RADARBISNIS — Pergerakan indeks domestik kembali menunjukkan betapa pasar masih dihantui keraguan. Pada perdagangan Jumat (21/11) IDX ditutup di level 8.414,352, turun 5,564 poin atau -0,07 persen. Pelemahan ini kecil, tetapi cukup menggambarkan bahwa arus transaksi belum benar-benar menemukan tenaga dorong yang solid.
Sejak pembukaan, indeks tidak punya banyak ruang bernafas. Level open 8.403,901 langsung memantik tekanan jual, memaksa grafik bergerak lesu dan turun bertahap hingga menyentuh titik terendah di level 8.361,271. Sesekali indeks mencoba mencuri momentum, terutama ketika sempat menyentuh level 8.432,603, namun dorongannya tidak bertahan.
Tekanan jual terlihat dominan. Dari 813 saham yang diperdagangkan, hanya 274 saham yang menguat, sementara 352 saham harus rela berada di zona merah. Sebanyak 187 saham stagnan. Volume transaksi mencapai 34,785 miliar lembar, dengan nilai perdagangan Rp 16,477 triliun—angka besar, tetapi kualitasnya masih cenderung berat di sisi jual.
Kapitalisasi pasar tetap jumbo di Rp 15.421,101 triliun, menandakan bahwa pelemahan harian ini lebih mencerminkan sentimen jangka pendek ketimbang perubahan fundamental.
Diary IDX: Pola Naik Turun Masih Kental
Jika menoleh ke data IDX Diary, pola merah–hijau dalam sebulan terakhir sangat acak. Dalam 30 hari perdagangan terakhir, pasar mencatat 11 hari penguatan dengan total kenaikan 603,610 poin (7,32 persen). Sebaliknya, ada 12 hari pelemahan dengan akumulasi penurunan -427,341 poin (-5,16 persen).
Artinya? Meski indeks kerap tertekan, secara kumulatif 30 hari terakhir masih surplus: +176,269 poin (2,16 persen).
Performa Jangka Menengah-Panjang Masih Menjanjikan
Melemahnya indeks harian hari ini tidak menghapus performa lebih stabil di rentang waktu panjang. Data RTI menunjukkan:
- 1W: +0,52 persen
- 1M: +1,72 persen
- 3M: +6,64 persen
- 6M: +20,55 persen
- YTD: +18,85 persen
- 1Y: +8,78 persen
- 3Y: +17,47 persen
- 5Y: +71,22 persen
Angka lima tahun terakhir mencolok: +71,22 persen. Ini sinyal kuat bahwa turbulensi harian tidak menggeser tren jangka panjang yang masih bertumbuh.
Pasar Menunggu Katalis Baru
Gerak seret IHSG akhir pekan ini lebih merefleksikan suasana pasar yang menahan napas. Tidak ada euforia, tidak ada kepanikan. Hanya ritme pasang-surut yang menunjukkan pasar butuh katalis baru untuk melaju—entah data makro, rilis kinerja emiten, atau isyarat dari pasar global.
Untuk sementara, investor tampak memilih bertahan dan berhitung, mencari momen ketika indeks kembali punya tenaga menembus resistance yang kini terasa makin berat. (*)








