27.2 C
Tuban
Thursday, 18 September 2025
spot_img
spot_img

Harga Minyak Mentah Anjlok 4 Persen di Tengah Ketegangan Israel-Iran

RADARBISNIS – Harga minyak mentah mengalami penurunan lebih dari 4 persen setelah serangan balasan Israel terhadap Iran selama akhir pekan tidak mengenai fasilitas minyak dan nuklir Teheran serta tidak mengganggu pasokan energi, yang mengurangi ketegangan geopolitik di Timur Tengah.

Berdasarkan data Refinitiv pada perdagangan Senin (28/10) pagi, harga minyak mentah acuan Brent tercatat US$ 72,61 per barel. Harga tersebut turun 4,51 persen dari posisi sebelumnya.

Sedangkan acuan West Texas Intermediate (WTI), harga minyak mentah tercatat US$ 68,47 per barel atau turun 4,6 persen.

Harga minyak mentah sempat naik 4 persen minggu lalu di tengah perdagangan yang bergejolak karena pasar memperhitungkan ketidakpastian seputar respons Israel terhadap serangan rudal Iran pada 1 Oktober dan pemilihan presiden AS bulan depan.

Baca Juga :  Libur Sekolah Hemat! Prabowo Teken Diskon Besar Tiket Kereta Api, Pesawat, Kapal hingga Tol

Puluhan jet tempur Israel menyelesaikan tiga gelombang serangan sebelum fajar pada hari Sabtu terhadap pabrik rudal dan situs lainnya di dekat Teheran serta di wilayah barat Iran.

Menurut para analis, premi risiko geopolitik yang sebelumnya menaikkan harga minyak mentah sebagai antisipasi terhadap serangan balasan Israel mulai menurun.

“Sifat serangan yang lebih terbatas, termasuk menghindari infrastruktur minyak, telah meningkatkan harapan akan jalur de-eskalasi, yang membuat premi risiko turun beberapa dolar per barel,” kata Saul Kavonic, analis energi berbasis di Sydney dari MST Marquee.

“Pasar akan mengamati dengan cermat untuk memastikan apakah Iran tidak akan melakukan serangan balasan dalam beberapa minggu mendatang, yang bisa menyebabkan premi risiko kembali naik,” tambahnya.

Baca Juga :  BI Rate Turun Jadi 4,75 Persen! Saatnya Bunga Kredit Ikut Turun atau Ekonomi Seret?

Analis Commonwealth Bank of Australia, Vivek Dhar, memperkirakan perhatian pasar akan beralih ke pembicaraan gencatan senjata antara Israel dan kelompok militan Hamas yang didukung Iran, yang dilanjutkan selama akhir pekan.

“Meskipun Israel memilih respons yang lebih rendah terhadap Iran, kami ragu bahwa Israel dan proksi Iran (seperti Hamas dan Hezbollah) berada di jalur untuk mencapai gencatan senjata yang tahan lama,” tulisnya dalam catatan. (*)

RADARBISNIS – Harga minyak mentah mengalami penurunan lebih dari 4 persen setelah serangan balasan Israel terhadap Iran selama akhir pekan tidak mengenai fasilitas minyak dan nuklir Teheran serta tidak mengganggu pasokan energi, yang mengurangi ketegangan geopolitik di Timur Tengah.

Berdasarkan data Refinitiv pada perdagangan Senin (28/10) pagi, harga minyak mentah acuan Brent tercatat US$ 72,61 per barel. Harga tersebut turun 4,51 persen dari posisi sebelumnya.

Sedangkan acuan West Texas Intermediate (WTI), harga minyak mentah tercatat US$ 68,47 per barel atau turun 4,6 persen.

Harga minyak mentah sempat naik 4 persen minggu lalu di tengah perdagangan yang bergejolak karena pasar memperhitungkan ketidakpastian seputar respons Israel terhadap serangan rudal Iran pada 1 Oktober dan pemilihan presiden AS bulan depan.

Baca Juga :  Pertama Dalam Sejarah RI, Prabowo Bakal Resmikan Bank Emas Indonesia

Puluhan jet tempur Israel menyelesaikan tiga gelombang serangan sebelum fajar pada hari Sabtu terhadap pabrik rudal dan situs lainnya di dekat Teheran serta di wilayah barat Iran.

- Advertisement -

Menurut para analis, premi risiko geopolitik yang sebelumnya menaikkan harga minyak mentah sebagai antisipasi terhadap serangan balasan Israel mulai menurun.

“Sifat serangan yang lebih terbatas, termasuk menghindari infrastruktur minyak, telah meningkatkan harapan akan jalur de-eskalasi, yang membuat premi risiko turun beberapa dolar per barel,” kata Saul Kavonic, analis energi berbasis di Sydney dari MST Marquee.

“Pasar akan mengamati dengan cermat untuk memastikan apakah Iran tidak akan melakukan serangan balasan dalam beberapa minggu mendatang, yang bisa menyebabkan premi risiko kembali naik,” tambahnya.

Baca Juga :  Siapa Pemilik Sefas Group, Perusahaan yang Akuisisi SPBU Shell?

Analis Commonwealth Bank of Australia, Vivek Dhar, memperkirakan perhatian pasar akan beralih ke pembicaraan gencatan senjata antara Israel dan kelompok militan Hamas yang didukung Iran, yang dilanjutkan selama akhir pekan.

“Meskipun Israel memilih respons yang lebih rendah terhadap Iran, kami ragu bahwa Israel dan proksi Iran (seperti Hamas dan Hezbollah) berada di jalur untuk mencapai gencatan senjata yang tahan lama,” tulisnya dalam catatan. (*)

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radarbisnis.com

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Bisnis WhatsApp Channel : https:http://bit.ly/3DonStL. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img

Terpopuler

spot_img

Artikel Terbaru

spot_img
spot_img