Radartuban.jawapos.com – Pemkab Tuban akhirnya bisa bernapas lega. Vaksin penyakit mulut dan kaki (PMK) yang telah lama dinanti akhirnya tiba juga kemarin (29/6). Meski jatah vaksin yang diterima Kota Legen masih sangat terbatas, setidaknya sudah memberikan harapan baru terhadap kebutuhan vaksin yang cukup mendesak.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Tuban Endro Budi Sulistyo mengatakan, pada tahap awal ini Pemprov Jatim hanya mengalokasikan 3.100 dosis. Padahal, populasi sapi di Tuban mencapai 354.650 ekor.
Untuk sementara, terang Endro—sapaan akrabnya, jatah vaksin hanya diperuntukkan enam kecamatan, yakni Kecamatan Kenduruan, Rengel, Grabagan, Singgahan, dan Soko. Jatahnya masing-masing 600 dosis. Sisanya, 100 dosis untuk Kecamatan Tuban. ‘’Untuk sementara kita sebar di kecamatan yang kasusnya sedikit,’’ katanya. Dan, enam kecamatan tersebut adalah wilayah dengan kasus sedikit.
Endro menyampaikan, ada beberapa alasan kenapa wilayah yang dipilih adalah kecamatan dengan jumlah kasus sedikit. Pertama, karena jatah vaksin yang masih terbatas. Kedua, dengan keterbatasan vaksin tersebut, penanganan pada wilayah dengan kasus sedikit bisa lebih optimal. Terlebih, vaksinasi tahap awal ini hanya di berikan pada hewan ternak yang sehat.
Sama halnya dengan vaksin Covid-19. Pada tahap awal juga diprioritaskan bagi mereka yang sehat. Begitu juga dengan vaksin PMK. Prioritasnya adalah hewan ternak yang masih sehat. Harapannya, supaya sapi-sapi yang sehat tersebut terlindungi—tidak tertular virus PMK.
‘’Makanya distribusi vaksin diberikan kepada kecamatan yang kasusnya sedikit,’’ terang dia.
Lebih lanjut Endro menyampaikan, karena Tuban termasuk wilayah dengan jumlah populasi sapi terbanyak kedua se-Jatim, maka upaya untuk mendapat jatah vaksin secara cepat dan dalam jumlah banyak akan terus dilakukan.
‘’Karena kebutuhan vaksin ini sangat mendesak,’’ tandasnya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKPPP) Tuban Eko Arif Yulianto menambahkan, selain diprioritaskan pada wilayah dengan jumlah kasus sedikit, vaksin yang masih sangat terbatas ini juga hanya disuntikkan pada sapi usia rawan.
‘’Seperti sapi usia dua sampai tiga bulan, atau yang masih pedet,’’ ujarnya.
Lebih lanjut dia menjelaskan, vaksin yang dipakai pertama ini adalah vaksin merek Aftopor yang diimpor dari Prancis. Setiap botol vaksin berukuran 200 mililiter dan setiap botolnya untuk 100 suntikan atau dosis.
‘’Sekali segel dibuka, maka harus habis untuk waktu sehari. Lebih dari sehari sudah tidak bisa dipakai,’’ jelasnya.
Cara penyuntikannya, lanjut mantan kepala Bidang Pencegahan Dan Kesiapsiagaan Pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tuban ini, vaksin disuntikkan di bahu sapi sebelah kanan.
Sementara itu, Sub Koordinator Distribusi Penjualan Produk Pusat Veteriner Farma (Pusvetma) Surabaya Sodik mengatakan, setelah vaksin tahap pertama diterima, vaksin tahap berikutnya diperkirakan akan segera dikirim. Maksimal atau
pa ling lama satu bulan lagi.
‘’Karena syarat untuk sapi yang sudah divaksin harus mendapatkan vaksin kedua setelah satu bulan,’’ jelas dia. (fud/tok)