28.1 C
Tuban
Sunday, 24 November 2024
spot_img
spot_img

Anggaran Perbaikan Jembatan Glendeng Diduga Di-Mark Up

spot_img

Radartuban.jawapos.com –  Proyek perbaikan Jembatan Glendeng pada  2021 diduga bermasalah. Setelah melakukan audit keuangan pada Januari 2022, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menemukan dugaan mark up sebesar Rp 94 juta pada proyek jembatan yang mulai dikerjakan Agustus dan rampung Desember 2021 tersebut. Modusnya, merendahkan spek material yang digunakan untuk perbaikan hingga pengurangan volume konstruksi.

Terkait kabar tersebut, Kasi Intel Kejaksaan Negeri (Kejari) Tuban Muis Ari Guntoro mengatakan, pihaknya baru ‘’pasang kuda-kuda’’ untuk bertindak.

‘’Sejauh ini, masih kami monitor dugaan tersebut,’’ ujarnya ketika dikonfirmasi Jawa Pos Radar Tuban kemarin (12/7).

Jaksa yang akrab disapa Muis ini memastikan, jika dugaan mark up anggaran proyek tersebut benar, tentu pihaknya akan turun tangan dan melakukan pemeriksaan.

Baca Juga :  Hiburan Malam Seantero Tuban Tutup selama Ramadan

Audit BPK atas proyek perbaikan jembatan yang menghubungkan Desa Simorejo, Kecamatan Soko, Tuban dengan Desa Kalirejo, Kecamatan/Kabupaten Bojonegoro tersebut berakhir dengan temuan mark up anggaran tersebut disampaikan Kepala Inspektorat Kabupaten Tuban Aguk Waluyo kepada wartawan koran ini di kantornya, Senin (11/7).

Dia membeberkan, berdasarkan audit BPK awal 2022, negara membayar terlalu banyak untuk proyek tersebut. Besarnya sekitar 94 juta.

Aguk menerangkan, menurut audit BPK, kelebihan pembayaran terjadi akibat ketidaksesuaian spesifikasi material dan penyusutan volume konstruksi dalam proyek perbaikan jembatan yang melintasi Bengawan Solo tersebut.  Ditanya apakah malspek material dan penyusutan volume tersebut merupakan pemicu rapuhnya jembatan yang kembali rusak setelah diperbaiki? Aguk belum bisa memastikan.

Baca Juga :  BPK Rekomendasikan Penundaan Perbaikan Jembatan Glendeng

‘’Banyak faktor yang mengakibatkan kerusakan, tapi setelah diperiksa BPK, hasilnya demikian. Ada beberapa spesifikasi (material, Red) yang tidak sesuai menurut BPK,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPUPR PRKP) Tuban Agung Supriyadi membantah dugaan malspek material dan penyusutan volume konstruksi pada proyek perbaikan Jembatan Glendeng. Dia memastikan, proyek perbaikan jembatan sepanjang 310 meter itu sudah sesuai prosedur. Material-material yang digunakan pun sesuai dengan spesifikasinya.

‘’Sudah benar. Tidak ada malspek material atau penyusutan volume konstruksi dalam proyek perbaikan jembatan tersebut,’’ tegasnya. (sab/fud/ds)

Radartuban.jawapos.com –  Proyek perbaikan Jembatan Glendeng pada  2021 diduga bermasalah. Setelah melakukan audit keuangan pada Januari 2022, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menemukan dugaan mark up sebesar Rp 94 juta pada proyek jembatan yang mulai dikerjakan Agustus dan rampung Desember 2021 tersebut. Modusnya, merendahkan spek material yang digunakan untuk perbaikan hingga pengurangan volume konstruksi.

Terkait kabar tersebut, Kasi Intel Kejaksaan Negeri (Kejari) Tuban Muis Ari Guntoro mengatakan, pihaknya baru ‘’pasang kuda-kuda’’ untuk bertindak.

‘’Sejauh ini, masih kami monitor dugaan tersebut,’’ ujarnya ketika dikonfirmasi Jawa Pos Radar Tuban kemarin (12/7).

Jaksa yang akrab disapa Muis ini memastikan, jika dugaan mark up anggaran proyek tersebut benar, tentu pihaknya akan turun tangan dan melakukan pemeriksaan.

Baca Juga :  Tradisi Tabuh Lesung saat Gerhana Mulai Hilang

Audit BPK atas proyek perbaikan jembatan yang menghubungkan Desa Simorejo, Kecamatan Soko, Tuban dengan Desa Kalirejo, Kecamatan/Kabupaten Bojonegoro tersebut berakhir dengan temuan mark up anggaran tersebut disampaikan Kepala Inspektorat Kabupaten Tuban Aguk Waluyo kepada wartawan koran ini di kantornya, Senin (11/7).

- Advertisement -

Dia membeberkan, berdasarkan audit BPK awal 2022, negara membayar terlalu banyak untuk proyek tersebut. Besarnya sekitar 94 juta.

Aguk menerangkan, menurut audit BPK, kelebihan pembayaran terjadi akibat ketidaksesuaian spesifikasi material dan penyusutan volume konstruksi dalam proyek perbaikan jembatan yang melintasi Bengawan Solo tersebut.  Ditanya apakah malspek material dan penyusutan volume tersebut merupakan pemicu rapuhnya jembatan yang kembali rusak setelah diperbaiki? Aguk belum bisa memastikan.

Baca Juga :  Tolak UU Kesehatan, Puluhan Nakes Gelar Aksi Turun Jalan

‘’Banyak faktor yang mengakibatkan kerusakan, tapi setelah diperiksa BPK, hasilnya demikian. Ada beberapa spesifikasi (material, Red) yang tidak sesuai menurut BPK,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPUPR PRKP) Tuban Agung Supriyadi membantah dugaan malspek material dan penyusutan volume konstruksi pada proyek perbaikan Jembatan Glendeng. Dia memastikan, proyek perbaikan jembatan sepanjang 310 meter itu sudah sesuai prosedur. Material-material yang digunakan pun sesuai dengan spesifikasinya.

‘’Sudah benar. Tidak ada malspek material atau penyusutan volume konstruksi dalam proyek perbaikan jembatan tersebut,’’ tegasnya. (sab/fud/ds)

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img

Terpopuler

spot_img

Artikel Terbaru

spot_img
spot_img