RADAR TUBAN – Saban sore, langit di Desa Maibit, Kecamatan Rengel selalu ramai dengan layang-layang. Terlebih saat akhir pekan. Belasan hingga puluhan orang, dari anak-anak hingga dewasa, silih berganti menerbangkan layang-layang. Arenanya, lahan persawahan yang kosong.
Ketika sudah diterbangkan, beragam warna dan bentuk layang-layang dengan latar belakang langit biru cerah membuat suasana kian meriah. Apalagi, bentuk layang-layangnya sangat beragam. Satu di antara yang paling mencuri perhatian penonton, adalah layang-layang berbentuk naga dengan ukuran yang amat besar.
Ahmad Khabib, penghobi layang-layang sekaligus pemilik layang-layang naga menuturkan, musim kemarau seperti sekarang ini adalah waktu yang paling pas untuk menerbangkan layang-layang. Cuaca cerah dengan tiupan angin yang cukup lembut, membuat layang-layang mudah untuk diterbangkan. Pun layang-layang naga yang ukurannya amat besar tersebut. Tidak sulit untuk menerbangkannya.
“Meski panjang layang-layang sampai 100 meter, tapi karena anginnya sangat mendukung, sehingga mudah saja menerbangkannya,” katanya, Minggu (30/7/2023).
Disampaikan Khabib, menerbangkan layang-layang berukuran 100 meter tersebut, sedikitknya dibutuhkan tenaga lima orang dewasa. Dan ketika sudah terbang, tali pengekangnya harus segera diikat di pohon yang kuat.
“Jika tidak segera diikat, bisa-bisa ikut terseret—terbang,” terang dia.
Saat sudah terbang—menghiasi langit desa setempat, layang-layang berbentuk naga itu tampak sangat indah. Meliuk-liuk di udara bersama layang-layang lain. Warga yang menonton di tepian jalan pun dibuat terpesona. (fud/tok)