27.7 C
Tuban
Friday, 22 November 2024
spot_img
spot_img

Galuh, Perempuan Pecandu Kopi

spot_img

Kegelapan dan Kepahitan Itu Bisa Dinikmati

Tak banyak perempuan memilih kopi sebagai minuman kesukaannya. Minuman berwarna hitam pekat dan berasa pahit itu cenderung dihindari para kaum hawa. Namun, tidak dengan Galuh Alif Novianti. Saking Sukanya, dara asal Tuban ini meminum kopi setiap hari.

——————————————-

KESUKAAN perempuan ayu yang akrab disapa Galuh ini dengan kopi bermula saat usia remaja. Di rumah, dia sering kali membuatkan kopi untuk ayahnya. Dari situ, dia penasaran dengan rasanya sehingga tergelitik untuk mencicipi kopi tersebut sesaat sebelum disuguhkan.

Perempuan 24 tahun ini mengemukakan, kali pertama merasakan kopi, lidahnya langsung ‘’jatuh cinta’’. Sejak itu, tiap kali membuatkan kopi untuk sang ayah, dia tidak lagi mengurangi jatah kopi ayahnya yang hanya secangkir.

‘’Tapi bikin kopi untuk saya sendiri,’’ ujarnya sambil terkikik saat dihubungi Jawa Pos Radar Tuban kemarin (22/4).

Baca Juga :  "Pokemon Concierge" Segera Tayang di Netflix

Seiring berjalannya waktu, romantismenya dengan kopi membuat dia dipertemukan dengan seorang lelaki. Kebetulannya, dia seorang barista. Praktis, objek cintanya lantas bertambah. Pengetahuannya tentang kopi pun meningkat. Dari yang semula hanya standar rumahan, lambat laun dia mengerti dan memahami kopi standar kedai. Bahkan, pada akhirnya sempat menjadi barista pula.

‘’Kini, hubungan saya dengan lelaki yang memperdalam ilmu kopi itu sudah putus. Tapi kecintaan saya kepada kopi masih langgeng. Lanjut terus,’’ tuturnya.

Perempuan yang pernah menjadi barista selama setahun ini mengatakan, sejak mencintai kopi, dirinya tidak pernah absen minum kopi. Setiap hari, minuman hitam pekat itu dinikmatinya. Galuh menyampaikan, setiap hari dia menikmati kopi di kedai-kedai yang tersebar di wilayah Bumi Ronggolawe. Jika ada kendala untuk minum kopi di tempat-tempat tersebut, perempuan berjilbab ini menikmati kopi di rumahnya sendiri.

Baca Juga :  Berawal dari Hobi, Selaras dengan Cita-Cita

‘’Di mana pun saya paling suka meminum kopi yang rasanya pahit. Yang espresso-nya strong,’’ jelasnya.

Perempuan yang tinggal di Jalan Basuki Rachmad ini menyampaikan, meski kini tidak lagi menjadi barista, penguasaan ilmu perkopian dan meracik minuman tersebut masih dikantongi. Itu karena ketika memiliki waktu luang, dia mempraktikannya. Perempuan yang kini bekerja sebagai tenaga administrasi di Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan Tuban ini menyatakan, kecintaannya kepada kopi tetap langgeng. Menurutnya, kepahitan rasa kopi mengajarkan dirinya banyak hal.

‘’Salah satunya, kegelapan dan kepahitan itu bisa dinikmati. Semua tergantung cara memperlakukannya,’’ pungkasnya. (sab/ds)

Kegelapan dan Kepahitan Itu Bisa Dinikmati

Tak banyak perempuan memilih kopi sebagai minuman kesukaannya. Minuman berwarna hitam pekat dan berasa pahit itu cenderung dihindari para kaum hawa. Namun, tidak dengan Galuh Alif Novianti. Saking Sukanya, dara asal Tuban ini meminum kopi setiap hari.

——————————————-

KESUKAAN perempuan ayu yang akrab disapa Galuh ini dengan kopi bermula saat usia remaja. Di rumah, dia sering kali membuatkan kopi untuk ayahnya. Dari situ, dia penasaran dengan rasanya sehingga tergelitik untuk mencicipi kopi tersebut sesaat sebelum disuguhkan.

Perempuan 24 tahun ini mengemukakan, kali pertama merasakan kopi, lidahnya langsung ‘’jatuh cinta’’. Sejak itu, tiap kali membuatkan kopi untuk sang ayah, dia tidak lagi mengurangi jatah kopi ayahnya yang hanya secangkir.

- Advertisement -

‘’Tapi bikin kopi untuk saya sendiri,’’ ujarnya sambil terkikik saat dihubungi Jawa Pos Radar Tuban kemarin (22/4).

Baca Juga :  Tren Gaya Riasan dan Make Up Baru Rayakan Imlek, Bubah Alfian Bagikan Tipsnya

Seiring berjalannya waktu, romantismenya dengan kopi membuat dia dipertemukan dengan seorang lelaki. Kebetulannya, dia seorang barista. Praktis, objek cintanya lantas bertambah. Pengetahuannya tentang kopi pun meningkat. Dari yang semula hanya standar rumahan, lambat laun dia mengerti dan memahami kopi standar kedai. Bahkan, pada akhirnya sempat menjadi barista pula.

‘’Kini, hubungan saya dengan lelaki yang memperdalam ilmu kopi itu sudah putus. Tapi kecintaan saya kepada kopi masih langgeng. Lanjut terus,’’ tuturnya.

Perempuan yang pernah menjadi barista selama setahun ini mengatakan, sejak mencintai kopi, dirinya tidak pernah absen minum kopi. Setiap hari, minuman hitam pekat itu dinikmatinya. Galuh menyampaikan, setiap hari dia menikmati kopi di kedai-kedai yang tersebar di wilayah Bumi Ronggolawe. Jika ada kendala untuk minum kopi di tempat-tempat tersebut, perempuan berjilbab ini menikmati kopi di rumahnya sendiri.

Baca Juga :  Ferrari Ungkap Nama Mobil Baru untuk F1 2023

‘’Di mana pun saya paling suka meminum kopi yang rasanya pahit. Yang espresso-nya strong,’’ jelasnya.

Perempuan yang tinggal di Jalan Basuki Rachmad ini menyampaikan, meski kini tidak lagi menjadi barista, penguasaan ilmu perkopian dan meracik minuman tersebut masih dikantongi. Itu karena ketika memiliki waktu luang, dia mempraktikannya. Perempuan yang kini bekerja sebagai tenaga administrasi di Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan Tuban ini menyatakan, kecintaannya kepada kopi tetap langgeng. Menurutnya, kepahitan rasa kopi mengajarkan dirinya banyak hal.

‘’Salah satunya, kegelapan dan kepahitan itu bisa dinikmati. Semua tergantung cara memperlakukannya,’’ pungkasnya. (sab/ds)

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img

Terpopuler

spot_img

Artikel Terbaru

spot_img
spot_img