Menurut tingkat pendidikannya, lebih dari separo pekerja di Bumi Ronggolawe tamat SD ke bawah (53,72 persen), diikuti secara berturut-turut tamat SMP, SMA, SMK, dan perguruan tinggi.
Indikator ketenagakerjaan Tuban juga lebih baik dibanding kan angka provinsi dan nasional. Nilai TPAK Tuban 2022 sebesar 73,63 persen, masih di atas TPAK Jatim (71,23 persen) dan TPAK nasional (68,63 persen).
Nilai TPT Tuban 2022 yang sebesar 4,54 persen juga di bawah TPT Jatim (5,49 persen) dan TPT nasional (5,86 persen).
Adapun nilai TPT menurut pendidikan yang ditamatkan memperlihatkan kecenderungan tingginya pengangguran terdidik di Tuban.
TPT lulusan SMK menunjukkan angka paling tinggi, yaitu 10,80 persen, diikuti TPT lulusan SMA sebesar 5,78 persen dan lulusan perguruan tinggi 5,62 persen. Sementara, TPT lulusan SMP dan SD ke bawah hanya 3,35 persen dan 3,75 persen.
Andhie mengatakan, seseorang dianggap bekerja apabila melakukan aktivitas ekonomi yang menghasilkan uang, barang, maupun jasa minimal satu jam selama seminggu.
Penduduk yang tidak bekerja terdiri atas mereka yang aktif mencari pekerjaan dan siap untuk bekerja, mencari pekerjaan tetapi menunda untuk bekerja, dan mereka yang tidak aktif mencari pekerjaan atau merasa cukup dengan kondisinya.
Batasan umur penduduk yang diperhitungkan (economically active population) adalah 15 tahun ke atas. Penduduk yang bekerja dan penduduk yang aktif mencari pekerjaan dan siap untuk bekerja digolongkan sebagai angkatan kerja. Mereka adalah penduduk yang berada di pasar kerja dan siap berpartisipasi pada aktivitas ekonomi.
‘’Besarnya angkatan kerja di suatu wilayah mencer minkan potensi ekonomi di wilayah tersebut,’’ terangnya. (yud/ds)
Untuk mendapatkan berita-berita terkini Jawa Pos Radar Tuban, silakan bergabung di Grup Telegram “Radar Tuban”. Caranya klik link join telegramradartuban. Sebelumnya, pastikan Anda sudah menginstal aplikasi Telegram di ponsel.