27.6 C
Tuban
Friday, 22 November 2024
spot_img
spot_img

Kemacetan: Gaya Hidup Kaum Urban

spot_img

TUBAN, Radar Tuban – Gaya hidup praktis nan mewah masyarakat urban telah merubah wajah perkotaan. Jalanan kota yang dulu lengang, kini dipenuhi pemandangan kemacetan akibat konsumsi kendaraan yang berlebihan. Sebab, kendaraan tidak lagi menjadi kebutuhan, tapi gaya hidup untuk ditontonkan.

Gayung bersambut, tren masyarakat perkotaan itu menjadi peluang bisnis menggiurakan bagi industri otomotif. Pabrikan kendaraan bermotor dalam dan luar negeri berlomba-lomba merancang, mengembangkan, dan memproduksi kendaraan dengan bermacam varian. Dan, semua itu seakan tidak pernah ada habisnya. Berbagai merek kendaraan yang dilempar ke pasaran hampir pasti habis terjual.

Karenanya, hal yang wajar, kian hari jalanan dipenuhi kepadatan kendaraan. ‘’Sementara jalan yang tersedia dari dulu sampai sekarang, ya itu-itu saja,’’ kata Reza Ramadhan, salah satu warga yang tinggal di tengah perkotaan.

Baca Juga :  BAZNAS Tuban Salurkan Rp 13 Miliar Melalui Lima Program Utama

Dikatakan Reza sapaan akrabnya, pemandangan yang menyumpekan itu hampir dirasakannya saban hari. Utamanya saat jam-jam berangkat dan pulang kerja. Salah satu ruas jalan yang kerap menjadi langganan penumpukan kendaraan, yakni Jalan Gajah Mada. Jalan yang membujur dari perempatan Karangwaru hingga Jembatan Merik itu sudah menjadi langganan macet. ‘’Dulu tidak seperti ini, tapi beberapa tahun terakhir ini kendaraan semakin bertambah banyak, baik kendaraan roda dua maupun empat. Benar-benar perubahan (gaya hidup, Red) yang sangat cepat,’’ kata pria yang berdomisili di Jalan Gajah Mada itu.

Kabid Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Dinas Lingkungan Hidup dan Perhubungan (DLH Hub) Tuban Yuli Imam Isdarmawan mengakui, dalam perkembangannya, kendaraan di tengah kota memang semakin padat. Karena itu, sudah disiapkan jalan lingkar selatan (JLS) untuk mengurai kemacetan dalam kota. Hanya saja, sampai saat ini belum bisa difungsikan seratus persen. Pasalnya, belum ada rekomendasi dari instansi terkait. ‘’Masih menunggu rekomendasi,’’ tandasnya.

Baca Juga :  Tiga Bulan Lagi Kadisdik Pensiun, Lelang Jabatan Berpotensi Kembali Digelar

Lebih lanjut pejabat asal Bojonrgoro itu menuturkan, rekomendasi dari instansi terkait itu soal teknis konstruksi. Sebab, selama belum ada rekomendasi, JLS belum bisa dioperasikan seratus persen. ‘’Untuk kemacetan jalan di dalam kota akan dicarikan solusi,’’ ujarnya. (sab/tok)

TUBAN, Radar Tuban – Gaya hidup praktis nan mewah masyarakat urban telah merubah wajah perkotaan. Jalanan kota yang dulu lengang, kini dipenuhi pemandangan kemacetan akibat konsumsi kendaraan yang berlebihan. Sebab, kendaraan tidak lagi menjadi kebutuhan, tapi gaya hidup untuk ditontonkan.

Gayung bersambut, tren masyarakat perkotaan itu menjadi peluang bisnis menggiurakan bagi industri otomotif. Pabrikan kendaraan bermotor dalam dan luar negeri berlomba-lomba merancang, mengembangkan, dan memproduksi kendaraan dengan bermacam varian. Dan, semua itu seakan tidak pernah ada habisnya. Berbagai merek kendaraan yang dilempar ke pasaran hampir pasti habis terjual.

Karenanya, hal yang wajar, kian hari jalanan dipenuhi kepadatan kendaraan. ‘’Sementara jalan yang tersedia dari dulu sampai sekarang, ya itu-itu saja,’’ kata Reza Ramadhan, salah satu warga yang tinggal di tengah perkotaan.

Baca Juga :  Mengajar di Daerah Pelosok, Tiara: Masih Banyak Anak-Anak di Luar yang Butuh Perhatian

Dikatakan Reza sapaan akrabnya, pemandangan yang menyumpekan itu hampir dirasakannya saban hari. Utamanya saat jam-jam berangkat dan pulang kerja. Salah satu ruas jalan yang kerap menjadi langganan penumpukan kendaraan, yakni Jalan Gajah Mada. Jalan yang membujur dari perempatan Karangwaru hingga Jembatan Merik itu sudah menjadi langganan macet. ‘’Dulu tidak seperti ini, tapi beberapa tahun terakhir ini kendaraan semakin bertambah banyak, baik kendaraan roda dua maupun empat. Benar-benar perubahan (gaya hidup, Red) yang sangat cepat,’’ kata pria yang berdomisili di Jalan Gajah Mada itu.

Kabid Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Dinas Lingkungan Hidup dan Perhubungan (DLH Hub) Tuban Yuli Imam Isdarmawan mengakui, dalam perkembangannya, kendaraan di tengah kota memang semakin padat. Karena itu, sudah disiapkan jalan lingkar selatan (JLS) untuk mengurai kemacetan dalam kota. Hanya saja, sampai saat ini belum bisa difungsikan seratus persen. Pasalnya, belum ada rekomendasi dari instansi terkait. ‘’Masih menunggu rekomendasi,’’ tandasnya.

- Advertisement -
Baca Juga :  Trading bisa kaya secara instan, Benarkah?

Lebih lanjut pejabat asal Bojonrgoro itu menuturkan, rekomendasi dari instansi terkait itu soal teknis konstruksi. Sebab, selama belum ada rekomendasi, JLS belum bisa dioperasikan seratus persen. ‘’Untuk kemacetan jalan di dalam kota akan dicarikan solusi,’’ ujarnya. (sab/tok)

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img

Terpopuler

spot_img

Artikel Terbaru

spot_img
spot_img