30.7 C
Tuban
Friday, 22 November 2024
spot_img
spot_img

Kekeringan Ekstrem Diprediksi Agustus

spot_img

Radartuban.jawapos.com – Peralihan musim penghujan ke kemarau sudah berlalu. Saat ini, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengumumkan sebagian besar wilayah di Indonesia, termasuk Tuban sudah memasuki awal kemarau.

Diprediksi, puncak musim kemarau yang mengalami kekeringan ekstrem dimulai Agustus atau tiga bulan lagi.

Kepala Stasiun BMKG Tuban Zem Irianto Padma menjelaskan, peralihan dari penghujan ke kemarau sudah dimulai sejak akhir April lalu.

Saat ini, Tuban sudah memasuki awal musim kemarau. Yang patut diwaspadai, kata dia, adalah fase peralihan musim. Sebab, saat pergantian musim, cuaca ekstrem akan sering dirasakan.

‘’Tanda peralihan musim biasanya cuaca ekstrem seperti hujan deras atau panas menyengat,’’ terang dia kepada Jawa Pos Radar Tuban.

Baca Juga :  Meski Suhu Ekstrem dan Badai Pasir, Kondisi Jemaah Haji Tuban Baik dan Sehat

Kabar baiknya, kata dia, musim penghujan tahun ini nyaris tanpa bencana banjir akibat luapan Bengawan Solo.

Sesuai prediksi, tinggi muka air (TMA) sungai terpanjang di Pulau Jawa tersebut relatif stabil. Itu karena intensitas hujan dari hulu masih rendah.

Radartuban.jawapos.com – Peralihan musim penghujan ke kemarau sudah berlalu. Saat ini, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengumumkan sebagian besar wilayah di Indonesia, termasuk Tuban sudah memasuki awal kemarau.

Diprediksi, puncak musim kemarau yang mengalami kekeringan ekstrem dimulai Agustus atau tiga bulan lagi.

Kepala Stasiun BMKG Tuban Zem Irianto Padma menjelaskan, peralihan dari penghujan ke kemarau sudah dimulai sejak akhir April lalu.

Saat ini, Tuban sudah memasuki awal musim kemarau. Yang patut diwaspadai, kata dia, adalah fase peralihan musim. Sebab, saat pergantian musim, cuaca ekstrem akan sering dirasakan.

‘’Tanda peralihan musim biasanya cuaca ekstrem seperti hujan deras atau panas menyengat,’’ terang dia kepada Jawa Pos Radar Tuban.

- Advertisement -
Baca Juga :  Fenomena Tanah Ambles di Tasikharjo Diduga karena Air Tanah Banyak Disedot

Kabar baiknya, kata dia, musim penghujan tahun ini nyaris tanpa bencana banjir akibat luapan Bengawan Solo.

Sesuai prediksi, tinggi muka air (TMA) sungai terpanjang di Pulau Jawa tersebut relatif stabil. Itu karena intensitas hujan dari hulu masih rendah.

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img

Terpopuler

spot_img

Artikel Terbaru

spot_img
spot_img