TUBAN, Radar Tuban – Penetapan 1 Syawal atau Hari Raya Idul Fitri antara Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU), dan pemerintah diperkirakan bakal bareng. Prediksi tersebut berdasar pada perkiraan hitungan hisab bahwa di 1 Mei nanti posisi bulan berada 4,45 derajat—posisi bulan yang cukup tinggi. Itulah yang membuat kemungkinan hilal terlihat pada proses rukyatul hilal nanti.
Kepala Kemenag Tuban Ahmad Munir mengatakan, kemungkinan berbarengannya perayaan Idul Fitri tahun ini sangat besar meski pada awal Ramadan lalu berbeda. Prediksi tersebut, terang Munir, berdasar dari hitungan keilmuan astronomi atau metode hisab yang menunjukan posisi bulan sudah di atas 3 derajat.
‘’Saat posisi hilal sudah mencapai 3 derajat, berarti 1 Mei nanti hilal diposisi 4,45 derajat. Dengan begitu, saat dilakukan rukyat kemungkinan besar hilal sudah bisa di lihat,’’ ujarnya.
Dengan demikian, menurut Munir, hari raya dimungkinkan diselenggarakan pada 2 Mei atau berbarengan dengan Muhammadiyah yang sejak awal sudah menetapkan hari raya.
‘’Hanya saja untuk kepastiannya harus menunggu hasil sidang isbat yang diselenggarakan pemerintah besok Minggu (1/5),’’ tandasnya.
Kasi Binmas Islam Kemenag Tuban Mashari menambahkan, ketika proses rukyatul hilal nanti dari semua wilayah Indonesia ada yang merlihat hilal, maka Hari Raya Idul Fitri jatuh 2 Mei.
‘’Semoga di menara Desa Banyuurip, Kecamatan Senori (puncak bukit, tempat melihat hilal di Tuban, Red) juga bisa terlihat hilal,’’ ujarnya.
Namun, apabila dalam sidang proses rukyatul hilal nanti, ternyata hilal tidak terlihat di semua menara. Maka pelaksanaan hari raya akan berbeda antara Muhammadiyah dan NU.
‘’Jika hilal tidak terlihat, maka puasanya disempurnakan menjadi 30 hari,’’ paparnya. (fud/tok)