TUBAN, Radar Tuban – Gaya hidup praktis nan mewah masyarakat urban telah merubah wajah perkotaan. Jalanan kota yang dulu lengang, kini dipenuhi pemandangan kemacetan akibat konsumsi kendaraan yang berlebihan. Sebab, kendaraan tidak lagi menjadi kebutuhan, tapi gaya hidup untuk ditontonkan.
Gayung bersambut, tren masyarakat perkotaan itu menjadi peluang bisnis menggiurakan bagi industri otomotif. Pabrikan kendaraan bermotor dalam dan luar negeri berlomba-lomba merancang, mengembangkan, dan memproduksi kendaraan dengan bermacam varian. Dan, semua itu seakan tidak pernah ada habisnya. Berbagai merek kendaraan yang dilempar ke pasaran hampir pasti habis terjual.
Karenanya, hal yang wajar, kian hari jalanan dipenuhi kepadatan kendaraan. ‘’Sementara jalan yang tersedia dari dulu sampai sekarang, ya itu-itu saja,’’ kata Reza Ramadhan, salah satu warga yang tinggal di tengah perkotaan.
Dikatakan Reza sapaan akrabnya, pemandangan yang menyumpekan itu hampir dirasakannya saban hari. Utamanya saat jam-jam berangkat dan pulang kerja. Salah satu ruas jalan yang kerap menjadi langganan penumpukan kendaraan, yakni Jalan Gajah Mada. Jalan yang membujur dari perempatan Karangwaru hingga Jembatan Merik itu sudah menjadi langganan macet. ‘’Dulu tidak seperti ini, tapi beberapa tahun terakhir ini kendaraan semakin bertambah banyak, baik kendaraan roda dua maupun empat. Benar-benar perubahan (gaya hidup, Red) yang sangat cepat,’’ kata pria yang berdomisili di Jalan Gajah Mada itu.
Kabid Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Dinas Lingkungan Hidup dan Perhubungan (DLH Hub) Tuban Yuli Imam Isdarmawan mengakui, dalam perkembangannya, kendaraan di tengah kota memang semakin padat. Karena itu, sudah disiapkan jalan lingkar selatan (JLS) untuk mengurai kemacetan dalam kota. Hanya saja, sampai saat ini belum bisa difungsikan seratus persen. Pasalnya, belum ada rekomendasi dari instansi terkait. ‘’Masih menunggu rekomendasi,’’ tandasnya.
Lebih lanjut pejabat asal Bojonrgoro itu menuturkan, rekomendasi dari instansi terkait itu soal teknis konstruksi. Sebab, selama belum ada rekomendasi, JLS belum bisa dioperasikan seratus persen. ‘’Untuk kemacetan jalan di dalam kota akan dicarikan solusi,’’ ujarnya. (sab/tok)