RADARBISNIS – Pasar modal Indonesia kembali menggebrak. Pada penutupan perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Rabu (17/9), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melesat di level 8.025,179 atau naik 67,483 poin (0,85%). Level ini menjadi salah satu titik tertinggi sepanjang tahun dan menandai optimisme investor yang kian menggila.
IHSG dibuka di posisi 7.964,424 dan sempat tergelincir ke titik terendah 7.940,513 pada awal sesi. Namun, pembalikan arah terjadi setelah pukul 11.00, diikuti reli bertahap hingga penutupan. Lonjakan agresif terjadi di menit-menit akhir perdagangan, mengangkat indeks menembus level psikologis 8.000.
Data RTI Business mencatat kapitalisasi pasar kini tembus Rp 14.445,586 triliun, dengan total volume transaksi 44,382 miliar saham dan nilai transaksi Rp 18,274 triliun. Aktivitas perdagangan superpadat dengan frekuensi 2.158.591 kali. Ada 360 saham naik, 318 turun, dan 124 stagnan.
Sinyal Kembalinya Kepercayaan Investor Asing
Kenaikan ini disebut analis sebagai sinyal kuat kembalinya risk appetite investor asing maupun domestik. “Market sudah price-in ketidakpastian global. Sekarang investor mulai hunting saham-saham big caps, terutama di sektor perbankan dan energi,” ujar salah satu analis pasar modal.
Waspadai Potensi Kenaikan Suku Bunga AS
Meski demikian, para pengamat mengingatkan euforia jangan sampai bikin investor lengah. Tekanan eksternal seperti gejolak harga komoditas dan potensi kenaikan suku bunga AS tetap harus diwaspadai. “Jika terjadi profit taking besar-besaran, IHSG bisa cepat terkoreksi,” tambahnya.
Bagi trader ritel, reli ini dianggap peluang emas. “Yang penting disiplin cut loss dan take profit. Jangan FOMO,” pesan pelaku pasar yang ditemui di Bursa Efek Indonesia.
Dengan posisi ini, IHSG kembali menunjukkan ketahanan di tengah tekanan global, sekaligus memberi harapan baru bahwa level 8.100 bukan lagi mimpi di akhir pekan. (*)