RADARBISNIS – Di tengah tantangan backlog perumahan nasional dan harga properti yang terus melambung, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) hadir sebagai solusi nyata bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) untuk memiliki rumah pertama. Menariknya, bukan hanya ASN, kini pekerja informal seperti sopir taksi pun bisa ikut mengakses program ini.
Melalui program KPR subsidi FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan), BRI tancap gas memperkuat kontribusinya dalam mendukung Program 3 Juta Rumah yang menjadi agenda prioritas nasional.
Dengan bunga hanya 5 persen tetap dan tenor hingga 20 tahun, KPR FLPP menjadi jembatan bagi rakyat kecil agar bisa #PunyaRumahTanpaRibet.
Corporate Secretary BRI, Agustya Hendy Bernadi, menjelaskan bahwa dalam tiga tahun terakhir BRI telah menyalurkan lebih dari 57.000 unit rumah subsidi dengan nilai pembiayaan nyaris Rp 9,1 triliun.
“Program ini bukan sekadar pembiayaan, tapi bentuk nyata misi sosial BRI untuk mengurangi ketimpangan akses hunian,” ungkap Hendy.
Untuk tahun 2025, BRI menargetkan 17.701 unit rumah subsidi dengan plafon kredit Rp 2,92 triliun – angka yang naik dari tahun sebelumnya.
Tak hanya fokus pada sektor formal, BRI memperluas jangkauan KPR subsidi FLPP dengan menjalin kemitraan strategis bersama:
Instansi Pemerintah: Kementerian PANRB, BKN, ANRI, dan LAN untuk mempermudah pegawai ASN mengakses rumah pertama.
Sektor Informal: Seperti PT Bluebird Tbk, sehingga pengemudi taksi kini punya kesempatan yang sama untuk membeli rumah lewat skema FLPP.
“Kami ingin keadilan akses bagi seluruh segmen, termasuk pekerja informal yang selama ini terpinggirkan dari sistem perumahan formal,” ujar Hendy.
Program KPR FLPP BRI bukan hanya urusan kredit. Ini adalah bagian dari visi jangka panjang BRI dalam mendukung pemerataan akses perumahan, pembangunan berkelanjutan, peningkatan kualitas hidup MBR, dan stabilisasi sosial ekonomi nasional.
Langkah ini juga selaras dengan upaya pemerintah mewujudkan kedaulatan perumahan rakyat di tengah tantangan global. (*)