Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pemberdayaan Masyarakat Desa (Dinsos P3A PMD) Tuban sukses menjalankan program peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat desa yang dicanangkan Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky.
INDIKATOR keberhasilan program tersebut terlihat dari Indeks Desa Membangun (IDM) Tuban yang tahun ini naik pesat.
Kenaikan signifikan tersebut bisa dilihat sejak 2021. Pada tahun tersebut, dari 311 desa di Kabupaten Tuban, yang masuk kategori Desa Berkembang sebanyak 136 desa.
Kemudian, Desa Maju 151 desa dan Desa Mandiri 24 desa. Tahun ini (2022), peningkatan terlihat pesat. Desa Berkembang tinggal 44 desa, sisa 194 desa menjadi Desa Maju. Begitu juga Desa Maju. Kalau sebelumnya 151 desa, sekarang 194 desa. Dan, Desa Mandiri tahun ini 73 desa dari sebelumnya 24 desa.
‘’Atas capaian tersebut, tahun ini IDM Tuban berada di peringkat 49 secara nasional dari 434 kabupaten/kota di Indonesia,’’ ujar Kepala Dinsos P3A PMD Tuban Eko Julianto kepada Jawa Pos Radar Tuban.
Bahkan, yang patut dibanggakan, lanjut Eko, sapaannya, dari 73 Desa Mandiri itu, satu desa nilai IDM-nya berada di peringkat tujuh besar nasional. Yakni, Desa Merkawang, Kecamatan Tambakboyo.
‘’Desa Merkawang hanya kalah dengan desa-desa dari Kabupaten Banyuwangi dan Malang. Salah satunya Desa Batu,’’ ujar mantan camat Semanding itu.
Pesatnya perkembangan desa-desa di Tuban, lanjut Eko, karena banyak kepala desa (kades) yang terbuka atas kebijakan-kebijakan pemerintah.
‘’Selain itu kami juga terus melakukan peningkatan kapasitas desa di bidang ekonomi, kesejahteraan, dan ekologi,’’ tegasnya.
Peningkatan kapasitas tersebut, terang dia, sesuai dengan kriteria dalam penilaian IDM. Yakni, Indeks Ketahanan Sosial yang meliputi soal pendidikan, kesehatan, modal sosial, dan permukiman.
Kemudian, untuk Indeks Ketahanan Ekonomi, meliputi keragaman produksi masyarakat, akses pusat perdagangan dan pasar, akses logistik, akses perbankan dan kredit, serta keterbukaan wilayah.
Terakhir, Indeks Ketahanan Ekologi/Lingkungan, meliputi kualitas lingkungan, bencana alam, dan tanggap bencana.
‘’Desa yang ketiga indikatornya tersebut berjalan beri ringan maju, membuat nilai IDM-nya semakin tinggi,’’ ujar mantan kepala Bagian Kesra Setda Tuban itu.
Selain itu, lanjut Eko, IDM bertujuan memotret perkembangan pembangunan dan kemandirian desa berdasarkan implementasi undang-undang desa dengan dukungan dana desa serta pendamping desa.
Yang patut dibanggakan lagi, tahun ini Tuban menerima penghargaan dari Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar.
Penghargaan tersebut Piagam dan Lencana Bakti Ekonomi Desa atas Capaian 100 Persen Transformasi Pengelolaan Dana Bergulir Masyarakat Eks PNPM-MPd menjadi BUMDes Bersama Lembaga Keuangan Desa (LKD). Kedua, Lencana Bakti Desa Pertama Atas Komitmen dan Kerja Keras dalam Mendorong Per cepatan Pembangunan Desa, sehingga seluruh desa di Kabupaten Tuban mencapai status Berkembang, Maju dan Mandiri, yang diterima langsung oleh bupati.
Eko menegaskan, capaian tahun ini menjadi motivasi agar IDM semakin meningkat. Desa yang tahun ini masih masuk kategori Desa Berkembang tahun depan bisa naik menjadi Desa Maju.
‘’Sehingga kami canangkan 2023 hanya ada Desa Maju dan Desa Mandiri, tidak ada lagi Desa Berkembang,’’ tandas lulusan Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN) itu.
Eko memastikan, IDM Tuban tinggi akan mendongkrak Tuban yang saat ini masih berstatus Kabupaten Maju menjadi Kabupaten Mandiri.
Sementara itu, Agus Wahid Suyoto, tenaga ahli pemberdayaan masyarakat Tuban mengatakan, desa-desa di Bumi Ronggolawe perkembangannya sangat pesat dan setiap tahun selalu terjadi perubahan yang luar biasa.
‘’Kami bersama Dinsos P3A PMD Tuban mencanangkan pada 2023, hanya ada Desa Maju dan Desa Mandiri, tidak ada lagi Desa Berkembang,’’ tegasnya. (fud/ds)