Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang ternak sapi jadi pukulan telak bagi Kabupaten Tuban. Betapa tidak, Bumi Ronggolawe memiliki populasi sapi terbanyak kedua di Jawa Timur. Dengan berbagai upaya, Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP2P) Tuban berhasil menangani wabah tersebut. Hasilnya, populasi sapi terjaga dan peternak sapi tak mengalami kerugian.
KABUPATEN TUBAN patut ditahbiskan sebagai kabupaten dengan populasi ternak sapi terbesar kedua se-Jawa Timur. Itu karena jumlah ternak sapinya tak kurang dari 354.500 ekor.
Dengan angka tersebut, iklim peternakan sapi di Tuban benar-benar produktif, maju, dan terurus dengan baik. Perekonomian sebagian masyarakat pun bergantung dari sektor peternakan sapi.
Kepala DKP2P Tuban Eko Arif Yulianto mengungkapkan, begitu wabah PMK mulai masuk wilayah Kabupaten Tuban pada Juni lalu, institusinya langsung merespons cepat.
Harapannya, agar ribuan sapi yang dimiliki peternak di Bumi Ronggolawe tak banyak yang mati dan melimpahnya populasi terjaga.
‘’Paling utama, tak banyak peternak yang menderita kerugian karena sapinya mati diserang wabah PMK,’’ tandasnya kepada Jawa Pos Radar Tuban kemarin (17/11).
Arif, sapaannya, melanjutkan, salah satu bentuk respons institusinya ketika wabah PMK menyerang adalah turun ke desa-desa untuk menggelar sosialisasi kepada para pemilik ternak agar menjaga kebersihan kandang, membatasi akses sapi dari luar daerah, menutup sementara pasar hewan, menyalurkan obat penangkal PMK, hingga urun rembug dalam pembuatan obat tradisional penyembuh PMK secara mandiri.
Dengan upaya tersebut, kata dia, DKP2P Tuban mampu menghambat persebaran wabah PMK. Bahkan, ketika vaksin PMK dari pemerintah pusat mulai disuntikkan, wabah PMK benar-benar dapat ditekan.
Dalam kegiatan vaksinasi PMK, terang mantan camat Parengan itu, DKP2P Tuban bersinergi dan berkolaborasi dengan berbagai pihak agar lebih masif. Dua di antaranya dengan Polres Tuban dan Kodim 0811 Tuban.
Hasil dari sinergitas dan kolaborasi tersebut dapat dipetik. Terbukti, wabah PMK berhasil mereda dan pasar hewan kembali buka.
‘’Perputaran ekonomi di sektor peternakan yang sempat terhenti pun kini berjalan lagi,’’ imbuhnya.
Alumni Akademi Pemerintahan Dalam Negeri (APDN) Malang itu mengemukakan, sejak vaksinasi pertama bergulir pada akhir Juni hingga saat ini tercatat sudah 58.951 dosis vaksin PMK disuntikkan kepada 47.371 ekor sapi. Itu meliputi vaksin PMK dosis satu, dua, dan tiga.
Jika dipersentasekan, vaksinasi PMK dosis satu hingga tiga sudah mencapai 100,7 persen. Data kondisi wabah PMK selengkapnya lihat grafis.
Arif menyampaikan, di sela menangani wabah PMK, sosialisasi dan pemberdayaan DKP2P Tuban kepada sektor peternakan lain tak berkurang. Itu dibuktikan dengan prestasi yang ditoreh kelompok ternak asal Desa Kebonagung, Kecamatan Rengel tersebut.
Tahun ini, kelompok ternak kambing itu menjuarai lomba Penilaian Manajemen Kelompok Agribisnis Peternakan Tingkat Provinsi Jawa Timur.
Arif menegaskan, Tuban juga patut berbangga. Itu karena melimpahnya populasi sapi di Tuban didukung dengan infrastruktur rumah potong hewan (RPH) canggih di Kelurahan Mondokan, Kecamatan Tuban.
‘’Tahun ini, RPH tersebut mendapat juara satu tingkat Jawa Timur dalam hal pengelolaan manajemen,’’ kata pejabat yang berdomisili di Kelurahan Latsari, Kecamatan Tuban itu. (sab/ds)