27.6 C
Tuban
Friday, 22 November 2024
spot_img
spot_img

495 Warga di Tuban yang Belum Bisa Membaca Didominasi Perempuan

spot_img

TUBAN, Radar Tuban – Belum semua masyarakat Tuban bisa membaca. Dari data dinas pendidikan (disdik) yang dihimpun Jawa Pos Radar Tuban, tercatat masih ada 495 warga yang buta huruf. Angka itu tersebar di 17 kecamatan dari 20 kecamatan se-Kabupaten Tuban, kecuali Kecamatan Bangilan, Plumpang dan Widang.

Kepala Disdik Tuban Joko Prijono mengungkapkan, dari sekian masyarakat yang buta aksara tersebut, rata-rata usianya di atas 40 tahun. ‘’Dan didominasi perempuan,’’ tandasnya.

Disampaikan Joko, sedianya angka buta aksara di Kota Legen sudah konsisten menurun. Hanya saja, memang belum seratus persen. Diungkapkan dia, pada 2018 lalu angka buta huruf di Tuban masih 5.272 orang. Seiring dengan berjalannya program pengentasan buta huruf, jumlah warga yang tidak bisa membaca konsisten menurun, hingga pada 2022 ini tinggal tersisa 495 orang.

Baca Juga :  BNI Borong Penghargaan Best Digital Brand 2023

‘’Tahun ini targetnya 200 orang (terentaskan dari buta huruf, Red),’’ katanya kepada Jawa Pos Radar Tuban.

Praktis, jika target tersebut tercapai, maka tahun depan tinggal tersisa 295 orang yang belum bisa membaca. ‘’Targetnya 2024 tidak ada lagi masyarakat Tuban yang tidak bisa membaca. Semoga berhasil,’’ harapannya.

Dipaparkan mantan mantan kepala dinas perpustakaan dan kearsipan (dipersip) ini, program pengentasan buta aksara dilakukan dengan memberikan pembelajaran kepada masyarakat yang buta aksara. Mereka yang tidak bisa membaca dibimbing oleh guru yang diambil dari pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM). Durasinya selama satu tahun.

‘’Tahun ini ada tujuh PKBM yang diberi tugas untuk mendampingi warga yang masih buta aksara,’’ katanya.

Baca Juga :  Api Diam Terpantau di Area Kubah Lava Merapi

Dikatakan Joko, dibutuhkan kesabaran tinggi dalam mengajari warga yang belum bisa membaca tersebut. Sebab, rata-rata dari mereka sudah tua dan dari kategori keluarga miskin. Layaknya anak baru masuk SD, mereka diajari menghafal huruf-huruf untuk kemudian disambung menjadi kata dan kalimat. Ketika sudah bisa membaca, itu artinya mereka tak lagi dikategorikan buta huruf.

‘’Dibutuhkan ketelatenan dan kesabaran yang ekstra. Tidak jarang harus jemput bola supaya mau belajar membaca,’’ katanya.

Meski sangat susah, Joko optimis program zero buta akasara dapat tercapai pada 2024 nanti. (fud/tok)

TUBAN, Radar Tuban – Belum semua masyarakat Tuban bisa membaca. Dari data dinas pendidikan (disdik) yang dihimpun Jawa Pos Radar Tuban, tercatat masih ada 495 warga yang buta huruf. Angka itu tersebar di 17 kecamatan dari 20 kecamatan se-Kabupaten Tuban, kecuali Kecamatan Bangilan, Plumpang dan Widang.

Kepala Disdik Tuban Joko Prijono mengungkapkan, dari sekian masyarakat yang buta aksara tersebut, rata-rata usianya di atas 40 tahun. ‘’Dan didominasi perempuan,’’ tandasnya.

Disampaikan Joko, sedianya angka buta aksara di Kota Legen sudah konsisten menurun. Hanya saja, memang belum seratus persen. Diungkapkan dia, pada 2018 lalu angka buta huruf di Tuban masih 5.272 orang. Seiring dengan berjalannya program pengentasan buta huruf, jumlah warga yang tidak bisa membaca konsisten menurun, hingga pada 2022 ini tinggal tersisa 495 orang.

Baca Juga :  Sosok Buya Arrazy, Ulama Tersohor yang Sederhana dan Penyayang Keluarga

‘’Tahun ini targetnya 200 orang (terentaskan dari buta huruf, Red),’’ katanya kepada Jawa Pos Radar Tuban.

Praktis, jika target tersebut tercapai, maka tahun depan tinggal tersisa 295 orang yang belum bisa membaca. ‘’Targetnya 2024 tidak ada lagi masyarakat Tuban yang tidak bisa membaca. Semoga berhasil,’’ harapannya.

- Advertisement -

Dipaparkan mantan mantan kepala dinas perpustakaan dan kearsipan (dipersip) ini, program pengentasan buta aksara dilakukan dengan memberikan pembelajaran kepada masyarakat yang buta aksara. Mereka yang tidak bisa membaca dibimbing oleh guru yang diambil dari pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM). Durasinya selama satu tahun.

‘’Tahun ini ada tujuh PKBM yang diberi tugas untuk mendampingi warga yang masih buta aksara,’’ katanya.

Baca Juga :  Festival 100% Tuban: Wujud Komitmen Mas Bupati Bangkitkan Ekonomi

Dikatakan Joko, dibutuhkan kesabaran tinggi dalam mengajari warga yang belum bisa membaca tersebut. Sebab, rata-rata dari mereka sudah tua dan dari kategori keluarga miskin. Layaknya anak baru masuk SD, mereka diajari menghafal huruf-huruf untuk kemudian disambung menjadi kata dan kalimat. Ketika sudah bisa membaca, itu artinya mereka tak lagi dikategorikan buta huruf.

‘’Dibutuhkan ketelatenan dan kesabaran yang ekstra. Tidak jarang harus jemput bola supaya mau belajar membaca,’’ katanya.

Meski sangat susah, Joko optimis program zero buta akasara dapat tercapai pada 2024 nanti. (fud/tok)

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img

Terpopuler

spot_img

Artikel Terbaru

spot_img
spot_img