RADARBISNIS — Dominasi New York di panggung finansial internasional kembali mendapat legitimasi. Kota berjuluk “The Capital of Capital” itu menempati posisi teratas dalam Global Financial Centres Index (GFCI) edisi ke-37 dengan rating 769. London, Hong Kong, dan Singapura membuntuti—formasi yang menegaskan peta kekuatan global belum sepenuhnya bergeser, tapi tengah mengalami getaran besar dari kawasan Asia.
Data yang dirilis GFCI dan dikutip dari Wartaekonomi.co.id menunjukkan bagaimana poros ekonomi dunia mulai menampilkan wajah baru. Shanghai, Shenzhen, dan Seoul bukan lagi “penantang dari Timur”, melainkan pemain yang stabil mengerek reputasi dan daya saingnya. Ketiganya merangsek ke jajaran 10 besar, menandai percepatan transformasi sektor keuangan di Asia.
Gambarkan Perubahan Alur Modal Global
Kenaikan itu bukan sekadar angka. Ini menggambarkan perubahan alur modal global, kebijakan deregulasi yang agresif, serta percepatan inovasi finansial—dari teknologi perbankan, fintech, hingga iklim investasi yang kian matang.
Shanghai dan Shenzhen, misalnya, berkembang menjadi episentrum pasar modal Cina yang tak hanya berorientasi domestik, tetapi semakin diperhitungkan pemain global.
Di sisi lain, Singapura dan Hong Kong tetap memegang peran sebagai gerbang masuk modal internasional ke Asia Pasifik. Stabilitas regulasi, kedalaman pasar, serta reputasi sebagai pusat wealth management membuat keduanya sulit tergantikan, meski dinamika geopolitik kerap menjadi tantangan permanen.
AS Dominasi Daftar Atas GFCI
Sementara itu, kota-kota Amerika Serikat masih mendominasi daftar atas GFCI. Selain New York, San Francisco, Chicago, Los Angeles, dan Washington DC menancapkan eksistensinya.
Namun tren Asia yang terus mendekat jelas memberi sinyal: kompetisi tidak lagi berbasis kawasan, tetapi berbasis kecepatan adaptasi terhadap ekosistem digital dan kebutuhan pasar baru.
GFCI ke-37 juga merekam bagaimana pusat-pusat finansial Eropa seperti Frankfurt, Dublin, Jenewa, dan Luxemburg tetap menjaga reputasi lama.
Meski tidak lagi selalu berada di papan atas, mereka masih menjadi jangkar stabilitas industri keuangan dunia.
Secara keseluruhan, daftar 20 besar GFCI 2025 adalah potret pergeseran zaman. Barat masih memimpin, tetapi Timur tidak lagi sekadar mengejar—mereka menyalip dalam inovasi, keberanian, serta kapasitas transformasi. (*)






