonomi Pembangunan ini meneruskan, saat ini dia pun sudah ingin healing lagi. Cewek cantik berjilbab ini menyampaikan, skripsinya kini hampir rampung. Begitu rampung, lanjut Maya, dia akan segera tancap gas menuju pegunungan untuk melepas beban dan merayakan kemenangan sebagaimana layaknya.
Alumni SMAN 1 Soko ini menerangkan, saat mengunjungi pegunungan-pegunungan itu dia tidak pernah sendiri. Paling tidak ada empat orang yang bersamanya. Entah teman kuliah atau teman di luar sekup tersebut.
‘’Sejauh ini baru menjelajah pegunungan di Jawa Timur aja sih. Selain Malang, aku kerap juga ke Mojokerto, Magetan. Pokoknya di daerah yang deket-deket gunung gitu,’’ lanjutnya.
Ditanya pernahkah mendaki gunung, perempuan berparas ayu ini mengatakan, baru satu kali. Tepatnya pada 2019 silam. Adapun, yang didakinya yakni Gunung Prau di kompleks pegunungan Dieng, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Waktu itu dia mendaki hingga puncak. Soal keindahan, Maya tidak menampik, panorama di puncak gunung jauh lebih indah. Hawanya pun lebih sejuk. Sayang, usaha yang dibutuhkan untuk mencapai kenikmatan seperti itu lebih berat.
‘’Jadi, untuk hiburan senang-senang pilih pegunungan—perbukitan aja. Lebih mudah dan efisien,’’ tuturnya malu-malu. (sab/tok)