SETELAH lolos seleksi program Pertukaran Mahasiswa Merdeka, Tita Dewi Fitriani belajar banyak hal baru. Terhitung sejak 19 November 2021 hingga 15 Januari 2022 lalu, atau sekitar dua bulan, dara 22 tahun ini menjalankan tugasnya belajar di Universitas Jambi, Provinsi Jambi.
Diungkapkan dia, hal pertama yang dirasakan selama pertukaran pelajar adalah mendapat pelajaran baru seputar ragam budaya yang ada di Indonesia.
Untuk ikut hingga dinyatakan lolos program Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) itu tidaklah mudah. Ada beberapa seleksi yang harus dilalui. Mulai administrasi hingga tes ke-Bhinneka-an. Sehingga, saat lolos, dara yang akrab disapa Tita ini benar-benar memaksimalkan waktunya untuk berburu pengalaman. ‘’Melalui program ini, saya merasakan banyak belajar hal baru,’’ ungkap dia.
Saat pertukaran pelajar, mahasiswi Universitas PGRI Ronggolawe (Unirow) Tuban ini berkenalan dengan pelajar dari berbagai perguruan tinggi tanah air. Sehingga dia bisa memahami secara langsung keragaman ras, suku, dan agama yang selama ini tak banyak dia rasakan di Tuban. ‘’Bisa menambah pengetahuan saya tentang keragaman budaya nusantara yang selama ini belum saya ketahui,’’ tuturnya.
Cewek yang tinggal di Desa Pucangan, Kecamatan Palang ini mengatakan, selama di Jambi juga diperkenalkan berbagai budaya dan adat istiadatnya. Sekaligus berkesempatan belajar sejarah dengan mengunjungi Candi Muaro Jambi dan tempat bersejarah lainnya.
Tidak hanya itu, dia juga berkesempatan mendatangi wisata alam Gunung Kerinci. ‘’Saya juga dapat memperkenalkan kebudayaan Tuban kepada teman-teman di sana,’’ tandasnya. (yud/tok)
SETELAH lolos seleksi program Pertukaran Mahasiswa Merdeka, Tita Dewi Fitriani belajar banyak hal baru. Terhitung sejak 19 November 2021 hingga 15 Januari 2022 lalu, atau sekitar dua bulan, dara 22 tahun ini menjalankan tugasnya belajar di Universitas Jambi, Provinsi Jambi.
Diungkapkan dia, hal pertama yang dirasakan selama pertukaran pelajar adalah mendapat pelajaran baru seputar ragam budaya yang ada di Indonesia.
Untuk ikut hingga dinyatakan lolos program Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) itu tidaklah mudah. Ada beberapa seleksi yang harus dilalui. Mulai administrasi hingga tes ke-Bhinneka-an. Sehingga, saat lolos, dara yang akrab disapa Tita ini benar-benar memaksimalkan waktunya untuk berburu pengalaman. ‘’Melalui program ini, saya merasakan banyak belajar hal baru,’’ ungkap dia.
Saat pertukaran pelajar, mahasiswi Universitas PGRI Ronggolawe (Unirow) Tuban ini berkenalan dengan pelajar dari berbagai perguruan tinggi tanah air. Sehingga dia bisa memahami secara langsung keragaman ras, suku, dan agama yang selama ini tak banyak dia rasakan di Tuban. ‘’Bisa menambah pengetahuan saya tentang keragaman budaya nusantara yang selama ini belum saya ketahui,’’ tuturnya.
Cewek yang tinggal di Desa Pucangan, Kecamatan Palang ini mengatakan, selama di Jambi juga diperkenalkan berbagai budaya dan adat istiadatnya. Sekaligus berkesempatan belajar sejarah dengan mengunjungi Candi Muaro Jambi dan tempat bersejarah lainnya.
- Advertisement -
Tidak hanya itu, dia juga berkesempatan mendatangi wisata alam Gunung Kerinci. ‘’Saya juga dapat memperkenalkan kebudayaan Tuban kepada teman-teman di sana,’’ tandasnya. (yud/tok)