Selain menghadirkan kesan kemeriahan, Car Free Night (CFN) perdana sekaligus launching Taman Sleko pada Sabtu (19/3) malam juga memberikan multiplier effect yang luar biasa terhadap sektor ekonomi. Taman Sleko tidak hanya sebagai landmark Kota Tuban, tapi juga episentrum baru dalam membangkitkan ekonomi di tengah pandemi.
——————————————————————————
KEMERIAHAN malam Minggu dan geliat ekonomi begitu tampak dalam CFN perdana yang digelar Pemkab Tuban di Bundaran Sleko, Sabtu (19/3) malam.
Setelah sektor ekonomi terpuruk cukup lama akibat pandemi Covid-19, malam itu, di tengah gemerlap CFN dan launching Taman Sleko, kegiatan ekonomi bergeliat begitu masif. Tampak senyum mengembang dari bibir para pedagang. Begitu juga para pengunjung yang datang.
Meski menerapkan protokol kesehatan, mereka tampak larut dalam kemeriahan. Kehadiran Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky malam itu menambah semarak event tersebut.
Dalam sambutannya, Mas Bupati, sapaan akrabnya menyampaikan, Taman Sleko adalah wujud arah pembangunan yang menghadirkan multiplier effect, baik secara ekonomi maupun dampak positif lain.
‘’Melalui kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat, besar harapan Taman Sleko menjadi pusat aktivitas masyarakat yang positif,’’ tuturnya malam itu.
Mas Bupati menegaskan, salah satu bentuk kolaborasi yang baik bersama masyarakat adalah memanfaatkan Taman Sleko sebagai pusat kegiatan produktif.
‘’Misalnya pameran ekonomi kreatif dan pertunjukan seni,’’ ujarnya.
Dalam CFN perdana tersebut, fashion show batik gedog khas Tuban hasil kerja sama antara Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan (Diskop UKM Perdag) Tuban dengan desainer dan perajin batik Tuban menjadi sajian inti yang disuguhkan. Selain menampilkan peragaan busana, juga dibuka bazar batik khas Tuban.
Mas Bupati menegaskan, melalui fashion show batik tersebut, pemkab ingin menegaskan bahwa batik Tuban sangat aplikatif.
‘’Bisa dikreasikan sesuai kebutuhan dan kepentingan. Yang penting ciri khasnya jangan sampai dihilangkan,’’ tutur dia memberikan apresiasi positif atas terlaksananya fashion show batik khas Tuban dalam malam perdana CFN dan peresmian Taman Sleko tersebut.
Gayung bersambut, bazar batik yang digelar para perajin mendapat sambutan positif dari para pejabat dan masyarakat yang datang. Tidak sedikit pejabat dan masyarakat memborong batik-batik khas Tuban. Dan, itulah yang diharapkan Mas Bupati dari CFN.
Tidak hanya sekadar menghadirkan kemeriahan, tapi juga membawa dampak positif perputaran ekonomi dari para perajin batik hingga pedagang kali lima (PKL) yang menjajakan makanan pada malam CFN.
Lebih lanjut bupati berzodiak Aries ini berharap, Taman Sleko yang menjadi lokasi CFN dapat dimanfaatkan dengan baik untuk hal-hal yang positif. Baik untuk kegiatan ekonomi maupun seni.
‘’Nanti akan kita evaluasi. Jika memungkinkan nanti CFN di Taman Sleko ini bisa tiap satu minggu sekali,’’ terang bupati kelahiran 1992 itu.
Kepala Diskop UKM Perdag Tuban Agus Wijaya mengatakan, CFN yang berlangsung di Taman Sleko merupakan test case awal dalam mencari format kawasan ekonomi baru di Tuban pada malam hari. Karena itu, pelaksanaan CFN perdana ini akan dievaluasi.
‘’Apakah di Taman Sleko ini cukup efektif sebagai lokasi CFN atau tidak, nanti akan kita evaluasi,’’ terang dia yang menyatakan masih mencari format yang tepat dalam menghadirkan episentrum ekonomi di malam hari.
Lebih lanjut Agus menyampaikan, sebagaimana yang diharapkan Mas Bupati, CFN sebagai pengungkit ekonomi tidak hanya digelar di wilayah kota, tapi juga di beberapa wilayah lain yang memungkinkan. Tujuannya, supaya kegiatan ekonomi berjalan masif dan merata.
‘’Sambil mencari format (CFN, Red) yang tepat, ke depan akan terus kita evaluasi dan kita kembangkan,’’ tuturnya.
Hadir pula dalam CFN perdana tersebut, Bupati Pamekasan Baddrut Tamam. Kehadirannya bupati dari Kota Gerbang Salam ini untuk menjalin hubungan yang baik dengan Kota Legen. Hubungan yang baik tersebut salah satunya diwujudkan dengan kerja sama di bidang pengembangan batik dari kedua daerah. (sab/tok)