30 C
Tuban
Monday, 13 October 2025
spot_img
spot_img

Manuver Panas Prajogo Pangestu! Kuasai 90 persen Saham GDI, Lirik Proyek Listrik 680 MW di Halmahera

RADARBISNIS – Manuver agresif konglomerat Prajogo Pangestu di sektor energi makin terang-terangan. Melalui emiten andalannya PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (kode saham: CUAN), Prajogo resmi menguasai 90 persen saham PT Guna Dharma Integra (GDI) lewat anak usaha PT Volta Daya Energi Indonesia (VDEI).

Aksi ini bukan sekadar investasi—ini sinyal keras CUAN bakal tancap gas di proyek energi raksasa. Sekretaris Perusahaan Petrindo, Robertus Maylando Siahaya, menyebut akuisisi ini rampung pada 10 Oktober 2025 dengan pembelian 9.000 lembar saham GDI.

“Dengan transaksi ini, Petrindo resmi jadi pemegang saham mayoritas di GDI,” ujarnya lewat keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (13/10).

Garap Proyek Pembangkit Listrik di Malut

Baca Juga :  Inilah Daftar 10 Orang Terkaya di Indonesia, Prajogo Pangestu Masih Teratas

GDI akan menjadi ujung tombak pengembangan proyek pembangkit listrik berkapasitas 680 MW di kawasan industri terintegrasi Feni Haltim Industrial Park, Halmahera Timur, Maluku Utara.

Proyek ini merupakan bagian dari ekosistem baterai kendaraan listrik yang dikenal sebagai Proyek Dragon, yang sempat macet gara-gara problem pendanaan.

Masuknya Danantara mengubah peta permainan. CUAN kini ikut nimbrung, sekaligus memanfaatkan produksi batu bara mereka untuk memperkuat rantai pasok energi.

“Langkah ini sejalan dengan rencana ekspansi usaha Petrindo, yang berdampak langsung pada peningkatan aset dan utilisasi batubara,” lanjut Robertus.

Potensi Pasar Energi Hijau di Tanah Air

Proyek Dragon sejatinya mulai digarap sejak 2022 oleh konsorsium Indonesia Battery Corporation (IBC) dan Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL). Setelah Danantara masuk, proyek mulai hidup lagi.

Baca Juga :  IHSG Nyungsep 2,05 Persen, Kembali ke Level 7.700-an

PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) bahkan sudah menyetor USD 159,6 juta atau sekitar Rp 2,6 triliun ke entitas usahanya, PT Feni Haltim (FHT), untuk pembangunan Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF). Dana ini dikucurkan bersama Hong Kong CBL Ltd (HKCBL), dengan komposisi saham Antam 40 persen dan HKCBL 60 persen.

Dengan kekuatan modal jumbo dan jaringan konglomerasi, manuver CUAN jelas bukan main-main. Pasar kini menunggu langkah lanjutan: apakah ini akan jadi “panggung besar” bagi CUAN untuk menguasai pasar energi hijau di Tanah Air. (*)

RADARBISNIS – Manuver agresif konglomerat Prajogo Pangestu di sektor energi makin terang-terangan. Melalui emiten andalannya PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (kode saham: CUAN), Prajogo resmi menguasai 90 persen saham PT Guna Dharma Integra (GDI) lewat anak usaha PT Volta Daya Energi Indonesia (VDEI).

Aksi ini bukan sekadar investasi—ini sinyal keras CUAN bakal tancap gas di proyek energi raksasa. Sekretaris Perusahaan Petrindo, Robertus Maylando Siahaya, menyebut akuisisi ini rampung pada 10 Oktober 2025 dengan pembelian 9.000 lembar saham GDI.

“Dengan transaksi ini, Petrindo resmi jadi pemegang saham mayoritas di GDI,” ujarnya lewat keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (13/10).

Garap Proyek Pembangkit Listrik di Malut

Baca Juga :  Nilai Tukar Rupiah Sore Ini, Selasa 3 September 2024

GDI akan menjadi ujung tombak pengembangan proyek pembangkit listrik berkapasitas 680 MW di kawasan industri terintegrasi Feni Haltim Industrial Park, Halmahera Timur, Maluku Utara.

- Advertisement -

Proyek ini merupakan bagian dari ekosistem baterai kendaraan listrik yang dikenal sebagai Proyek Dragon, yang sempat macet gara-gara problem pendanaan.

Masuknya Danantara mengubah peta permainan. CUAN kini ikut nimbrung, sekaligus memanfaatkan produksi batu bara mereka untuk memperkuat rantai pasok energi.

“Langkah ini sejalan dengan rencana ekspansi usaha Petrindo, yang berdampak langsung pada peningkatan aset dan utilisasi batubara,” lanjut Robertus.

Potensi Pasar Energi Hijau di Tanah Air

Proyek Dragon sejatinya mulai digarap sejak 2022 oleh konsorsium Indonesia Battery Corporation (IBC) dan Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL). Setelah Danantara masuk, proyek mulai hidup lagi.

Baca Juga :  Temui Prabowo, Pengusaha Grup Besar Korea Selatan Bakal Tambah Investasi ke Indonesia

PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) bahkan sudah menyetor USD 159,6 juta atau sekitar Rp 2,6 triliun ke entitas usahanya, PT Feni Haltim (FHT), untuk pembangunan Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF). Dana ini dikucurkan bersama Hong Kong CBL Ltd (HKCBL), dengan komposisi saham Antam 40 persen dan HKCBL 60 persen.

Dengan kekuatan modal jumbo dan jaringan konglomerasi, manuver CUAN jelas bukan main-main. Pasar kini menunggu langkah lanjutan: apakah ini akan jadi “panggung besar” bagi CUAN untuk menguasai pasar energi hijau di Tanah Air. (*)

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radarbisnis.com

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Bisnis WhatsApp Channel : https:http://bit.ly/3DonStL. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img

Terpopuler

spot_img

Artikel Terbaru

spot_img
spot_img
/