Legitimasi tersebut semakin kuat dengan afirmasi dari Paguyuban Seni Tongklek (PST) Kabupaten Tuban yang menyatakan bahwa IPNU-IPPNU mengawali festival tersebut di Tuban.
‘’PST pun mendaulat bahwa IPNU-IPPNU Tuban yang mengawali festival ini,’’ ujarnya.
Karena itu, bagi organisasinya, Festival Tongklek menjadi tradisi rutin setiap Ramadan.
‘’Karena berlaku pembatasan kegiatan masyarakat selama pandemi Covid-19 pada 2020-2022, progam rutinan kita sementara vakum,’’ terang Wisnu, sapaan akrabnya.
Mahasiswa Unesa itu mengungkapkan, setelah pandemi melandai, Festival Tongklek yang diinisiasi Pimpinan Cabang (PC) IPNU-IPPNU juga marak digelar beberapa kecamatan. Selama Ramadan, setidaknya enam PAC IPNU-IPPNU yang menghelat.
Di antaranya, Merakurak, Rengel, Jenu, Soko, Palang, dan Bangilan.
Sementara itu, Ketua IPPNU Tuban Sela Martianingsih menambahkan, Festival Tongklek memang sempat redup selama tiga tahun. Penyelenggaraan kembali setelah pandemi mereda, kata dia, untuk melestarikan budaya sekaligus menjaga eksistensi PC IPNU-IPPNU di Kabupaten Tuban.
‘’Sebagai pemuda nahdliyin, kita juga harus melek seni budaya,’’ tuturnya.
Dia menegaskan, upaya pelestarian budaya seperti ini patut dilanjutkan para kader IPNU-IPPNU. Dengan demikian, seni musik tongklek tetap terjaga dan merangsang para seniman berbakat baru.
Festival yang memperebutkan total hadiah Rp 6 juta tersebut tidak hanya menahbiskan jenjang juara, namun juga menominasi musik terbaik, penyajian musik terbaik, serta ekspresi dan keindahan terbaik. (zid/ds)
Untuk mendapatkan berita-berita terkini Jawa Pos Radar Tuban, silakan bergabung di Grup Telegram “Radar Tuban”. Caranya klik link join telegramradartuban. Sebelumnya, pastikan Anda sudah menginstal aplikasi Telegram di ponsel.