RADARTUBAN – Kemarau di Tuban patut mendapat atensi khusus. Terlebih, puncak kemarau pada Agustus mendatang sifatnya kering yang berpotensi memicu bencana kekeringan. Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Meteorologi Kli matologi Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Tuban Zem Irianto Padma.
‘’Kita akan berkoordinasi dengan Pemkab Tuban untuk mengantisipasi kekeringan yang kemungkinan besar terjadi tahun ini,’’ kata dia menjawab pertanyaan Jawa Pos Radar Tuban.
Zem, sapaannya, mene rang kan, sejumlah wilayah rawan kekeringan di wilayah Bumi Wali telah dipetakan.
Mengacu pemetaan BMKG, kata dia, tercatat tiga kecamatan rawan kekeringan. Ketiga kecamatan tersebut, Senori, Parengan, dan Soko.
‘’Tiga kecamatan tersebut rawan kekeringan karena curah hujannya paling rendah dibanding kecamatan lain,’’ jelas pria yang pernah berdinas di BMKG Stasiun Meteorologi Juanda itu.
Hasil pemetaan BMKG tersebut, lanjut Zem, akan dipadukan dengan data pemkab pada rapat koordinasi di kantor bappeda, Selasa (30/5).
Selama berlangsung rapat koordinasi yang melibatkan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian Pengembangan (Bappeda Litbang) Tuban dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, lanjut dia, semua hal yang terkait kemarau dibahas detail. Termasuk mencegah dan mengatasi potensi kekeringan.
RADARTUBAN – Kemarau di Tuban patut mendapat atensi khusus. Terlebih, puncak kemarau pada Agustus mendatang sifatnya kering yang berpotensi memicu bencana kekeringan. Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Meteorologi Kli matologi Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Tuban Zem Irianto Padma.
‘’Kita akan berkoordinasi dengan Pemkab Tuban untuk mengantisipasi kekeringan yang kemungkinan besar terjadi tahun ini,’’ kata dia menjawab pertanyaan Jawa Pos Radar Tuban.
Zem, sapaannya, mene rang kan, sejumlah wilayah rawan kekeringan di wilayah Bumi Wali telah dipetakan.
Mengacu pemetaan BMKG, kata dia, tercatat tiga kecamatan rawan kekeringan. Ketiga kecamatan tersebut, Senori, Parengan, dan Soko.
‘’Tiga kecamatan tersebut rawan kekeringan karena curah hujannya paling rendah dibanding kecamatan lain,’’ jelas pria yang pernah berdinas di BMKG Stasiun Meteorologi Juanda itu.
- Advertisement -
Hasil pemetaan BMKG tersebut, lanjut Zem, akan dipadukan dengan data pemkab pada rapat koordinasi di kantor bappeda, Selasa (30/5).
Selama berlangsung rapat koordinasi yang melibatkan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian Pengembangan (Bappeda Litbang) Tuban dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, lanjut dia, semua hal yang terkait kemarau dibahas detail. Termasuk mencegah dan mengatasi potensi kekeringan.