Awal kepemimpinan Bupati Aditya Halindra Faridzky dan Wakil Bupati Riyadi tidak hanya dihadapkan pada persoalan pandemi Covid-19, tapi juga banjir yang melanda di sejumlah titik. Utamanya di wilayah perkotaan. Karena itu, prioritas utama Mas Lindra dan Kang Riyadi di tahun pertama memimpin Tuban adalah menangani persoalan banjir secara cepat dan efektif.
BANJIR adalah persoalan yang rumit. Menanganinya tidak hanya sekadar menjalankan program. Dibutuhkan langkah taktis dan efektif. Peran itulah yang dijalankan Mas Lindra sejak pertama menjabat sebagai bupati.
Selang dua bulan setelah dilantik menjadi bupati, Mas Lindra langsung menganggarkan pengadaan alat berat yang berfungsi mengeruk sendimentasi sungai. Pasalnya, faktor utama yang tampak dari penyebab banjir adalah sendimentasi sungai. Utamanya sungai-sungai di wilayah kota dan sekitarnya. Sebab, luberan sungai kerap membanjiri kota.
Berangkat dari problem tersebut, tepat pada perubahan anggaran pendapatan dan belanja daerah (P-APBD) di tahun pertama menjabat, Mas Lindra langsung mengalokasikan anggaran pengadaan eksavator seri PC 135 F tipe crawler dan eksavator seri JP 80-8 tipe wheel crawler, serta alat pendukung berupa pontoon, self loader, dan mobile pumps. Pontoon berfungsi mengapungkan eksavator pada sungai. Sedangkan self loader merupakan kendaraan yang berfungsi mengangkut alat berat. Adapun mobile pumps merupakan alat untuk memompa atau menyedot air ketika terjadi genangan.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPUPRPRKP) Tuban Agung Supriyadi mengatakan, sejak awal, salah satu fokus Mas Bupati adalah menangani banjir secara preventif dengan langkah yang efektif.
‘’Cara itu (preventif yang efektif, Red) diwujudkan Mas Bupati dengan pengadaan alat berat sendiri,’’ ujarnya.
Dengan memiliki alat berat sendiri, terang Agung, penanganan banjir secara preventif dapat dijalankan secara efektif. Pekerjaan nonkontraktual bisa langsung dikerjakan sendiri.
‘’Ketika dibutuhkan pengerukan waduk dan sungai yang mengalami sendimentasi, bisa langsung dikerjakan saat itu juga. Tidak harus menunggu lama. Inilah cara kerja Mas Bupati dalam menangani banjir. Cepat dan efektif,’’ tuturnya.
Bahkan, lanjut Agung, kini Mas Bupati kembali mengalokasikan anggaran untuk penambahan alat. Rencananya, akan ada penambahan tiga alat berat berupa eksavator dengan ukuran sedang dan besar. Praktis, ke depan, penanganan banjir yang disebabkan oleh sendimentasi sungai dan waduk akan semakin optimal.
Namun, tegas mantan Kabag Administrasi Pembangunan dan ULP Setda, penanganan di hilir saja tidak cukup. ‘’Sebagaimana yang selalu ditekankan Mas Bupati: menangani banjir itu harus dari hulu hingga hilir. Satu di antara yang selalu disampaikan Mas Bupati adalah melakukan penghijauan di hulu dan menjaga kebersihan sungai. Jangan sekali- kali membuang sampah di sungai,’’ tegasnya.
Salah satu hasil langkah taktis dalam menangani banjir yang sudah dirasakan masyarakat langsung adalah penanganan sungai di Kelurahan Panyuran, Kecamatan Palang. Kelurahan di jalur pantura yang selama ini menjadi langganan banjir ketika terjadi luapan anak sungai yang membelah kelurahan setempat, kini sudah tidak lagi.
Sendimentasi anak sungai di keruk secara total dan gorong-gorong yang membelah Jalan Deandles sudah dilebarkan. Saat ini Kelurahan Panyuran sudah terbebas dari banjir luapan anak sungai.
Selain problem banjir yang memang menjadi fokus utama di awal kepemimpinan Mas Lindra-Kang Riyadi, infrastruktur lain juga tidak kalah penting. Khususnya penanganan jalan. Bahwasannya jalan mulus sudah menjadi komitmen Mas Bupati.
‘’Mulai dari jalan lingkungan hingga jalan poros, Insya Allah mayoritas bagus. Kalaupun masih ada yang rusak, instruksi Mas Bupati: secepatnya untuk di tangani,’’ terang Agung.
Tidak kalah penting yang menjadi komitmen Mas Bupati adalah kolaborasi antar instansi. Selalu disampaikan dan ditekankan oleh Mas Bupati bahwa menangani persoalan yang ada di Kabupaten Tuban tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri, apalagi mengedepankan ego sektoral.
‘’Penanganan banjir, misalnya. Hal utama yang ditekankan Mas Bupati adalah menjalin koordinasi dan kolaborasi dengan OPD (organisasi perangkat daerah) lain. Konsep inilah (kolaborasi, Red) yang selalu diwanti-wanti Mas Bupati,’’ tandasnya. (tok)