TUBAN – Kalau ada yang mengatakan lovebird tidak lagi diminati, tampaknya salah. Kenyataannya, burung dengan warna-warna cantik itu masih banyak pecinta dan komunitasnya di berbagai kota.
Bahkan, burung dengan bentuk mungil itu harganya masih selangit.
Saat ini, yang paling banyak dicari adalah lovebird jenis yellow face dan biola yellow face pareblue. Harganya bukan main, indukannya satu jodoh untuk dua burung ini dibandrol antara Rp 150 juta hingga Rp 225 juta, atau seharga mobil Jazz baru.
Seperti burung milik Hami Ilham, Ketua Tuban Lovebird’s Breeder Community (TLBC).
Dia berhasil menjual dua jenis burung yang dimaksud, jantan dan betina seharga Rp 225 juta.
Lalu ada juga anggota lain dari komunitas yang sama terjual dengan harga Rp 150 juta. Sedangkan paling murah Rp 62 juta.
Burung dengan harga puluhan hingga ratusan juta itu dibeli oleh pecinta burung dari Karanganyar dan Sragen, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Akad jual-beli dilakukan secara cash, Sabtu (16/9).
Ilham menuturkan, mahalnya harga lovebird miliknya itu karena jenis yang dimaksud banyak dicari orang.
Dikatakan dia, lovebird jenis yellow face dan biola yellow face pareblue merupakan mutasi dari pengembangan terbaru lovebird.
‘’Jenis ini hanya dikembangkan di Tuban, sehingga di daerah lain belum ada. Makanya mahal,’’ ujarnya.
Keunikan dari burung lovebird jenis baru ini, terang dia, karena memiliki bentuk unik.
Jenis biola green split yellow face, misalnya. Memiliki warna orange di kepala dan sayap warna hijau dengan corak di sayapnya.
Sedangkan biola yellow face pareblue warna bulu di kepalanya kuning keputihan, serta badan dan sayapnya berwarna biru.
Dan spesialnya lagi, di jidat burung ini ada warga kuning matang.
‘’Lahirnya jenis baru yellow face pareblue karena hasil persilangan yang cukup panjang,’’ kata dia menjelaskan,‘’Uniknya lagi, jenis baru ini hanya ada beberapa daerah saja, termasuk di Tuban,’’ imbuhnya.
Irfan Bastian anggota TLBC menambahkan, jenis mutasi baru lovebird ini adalah hasil dari sesama lovebird yellow face yang selama ini dikem bangkan di Solo.
Yang mana termasuk mutasi baru yang dikembangkan sejak 2014, dan baru dijual pada 2019.
‘’Selama kurang lebih lima tahun itu untuk mengetahui sifat turunannya seperti apa,’’ ujarnya dan turunan dari model baru ini cukup sulit,
‘’seperti dari tiga kali ber telur belum tentu keluar yellow face,’’ jelas dia.
Ketika dari yellow face, lanjut Irfan, dikembangkan lagi menjadi yellow face pareblue. Jenis ini hanya ditemukan di Tuban.
‘’Inilah yang kemu dian membuat pecinta lovebird dari luar kota datang ke Tuban untuk menda patkan yellow face pareblue,’’ tandasnya. (fud/tok)