27.2 C
Tuban
Thursday, 18 September 2025
spot_img
spot_img

IHSG Tersungkur di Sesi 2! Investor Waswas Jelang Rilis Data Ekonomi Global

RADARBISNIS – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali terjungkal di sesi kedua perdagangan Kamis (18/9). Setelah sempat bertahan di zona hijau pada awal perdagangan, indeks ditutup melemah 16,74 poin atau 0,21 persen ke level 8.008,43.

Padahal, IHSG sempat mencetak level tertinggi harian di 8.068,00 tak lama setelah pembukaan. Pada penutupan perdagangan Sesi 1, IHSG juga masih bertahan di zona hijau yakni di level 8.046,608 atau naik 21,429 poin (0,27 persen).

Namun, tekanan jual mulai menggerus indeks sejak siang hingga sore. IHSG bahkan sempat menyentuh titik terendah di 7.993,51 sebelum akhirnya bertahan tipis di atas 8.000.

Volume transaksi mencapai 44,54 miliar saham dengan nilai turnover Rp 21,93 triliun dan frekuensi transaksi 2,43 juta kali. Ada 261 saham menguat, sedangkan 410 saham ambruk, dan 131 saham stagnan.

Baca Juga :  Rupiah Perkasa Lawan Dolar AS! Tapi Apakah Ini Tanda Kebangkitan atau Sekadar Fatamorgana Ekonomi?

Analisis: Sesi 2 Jadi Neraka Mini untuk IHSG

Pelemahan IHSG pada sesi kedua hari ini disebut-sebut akibat kombinasi tekanan eksternal dan aksi ambil untung oleh investor.

“Pelaku pasar mulai mengantisipasi rilis data inflasi AS dan keputusan suku bunga The Fed minggu depan. Banyak investor memilih mengamankan keuntungan setelah IHSG mendekati area resistance,” ujar seorang analis pasar modal.

Selain faktor global, tekanan datang dari sektor perbankan dan komoditas yang menjadi penopang utama IHSG. Saham-saham big caps seperti BBRI, BBCA, dan ASII mengalami aksi jual signifikan. Sektor energi juga tertekan seiring koreksi harga batu bara di pasar internasional.

Investor Lokal vs Asing

Data RTI mencatat, investor asing mencatat net sell tipis di pasar reguler. Meski tidak terlalu besar, tekanan jual ini cukup memicu sentimen negatif dan mempercepat penurunan IHSG.

Baca Juga :  IHSG Tembus 8.025! Pasar Saham RI Ngamuk, Kapitalisasi Meroket Rp 14.445 Triliun

“Market cenderung wait and see, sehingga likuiditas melambat di sesi kedua. Hal ini membuat pergerakan indeks lebih rentan terkoreksi,” tambah analis tersebut.

Proyeksi ke Depan

Meski melemah, IHSG diperkirakan masih memiliki peluang rebound jika sentimen global mereda. Level 8.000 disebut menjadi support psikologis yang perlu dijaga. Jika jebol, indeks berpotensi menguji level 7.950 dalam waktu dekat.

Investor disarankan lebih selektif, fokus pada saham-saham defensif seperti sektor kesehatan dan telekomunikasi yang cenderung lebih tahan terhadap gejolak global. (*)

RADARBISNIS – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali terjungkal di sesi kedua perdagangan Kamis (18/9). Setelah sempat bertahan di zona hijau pada awal perdagangan, indeks ditutup melemah 16,74 poin atau 0,21 persen ke level 8.008,43.

Padahal, IHSG sempat mencetak level tertinggi harian di 8.068,00 tak lama setelah pembukaan. Pada penutupan perdagangan Sesi 1, IHSG juga masih bertahan di zona hijau yakni di level 8.046,608 atau naik 21,429 poin (0,27 persen).

Namun, tekanan jual mulai menggerus indeks sejak siang hingga sore. IHSG bahkan sempat menyentuh titik terendah di 7.993,51 sebelum akhirnya bertahan tipis di atas 8.000.

Volume transaksi mencapai 44,54 miliar saham dengan nilai turnover Rp 21,93 triliun dan frekuensi transaksi 2,43 juta kali. Ada 261 saham menguat, sedangkan 410 saham ambruk, dan 131 saham stagnan.

Baca Juga :  Donald Trump Effect Bikin Rupiah Tak Berdaya, Dolar AS Tembus Rp 15.675

Analisis: Sesi 2 Jadi Neraka Mini untuk IHSG

- Advertisement -

Pelemahan IHSG pada sesi kedua hari ini disebut-sebut akibat kombinasi tekanan eksternal dan aksi ambil untung oleh investor.

“Pelaku pasar mulai mengantisipasi rilis data inflasi AS dan keputusan suku bunga The Fed minggu depan. Banyak investor memilih mengamankan keuntungan setelah IHSG mendekati area resistance,” ujar seorang analis pasar modal.

Selain faktor global, tekanan datang dari sektor perbankan dan komoditas yang menjadi penopang utama IHSG. Saham-saham big caps seperti BBRI, BBCA, dan ASII mengalami aksi jual signifikan. Sektor energi juga tertekan seiring koreksi harga batu bara di pasar internasional.

Investor Lokal vs Asing

Data RTI mencatat, investor asing mencatat net sell tipis di pasar reguler. Meski tidak terlalu besar, tekanan jual ini cukup memicu sentimen negatif dan mempercepat penurunan IHSG.

Baca Juga :  Dolar Ambruk ke Rp 16.260! Rupiah Menguat Tajam Usai Serangan Israel ke Iran dan Kekhawatiran Perang Tarif Bayangi Trump

“Market cenderung wait and see, sehingga likuiditas melambat di sesi kedua. Hal ini membuat pergerakan indeks lebih rentan terkoreksi,” tambah analis tersebut.

Proyeksi ke Depan

Meski melemah, IHSG diperkirakan masih memiliki peluang rebound jika sentimen global mereda. Level 8.000 disebut menjadi support psikologis yang perlu dijaga. Jika jebol, indeks berpotensi menguji level 7.950 dalam waktu dekat.

Investor disarankan lebih selektif, fokus pada saham-saham defensif seperti sektor kesehatan dan telekomunikasi yang cenderung lebih tahan terhadap gejolak global. (*)

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radarbisnis.com

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Bisnis WhatsApp Channel : https:http://bit.ly/3DonStL. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img

Terpopuler

spot_img

Artikel Terbaru

spot_img
spot_img
/