TUBAN, Radar Tuban – Dalam rangka memperingati Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) XIX di Kabupaten Tuban tahun 2022, Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky, SE., melaksanakan sejumlah kegiatan, Selasa (31/5).
Selama berlangsung kegiatan, bupati didampingi Sekda Tuban Budi Wiyana, Kepala Bappeda Litbang (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian, dan Pembangunan) Tuban Agung Triwibowo, serta sejumlah pimpinan OPD terkait.
Salah satu yang dikunjungi dalam kegiatan BBGRM 2022 tersebut adalah Desa Mandirejo, Kecamatan Merakurak. Desa binaan Bappeda Litbang tersebut diproyeksikan menjadi desa rintisan wisata.
Pada momentum tersebut, Mas Lindra, sapaan akrab bupati Tuban, meninjau potensi wisata pada Pesona Wisata Perahu Pangklangan sepanjang 1,5 kilometer di area persawahan Desa Mandirejo, Kecamatan Merakurak.
Di depan para peserta, Mas Lindra menekankan, pembangunan memerlukan kolaborasi, kebersamaan, dan semangat gotong-royong agar program pembangunan berhasil dan masyarakat merasakan manfaatnya.
Ketika memberi semangat, Mas Lindra mengutip pepatah; Satu lidi mudah dipatahkan, ketika ratusan lidi disatukan akan kuat. ‘’Gotong royong menjadi pondasi kuat bagi masyarakat untuk pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan,” tegasnya.
Bupati termuda sepanjang sejarah pemerintahan Tuban ini mengatakan, pengembangan saluran irigasi Desa Mandirejo memiliki potensi untuk dijadikan wisata baru dengan memanfaatkan perahu. Saluran irigasi juga dapat diisi dengan bibit ikan agar menjadi wahana pemancingan. Ikan yang didapat pemancing bisa dimasak di warung-warung sekitar dengan memanfaatkan keberadaan jalan usaha tani (JUT).
‘’Semoga bisa menjadi wisata yang menghidupkan perekonomian masyarakat,’’ kata dia berharap.
Lebih lanjut bupati menyampaikan, pengembangan potensi yang ada harus disepakati bersama oleh semua warga, terutama berkaitan dengan pembebasan lahan JUT. Selain itu, konsep yang diusung harus benar-benar dikerjakan bersama masyarakat agar semua warga mendapatkan manfaatnya.
“Pemdes setempat harus segera mungkin menyusun program pembangunan, sehingga dapat diusulkan di P-APBD 2022,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Bappeda Litbang Tuban Agung Triwibowo menjelaskan, pembangunan Desa Mandirejo menerapkan komitmen kolaborasi antara pemkab dan pemerindah desa (pemdes). Dia menegaskan, jika pemdes dapat merealisasikan pembangunan tanggul untuk pendukung wisata kuliner dalam waktu dua bulan, maka pemdes bisa mengusulkan P-APBD 2022 untuk program kegiatan desa. ‘’Komitmen kolaborasi ini harus disepakati dengan serius dan kerja keras,’’ tegasnya.
Mantan sekretaris Bappeda Tuban ini menjelaskan, Desa Mandirejo memiliki potensi besar untuk menjadi desa pariwisata. Karena itu, Bappeda Litbang Tuban selaku pembina desa berkomitmen membantu pemdes setempat untuk membesarkan nama desa melalui potensi yang dimiliki.
‘’Pesona Wisata Perahu Pangklangan diproyeksikan menjadi wisata khas yang tidak dimiliki daerah lain,’’ ujarnya.
Lebih lanjut Agung mengatakan, dalam mengembangkan potensi desa, pemkab menekankan prinsip identitas yang khas. Sesuai pesan Mas Bupati yang berharap Tuban mampu memunculkan potensi desa sesuai dengan ciri khasnya masing-masing. Desa Mandirejo sudah memiliki bekal untuk mendirikan wisata air. Pengunjung dapat menikmati pemandangan area persawahan hijau sambil berselancar menggunakan perahu.
‘’Ke depan akan terus dikembangkan hingga menjadi desa rintisan wisata yang menarik banyak pengunjung,’’ kata dia. (yud/ds)