TUBAN, Radar Tuban – Banjir bandang yang melanda sejumlah desa di Kecamatan Kerek dan Montong beberapa hari lalu patut menjadi bahan evaluasi bersama terkait pentingnya menjaga alam.
Sebagaimana yang disampaikan Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky, penyebab banjir bandang yang mengakibatkan sejumlah infrastruktur rusak itu sangat kompleks.
Problemnya dari hulu hingga hilir. Selain karena persoalan sendimentasi sungai dan tanggul, penyebab vital lainnya adalah minimnya resapan di wilayah hulu akibat hutan yang semakin gundul.
‘’Makanya saya tidak pernah bosan untuk terus mengingatkan masyarakat agar menjaga hutan dan merawat pohon-pohon penghijauan yang sudah ditanam,’’ tegas bupati yang akrab disapa Mas Bupati itu.
Dia menegaskan banjir adalah persoalan hulu hingga hilir. Artinya, selama di wilayah hulu tidak tertata dan terjaga dengan baik, maka sebesar apa pun upaya penanganan di wilayah hilir akan sia-sia.
Meski demikian, terang bupati berzodiak Aries ini, upaya penanganan di wilayah hilir tetap menjadi prioritas jangka dekat sembari menata problem di wilayah hulu.
‘’Secepatnya, paling lambat awal Mei nanti penanganan permanen (tanggul yang jebol, Red) sudah bisa dikerjakan. Untuk sementara bersifat darurat,’’ tegas dia yang meminta instansi terkait bergerak cepat untuk melakukan perbaikan. (tok/ds)
TUBAN, Radar Tuban – Banjir bandang yang melanda sejumlah desa di Kecamatan Kerek dan Montong beberapa hari lalu patut menjadi bahan evaluasi bersama terkait pentingnya menjaga alam.
Sebagaimana yang disampaikan Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky, penyebab banjir bandang yang mengakibatkan sejumlah infrastruktur rusak itu sangat kompleks.
Problemnya dari hulu hingga hilir. Selain karena persoalan sendimentasi sungai dan tanggul, penyebab vital lainnya adalah minimnya resapan di wilayah hulu akibat hutan yang semakin gundul.
‘’Makanya saya tidak pernah bosan untuk terus mengingatkan masyarakat agar menjaga hutan dan merawat pohon-pohon penghijauan yang sudah ditanam,’’ tegas bupati yang akrab disapa Mas Bupati itu.
Dia menegaskan banjir adalah persoalan hulu hingga hilir. Artinya, selama di wilayah hulu tidak tertata dan terjaga dengan baik, maka sebesar apa pun upaya penanganan di wilayah hilir akan sia-sia.
- Advertisement -
Meski demikian, terang bupati berzodiak Aries ini, upaya penanganan di wilayah hilir tetap menjadi prioritas jangka dekat sembari menata problem di wilayah hulu.
‘’Secepatnya, paling lambat awal Mei nanti penanganan permanen (tanggul yang jebol, Red) sudah bisa dikerjakan. Untuk sementara bersifat darurat,’’ tegas dia yang meminta instansi terkait bergerak cepat untuk melakukan perbaikan. (tok/ds)